selamat pagi

167 3 2
                                    

"PAK ADIT!!!!! AAAAAAA"

teriakan nindy langsung lepas begitu saja ketika ia menyadari posisi nya sekarang yang dipeluk oleh adit, bahkan kaki adit nangkring di pinggang ramping nindy, adit hanya mengangkat alis nya ketika nindy berteriak sekencang itu.

nindy berusaha berontak tapi justru adit memeluknya lebih erat, nindy yang berusaha menyingkirkan lengan kekar milik adit dengan segala usaha nya hanya sia-sia saja, kekuatan nindy tidak ada apa-apanya dibanding dengan kekuatan adit.

"selamat pagi nindy." suara adit terdengar begitu berat dan membuat merinding.

nindy hanya pasrah, kini diatasnya ada adit dengan ekspresi dingin nya justru semakin mempererat pelukan di pinggang ramping milik nindy.

"pak adit mohon lepaskan saya, saya mau pulang pak" ucap nindy mencoba tersenyum manis padahal jauh di lubuk hatinya ingin rasanya dia membuang bos nya itu ke hutan.

"hm"

nindy semakin geram dibuatnya, adit hanya memberi deheman dan sekarang dia memejamkan matanya, dengan posisi dada nindy menjadi bantalan nya.

"PAK SAYA MAU PULANG SEKARANG!!!!" teriak nindy sudah sangat geram dengan bos nya itu, tapi tetap saja tidak ada jawaban pasti dari sang bos.

"tempat tinggal kamu sudah saya cabut akses nya, masalah uang itu gampang, dan ya ibu yang tinggal satu rumah dengan kamu besok juga akan kesini, mulai hari ini kamu tinggal disini, tidak ada alasan karena kamu adalah sekretaris saya, jadi saya gampang kalau ada pekerjaan mendadak tidak perlu menelpon kamu."

nindy menghela nafas nya berat, dia sudah tidak habis pikir dengan adit bos baru nya itu, baru saja dia bekerja seminggu sudah ada permintaan nyeleneh seperti ini.

"gak bisa, saya gak mau pak nanti dilihat tetangga dikira pak adit ini nyimpen simpenan lagi, gak gak gak"

"saya belum menikah, nindy.."

nindy yang masih dengan posisi pasrah nya dibawah adit, cukup terkejut dengan pernyataan bos nya itu. dia pikir adit sudah menikah bahkan mungkin beristri dua. sungguh pikiran nindy berlebihan, segera ia menepis pikiran konyol nya itu.

"oalah."

jawab nindy singkat berusaha menutupi rasa penasaran nya ingin bertanya lebih tentang kehidupan adit, tapi sepertinya sekarang belum waktu yang tepat.

"hanya itu saja jawabanmu nin?"

"ya iyalah, terus mau dijawab gimana sih pak, udah minggir, bapak berat ih minggir saya mau mandi pak adit."

"diluar jam kantor panggil saya adit saja, dan satu lagi, saya bukan bapakmu." jelas adit lalu dia turun dari tubuh nindy, ia berbaring disamping nindy tanpa menghiraukan sekertaris pribadi nya.

melihat tingkah adit yang sepertinya sedikit ngambek karena jawaban nindy, ia sama sekali tidak menghiraukan adit dan langsung bergegas lari ke kamar mandi, menyalakan shower dan cepat² mandi agar dia bisa pulang dengan tenang ke kos nya dan segera memeluk ibu kos nya yang sudah ia rindukan.

adit masih pada posisi yang sama sambil memainkan benda pipih berlogo buah apel tergigit itu, sekarang jam sudah menunjukan pukul 08:45 WIB, nindy keluar dari kamar mandi hanya menggunakan bathrobe berwarna putih yang tergantung di gantungan handuk kamar mandi adit dengan rambut panjang berwarna hitam legam tergerai basah sampai ke punggung nya.

"akhirnya, seger banget deh air di rumah pak bos."

adit yang mendengar ada yang berbicara itu langsung menoleh kearah sumber suara, benar saja nindy berdiri tepat di cermin full body yang terletak disamping lemari berwarna hitam milik adit.

pemandangan yang tidak pernah adit lihat sebelumnya, sangat indah. nindy yang tidak sadar ada sepasang mata tajam berwarna hijau memperhatikan setiap gerak gerik nya, ia masih sibuk dengan acara berkaca dan memuji dirinya sendiri, persetan dengan adanya adit dia tidak peduli, toh dia masih menutupi tubuhnya.

tubuh nindy yang ternyata setelah diperhatikan, ia memiliki tubuh yang sintal, ukuran payudara dan adit melirik kebawah, semuanya pas menurut adit. adit masih tetap memandangi tubuh wanita yang sedang ada di depannya itu. adit juga laki-laki normal melihat hal seindah itu membuat gairah didalam dirinya bangkit.

"pak bos, haloo pak bos." nindy menatap heran kearah adit yang tidak berkedip sama sekali.

"ADITYA NICHOLAS WIJAYA!!" seru nindy karena sudah sangat geram dengan bos yang menjengkelkan itu.

tunggu, darimana nindy tau nama lengkap bahkan marga yang adit punya? tentu saja dia tau, sebelum ia bekerja di wijaya corporation nindy sudah mencari tau nama CEO di perusahaan tersebut, ia pikir siapa tau CEO nya masih muda dan single, dia akan bersumpah akan mendapatkan hati CEO itu.

tapi setelah tau siapa CEO wijaya corporation, ia menarik lagi sumpah nya karena mana mau dia dihadapkan dengan bos nya itu, bahkan sekarang nindy harus mau serumah dengan adit.

"hah, apa?" adit tersadar dari imajinasi liar yang ia pikirkan ketika melihat tubuh nindy, ia membayangkan akan menyentuh setiap inchi tubuh nindy dan meninggalkan tanda kepemilikan disana. ah sudahlah ia membuang pikiran gila nya itu jauh-jauh mengingat nindy adalah sekertaris nya dan sekarang adit akan tersiksa dengan kehadiran nindy untuk tinggal dirumahnya itu.

"saya mau ganti gak ada baju, baju semalam kotor pak, mending saya pulang aja deh daripada ngerepotin pak adit yakan." tawar nindy mencoba membujuk adit, tapi dihiraukan adit begitu saja.

"lemari paling kiri sudah ada baju dan beberapa pakaian dalam kamu, saya membeli dan menyiapkannya sendiri."

nindy yang mendengar itu dari mulut adit seketika merasakan pipi nya panas, pasti memerah karena malu, cepat-cepat ia pasang ekspresi biasa saja agar tidak diejek adit si menyebalkan.

"sepertinya anda sudah sangat menyiapkan kehadiran saya dirumah ini."

adit hanya menoleh sekilas lalu kembali memperhatikan layar handphone nya.

"tentu saja anindya.."

-FALLING LOVE WITH MY CEO-

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang