kecupan

249 4 1
                                    

setelah perdebatan sengit antara adit dan nindy, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk turun kebawah untuk makan siang, dan benar saja di meja makan sudah ada kedua orangtua adit serta ada bunda ana, iya ibu kos nindy.

"selamat siang om tante, siang bunda" sapa nindy ke orang tua adit serta bunda ana dengan senyum yang sangat manis.

"siang nak, ayo duduk dulu." balas ratih, mama adit.

"adit sudah bilang ke saya, kalau kamu nak nindy akan tinggal bersama kami, karena katanya kamu adalah sekretaris pribadi nya, tidak masuk akal tapi terserah adit saja." jelas anton kepada nindy dan bunda ana.

"nindy, bunda mengizinkan untuk kamu tinggal disini, bunda juga diminta untuk tinggal disini tapi bunda tidak bisa, bunda harus menjaga kos dan banyak urusan yang belum bunda selesaikan."

"yahh bunda kok gak bisa." nindy memasang raut sedih nya karena ternyata ana tidak bisa menemani ia untuk tinggal dirumah adit, rumah pak anton lebih tepatnya.

"tidak apa-apa nak, disini ada kami dan juga adit akan menjagamu. iyakan dit?" tanya ratih menoleh kearah anak semata wayangnya itu.

adit hanya mengangguk tanda meng-iyakan.

makan siang berlangsung dengan keheningan, sesekali memang mengobrol tapi kembali hening. jam sudah menunjukan pukul 16:00 WIB, ana memutuskan untuk pamit dan ternyata orang tua adit juga akan pergi ke luar kota selama 2 minggu untuk menjenguk kakak anton yang sedang sakit.

"hati-hati ya om sama tante, nindy akan jaga rumah sip." ucap nindy seraya mengacungkan jempol nya sambil tersenyum manis.

"panggil mama dan papa saja" ucap ratih.

"i-iya mama dan papa hati-hati ya." sekarang nindy memeluk wanita yang sudah cukup tua itu sambil meyakinkan bahwa dirinya dan adit tidak akan bertengkar.

mobil hitam yang membawa anton dan ratih sudah menjauh dari pekarangan rumah mewah anton wijaya. kini tersisa adit dan nindy, pembantu mereka ada di pavilion belakang rumah dan bangunan itu terpisah dengan rumah utama.

nindy masuk lalu mengunci pintu utama rumah mewah itu, naik keatas sampai ke kamar adit lalu ia masuk, dia tidak melihat bos menyebalkan itu ada di kamarnya, hari ini ia gagal berangkat ke kantor karena adit, jadi nindy mengerjakan pekerjaan kantor nya di sofa empuk berwarna hitam di sudut kamar adit.

satu jam berlalu, dan adit memasuki kamarnya ia melihat kearah nindy yang sibuk dengan laptop serta beberapa berkas disampingnya tapi tunggu, tatapan adit berhenti tepat di paha mulus milik nindy, pasalnya nindy hanya menggunakan mini dress berwarna soft pink.

"ekhem."

"eh pak adit, ada yang bisa saya bantu?" tanya nindy lalu kembali berkutat dengan laptopnya.

"panggil adit saja nindy. sekarang segera siapkan makan malam."

nindy yang merasa perintah bos nya harus dilaksanakan langsung menutup laptopnya dan merapikan berkasnya lalu ia taruh ke meja depan sofa.

sesampainya di dapur, ia segera mengambil beberapa bahan untuk ia masak. nindy berencana akan memasak nasi goreng seafood saja karena melihat ada udang dan cumi-cumi di kulkas tadi.

15 menit berlalu, sekarang nindy sedang mengoseng nasi gorengnya. tiba-tiba ia tersentak kaget ketika merasakan ada tangan yang berotot melingkar di pinggang rampingnya.

"pak adit lepasin, dilihat bibi malu-maluin pak." upaya nindy berusaha melepaskan tangan kekar itu dari pinggang nya, namun sia-sia.

"semua sudah saya suruh masuk kamar nya, jadi tidak akan ada yang melihat kamu dan saya sekalipun saya mencium mu sekarang." suara adit terdengar berat tepat di telinga nindy, hembusan nafas adit terasa panas di tengkuk nindy.

"hmm, pak minggir dulu saya mau lanjutin ini loh nanti gosong." nindy sibuk mengoseng nasi goreng nya dan sedikit menambahkan bumbu yang dirasa kurang, setelah dirasa cukup ia mematikan kompornya. bagaimana dengan adit? masih dengan posisi tangan kekarnya melingkar di pinggang nindy. seperti pasutri baru saja.

"adit, sekali lagi kamu memanggil saya dengan embel-embel 'pak' akan saya hukum kamu nin." ucapan adit terdengar begitu menakutkan sehingga membuat nindy merinding.

"iya iya adit, udah sana dulu beresin pekerjaan proyek anda yang gagal karena ulah anda hari ini."

tanpa menghiraukan nindy berbicara, adit langsung mengangkat tubuh nindy dan menggendong nya ala bridal style, nindy sudah berontak dengan berbagai cara namun kekuatan dia tak sebanding dengan adit yang memiliki perawakan tinggi tegap serta tubuh yang atletis.

adit membawa nindy menuju kamarnya, adit sengaja tidak memberi kamar lain ke nindy agar dia tidur dengan adit walaupun adit nanti harus di sofa tapi ia senang nindy berada disekitarnya.

"adit turunin woi, turunin apa gue tendang tuh masa depan." pemberontakan nindy tak berarti apa-apa bagi adit, ia menidurkan nindy di kasur king size nya itu.

"apa-apaan sih ini hah, adit liat saya!" teriak nindy protes karena apa yang telah dilakukan adit sangatlah lancang.

"pake aku-kamu."

"oke fine, kamu ngapain sih?!" tanya nindy setengah menahan emosi nya yang menggebu.

"jangan emosi, nanti cantiknya hilang."

adit justru menggoda nindy yang dari tadi mati-matian menahan emosi nya agar tak meledak dihadapan adit. tapi justru adit sendiri yang membuat nindy semakin menjadi-jadi, sekarang nindy sudah mengepalkan tangan nya siap meninju bos nya itu.

"ADIT STOP!" teriak nindy frustasi menghadapi adit, dipikiran nindy sekarang bahwa adit adalah laki-laki dewasa yang masih mempunyai sifat kekanakan.

tanpa aba-aba, adit memberikan kecupan di bibir nindy. nindy yang merasakan kecupan dari adit langsung membuka matanya lebar.

"kenapa?" tanya adit polos.

"sabar nindy sabar." nindy berbicara kepada dirinya sendiri agar terus sabar menghadapi bos nya yang amat sangat menjengkelkan itu, nindy langsung mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuhnya sampai muka.

adit yang melihat hal itu tersenyum kecil, sedikit demi sedikit kebahagiaan mulai menghadiri hidupnya kembali.

"saya akan mendapatkanmu, anindya putri elvara. bagaimanapun caranya, kamu akan menjadi milikku seutuhnya."

-FALLING LOVE WITH MY CEO-

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang