"nindy bangun!!! sudah jam 7 katanya mau interview jam 8 nanti kamu telat!" teriakan wanita yang cukup berumur dibalik pintu kamar.
"sebentar bunda, nindy masih siap-siap sedikit lagi selesai"
"baiklah bunda tunggu di ruang makan saja, cepat selesaikan siap-siap mu dan langsung sarapan"
perempuan yang berada di dalam kamar itu hanya tersenyum simpul setiap mendengar teriakan dari ana, ibu kos yang sudah menganggap nindy sebagai anak kandung nya sendiri, saking akrab nya mereka hingga nindy memanggilnya dengan sebutan bunda.
nindy berasal dari salah satu kota diluar jakarta, ia pindah ke jakarta lantaran orang tua nya yang sudah tiada dan nindy adalah anak tunggal dimana dia harus mencari kerja untuk bertahan hidup, nenek dan tante nya tidak menerima nindy dengan alasan akan menyusahkan keduanya. lalu nindy memutuskan untuk ke jakarta dan mencari kerja, nindy bersyukur bertemu dengan ana si ibu kos yang sangat baik dengan nindy hingga nindy menganggap ana sebagai ibu kandung nya sendiri.
"bunda lihat aku, apakah ada yang kurang dengan penampilan ku?" tanya nindy sesampai nya di meja makan.
"anindya putri elvara, lengkap sudah penampilan mu nak, tidak kurang dan tidak lebih" jawab ana mengembangkan senyum nya.
"aaaa terimakasih bunda, aku jadi lebih percaya diri" nindy kaget ketika melihat jam yang sudah menunjukan pukul 07:45 WIB.
"bunda aku makan ini di jalan saja, aku berangkat dulu" ucap nindy menyambar roti selai dan cepat-cepat berlari ke halte bus dekat kos nya itu.
sesampainya di halte bus ternyata bus sedang berhenti, pas sekali batin nindy. nindy bergegas menaiki bus itu dan segera menuju tempat interview. tanpa ia sadari ternyata nindy sudah sampai di depan wijaya corporation, tempat nindy akan melaksanakan interview nya.
"buset ini gedung apa hotel bintang 100?" tanya nindy terherankan melihat tinggi gedung wijaya corporation yang menjulang ke langit.
setelah terkagum-kagum melihat gedung pencakar langit itu nindy bergegas masuk dan menuju meja resepsionis untuk menanyakan dimana ruangan interview berada.
"permisi mbak saya mau tanya dimana ya ruangan interview perusahaan ini?" tanya nindy dengan sopan.
"disamping kiri ada dua lift, kamu naik lift sebelah kiri dan pencet lantai 14, disana ruangan interview berada" jawab resepsionis itu dengan senyum ramah.
lalu nindy bergegas menuju lift dan ya benar saja lift itu antri oleh para pegawai kantor, nindy yang belum mengetahui seluk beluk kantor ini hanya diam saja dan ikut mengantri sementara jam sudah menunjukan pukul 08:15 WIB.
"duh mati gue udah telat, bisa ga di terima ini mampus"
lalu nindy melihat ada dua orang pria yang naik lift sebelah kanan dengan mudah nya tanpa ikut antrian di lift sebelah kiri seperti nindy dan pegawai kantor lain nya.
"heh kau, enak sekali tidak ikut antri dengan semua di lift ini" tunjuk nindy ke lift sebelah kiri dan ke antrian para pegawai itu.
pria dengan wajah dingin dan tatapan silet itu mengalihkan pandangan nya ke nindy. nindy yang berasa ditatap tajam menatap mata setajam silet itu dengan tatapan tajam balik tanpa perasaan takut atau gimana-gimana.
para pegawai yang melihat itu semua langsung merinding, dan menganga karena baru kali ini ada seseorang yang berani teriak ke bos mereka yaitu pak adit selain mama dan papa nya.
"siapa dia?" tanya adit dengan suara dan wajah sedingin kutub utara.
"aku? aku calon bos disini, mau apa kau? pegawai aja sok banget" kesal nindy menjawab pertanyaan dingin dan terkesan cuek dari adit.
"bawa dia ke ruanganku" perintah adit dengan muka datar.
"baik pak"
"sstt! sini kamu yang nama nya nindy, ikut saya ke ruangan bapak di lantai 35!" pria yang dari tadi disamping adit itu adalah sekertaris adit yang bernama danu.
tanpa ba bi bu be bo akhirnya nindy mengikuti langkah danu untuk menuju ke ruangan bos nya yang berada di lantai 35 wijaya corporation.
sesampainya di lantai 35 nindy merasa sangat dingin dan sepi, sama seperti muka bos tadi, siapa nama nya adit adit halah, batin nindy kesal.
tok..tok..tok..
"masuk"
"pak adit ini calon pegawai yang akan di interview hari ini oleh pihak HRD, perempuan ini bernama anindya putri elvara pak." danu menjelaskan tujuan nindy datang kemari dan bagaimana danu bisa mengetahui nama nindy? apa yang tidak bisa dilakukan oleh sekertaris seorang aditya nicholas wijaya.
"mulai sekarang kamu jadi sekertaris pribadi saya!"
nindy seketika kaget bukan main mendengar ucapan bos nya yang semena-mena itu, ia harus bertanya kenapa bos nya yang bernama adit itu harus main asal tunjuk apalagi nindy baru mau interview.
"tapi pak saya kan-"
"tidak ada bantahan, dan mulai bekerja sekarang!" dilempar nya berkas dan flashdisk kearah nindy.
yatuhan gini amat punya bos, namanya nyemplungi diri ke neraka inimah. batin nindy miris.
"baik pak adit, saya akan mengerjakan pekerjaan yang bapak berikan, namun dimana ruangan saya pak?" tanya nindy yang sedari tadi celingak celinguk bingung letak ruangan nya dimana.
"disini bersama saya" jawab adit dingin lalu kembali berkutat dengan laptop nya.
"HAH" refleks nindy menjatuhkan semua berkas dan flashdisk yang ada ditangan nya tadi dan hanya dibalas tatapan tajam dari adit.
sabar nin, harus sabar punya bos modelan kayak pak adit ini, gapapa demi uang harus kuat. lagi-lagi nindy hanya bisa berbicara dalam hati nya lalu tersenyum kearah adit dan langsung menuju meja nya dan mengerjakan pekerjaan di hari pertama nya kerja itu.
-FALLING LOVE WITH MY CEO-
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO
Romance"nindy tunggu saya! kalo kamu tidak berhenti saya nikahi kamu besok!" suara bariton adit menggema di sepanjang lorong lantai 35 gedung wijaya corporation. "ck selalu ancaman, dia pikir aku takut? sama sekali tidak!" gerutu nindy mempercepat langkah...