04

540 73 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


3 tahun kemudian...

"Ibuuuu"

Gadis mungil itu berlari menuju dapur sembari membawa sebuah pensil. "Ibu~" rengeknya.

"Eh? Ada apa, sayang ?" Rose yang sedang membuat roti langsung menghentikan kegiatannya terlebih dulu.

"Pensilnya patah"

"Ohh, patah ya ? Kalau begitu serut lah"

"Bagaimana ? Aku tidak bisa"

"Aera, tangan ibu kotor. Kau minta tolong pada kakak Sua ya"

"Baiklah" gadis mungil itu pun kembali ke depan dan menghampiri seorang gadis muda berusia 21 tahun yang sedang menjaga kasir.

"Kakak Sua"

"Ada apa Aera ?"

"Pensil ku patah. Dan aku tidak bisa menyerutnya"

"Mau kakak ajari ?"

Aera mengangguk lucu.

Sua tersenyum, kemudian menuntun Aera kembali ke tempat duduknya. "Sini, kakak ajari"

Saat ini mereka sedang berada di toko roti milik Rose.

Toko itu memiliki 3 orang pegawai, dan salah satunya adalah Sua, dia pegawai tetap di sini.

Dua orang lagi adalah pekerja paruh waktu. Karena mereka bekerja sembari kuliah.

Yang satu bernama Eunji, berusia 20 tahun. Dan satunya lagi Jihun, yang berusia 20 tahun juga.

Eunji masih kuliah, sedangkan Jihun sedang mengantar pesanan roti kepada pelanggan.

Mereka bertiga sudah cukup akrab dengan Rose, terutama Sua. Karena usia mereka juga hanya berbeda sedikit saja.

Usia Rose ? Ya, Rose juga memang masih sangat muda. Saat ini usianya baru menginjak 24 tahun.

Jika Aera tidak mau bermain di rumah bersama sang nenek, maka dia akan ikut ibunya ke toko. Dan saat ibunya bekerja, Aera hanya akan duduk di tempat yang sudah di sediakan untuknya.

Sembari menunggu Rose bekerja, Aera selalu melakukan banyak hal. Contohnya saja menggambar atau mewarnai.

Setelah Rose menyelesaikan rotinya, dia segera menghampiri putri kecilnya itu. "Aera sedang apa ?"

"Mewarnai" kemudian gadis kecil itu menunjukkan hasil pewarnaan yang sudah ia lakukan. "Ibu, baguskan ?"

"Bagus sekali. Putri ibu ini sangat pandai ya"

Aera tersenyum puas. Dia merasa senang mendengar pujian itu.

"Ohh iya, Aera belum makan kan ?"

Aera menggeleng.

"Mau makan sekarang ?"

Aera mengangguk. "Aku lapar, ibu"

"Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi makan"

Aera mengangkat tangannya karena senang. "Yeayy"

"Sekarang bereskan semua pensil warnanya dulu" kata Rose sembari membantu Aera membereskan semua itu. Kemudian dia langsung mengajak Aera pergi.

"Sua, aku titip tokonya ya" kata Rose.

"Iya eonni" jawab Sua.

Rose dan Aera berjalan sembari berpegangan tangan. "Aera mau makan apa ?"

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang