nindy membuka mulut nya seketika mendengar apa yang diucapkan oleh bos nya itu. lagi-lagi nindy dibuat terkejut dengan sikap adit yang tidak bisa ditebak itu, kadang baik kadang dingin. ingin rasanya nindy melempar nya dengan vas bunga.
"pak anda gak salah mau antar saya?"
"hm."
setelah mendengar jawaban singkat adit, nindy langsung menyambar tas nya yang berada diatas meja kerja nya, sementara adit sudah berjalan duluan dan diikuti nindy berjalan dibelakang nya.
suara heels nindy memenuhi lorong lantai 35. mereka berdua sudah berjalan sampai lantai bawah dan tentu saja mobil adit sudah siap didepan pintu besar utama wijaya corporation. tanpa banyak bicara dua manusia itu langsung masuk kedalam mobil dan langsung dilajukan oleh adit melewati deras nya hujan malam itu.
udara malam itu sangat dingin ditambah ac mobil adit yang menyala. di sepanjang perjalanan pulang, nindy merasa canggung karena dari tadi sampai sekarang sudah 20 menit perjalanan hanya terdengar suara hujan dan tidak ada pembicaraan.
"rumah kamu dimana nin?" tanya adit yang tiba-tiba memecah keheningan dan dingin nya malam itu.
"em itu pak saya nge kos hehe, masih sekitar 15 menit lagi." jawab nindy cengengesan dan langsung diberi tatapan tajam oleh adit. tidak terlihat karena gelap dan remang-remang, namun tatapan dingin adit terasa sampai ulu hati.
"hm"
hujan turun semakin deras disertai angin dan suara guntur saling bersautan ditambah kilatan petir yang mengerikan di langit jakarta.
nindy merasa kedinginan, pasalnya dia hanya memakai rok span yang panjangnya diatas lutut pas serta kemeja berwarna putih yang lumayan tipis. tanpa ia sadari mata nya sudah tak tahan menahan kantuk yang menyerangnya tiba-tiba dan sepersekian detik nindy sudah terlelap.
"nindy ini yang mana?" adit yang merasa sudah berjalan 15 menit dari apa yang dikatakan nindy sebelumnya segera bertanya dimana kos nya.
adit yang fokus ke jalanan akhirnya menoleh kesamping kiri karena 1 menit pertanyaan nya tidak dijawab oleh nindy, dan benar saja nindy sudah tidur bahkan mungkin sudah sampai di alam mimpi.
adit membawa mobil yang mereka kendarai ke pinggir jalan dan diberhentikan nya mobil itu. adit memandangi nindy, mendekat memperhatikan wajahnya, semakin mendekat hingga tersisa jarak hanya beberapa cm antara wajah mereka, hingga parfum nindy tercium jelas di indra penciuman adit.
"kamu cantik nindy, kalau lagi gak banyak ngomong." gumam adit tersenyum simpul. masih dipandangi nya wajah nindy, dan tanpa adit sadari tangan nya bergerak ke kepala nindy, dielus lembut puncak kepala nindy dengan terus menampilkan senyuman nya, lalu turun kebawah, di belai halus pipi nindy membuat nindy sedikit terusik.
adit yang menyadari kalau perlakuan nya barusan segera menjauhkan diri nya dari nindy, jantung nya sedikit tidak bisa di kontrol karena sempat berdekatan dengan wajah cantik nindy, bahkan disaat tidur saja terlihat cantik.
"aku bawa ke rumah saja, sudah malam."
adit langsung menghidupkan kembali mobil nya dan langsung mengemudikan nya kearah kediaman nya.
hanya membutuhkan waktu 10 menit adit sudah sampai di rumah nya, setelah sampai ia langsung turun dari mobil dan membukakan pintu nindy, nindy yang masih tertidur pulas bahkan sudah tidak akan bangun jika mendengar suara ledakan sekaligus.
digendong nya badan nindy masuk kedalam rumah besar milik anton wijaya, papa adit. memang adit sudah memiliki apartemen tapi kedua orang tua nya masih menginginkan adit untuk tinggal bersama mereka.
diluar hujan masih sangat deras, bahkan bisa di prediksi besok akan banjir. adit segera membawa nindy ke kamarnya, ditidurkan lah badan nindy diatas kasur ukuran king size milik adit, lagi-lagi nindy tidak terusik malah dia menemukan guling yang sangat empuk dan nyaman dan dipeluk dengan erat.
adit yang melihat itu hanya tersenyum sekilas. ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan nya yang terasa lengket itu. setelah adit menyelesaikan acara membersihkan badan nya itu ia berganti baju tidur dan menuju meja kerja disamping kasur nya yang dibuat tidur oleh nindy.
jam sudah menunjukan pukul 23:45 WIB, adit menyudahi pekerjaan proyek kantor nya untuk dia cek besok hari nya, saat adit beranjak ke kasur posisi nindy sudah terlentang. adit tidak sengaja melihat kearah dada nindy dan benar saja kancing atas kemeja nindy terbuka satu, tentu saja melihat pemandangam seperti itu membuat naluri laki-laki adit muncul di otak nya, cepat-cepat adit menepis pikiran nya dan merebahkan badan nya disamping nindy dan tertidur.
iya mereka tidur satu ranjang dirumah adit.
cahaya matahari sudah muncul, memasuki celah setiap rumah di dunia ini. nindy yang merasa terganggu oleh sinar matahari membuka mata nya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mata nya serta, tunggu sebentar nindy tidak berada didalam kamar kos nya, melainkan dirumah adit.
"ini kamar siapa?" dengan nyawa yang masih setengah, nindy memaksa mata nya untuk segera bangun dan mencari tau dia berada di kamar siapa.
betapa terkejutnya dia saat melihat ada wajah bos nya itu, pak adit. iya adit. nindy yang memaksa dirinya untuk segera bangun justru malah kaget setengah mati dengan posisi nya sekarang.
"PAK ADIT!!!!! AAAAAAA!!!!"
-FALLING LOVE WITH MY CEO-

KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO
Romance"nindy tunggu saya! kalo kamu tidak berhenti saya nikahi kamu besok!" suara bariton adit menggema di sepanjang lorong lantai 35 gedung wijaya corporation. "ck selalu ancaman, dia pikir aku takut? sama sekali tidak!" gerutu nindy mempercepat langkah...