1. Gosipnya keluarga

70 7 0
                                    

Pada suatu hari saat dunia hiruk pikuk, sibuk saling mencapai targetnya masing-masing. Di dalam kamar yang dibuat temaram dan nyaman, tinggal lah seorang gadis yang sepasang dimple-nya mudah muncul apalagi saat melihat adegan film seperti ini membuatnya terbawa perasaan, senyum-senyum sendiri misalnya. Tak luput dari kedua gigi depannya yang mirip seekor kelinci. Membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona oleh wajah manisnya.

"Cantiknya ... Kenapa si aku kalah sama bocil kek Eleven," racau Jihan setelah menyelesaikan tontonan seriesnya yang berjudul Stranger Things. Waktu dan tempat yang paling pas membuat mood Jihan meningkat berkat bermalas-malas an di kamar. Lagi pula ia tidak akan mendapat wejangan Sang Mama jika bermalas-malasan setelah bekerja.

"Jihan! Turun!" Panggilan yang akhirnya membuat dunia seorang Jihan berhenti seketika. Ternyata realita menjadi kontradiksi bagi ekspetasinya.

Suara Mamanya bagaikan lonceng berakhirnya dunia kebebasan. Gadis itu tidak pernah menyahut dengan ikut berteriak karena Sang Nenek pernah memberi petuah bagi para cucunya, "Seorang perempuan dianggap tidak sopan jika berteriak kepada orang tuanya," alangkah
baiknya bertindak langsung lebih baik daripada banyak berbicara.

"JIHAN CEPAT KE SINI!" Selanjutnya, Sang empu nama buru-buru mengenakan sandal rumah dan berlari tergesa-gesa menuju sumber suara.

"Tidur melulu! cepat bawa baju ke atas. pokoknya sampai mama ke kamar kamu, bajunya harus sudah disetrika," perintah Sang Mama dengan wajah kelelahan, namun yang ditangkap Jihan adalah wajah marah.

Mood Jihan menurun drastis saat dituduh selalu tidur padahal ia tengah memenuhi list film yang dia tonton dan bacaan non-fiksinya. Malas berdebat, Jihan pun menjinjing keranjang berisi baju menuju lantai dua kamarnya.

Belum sempat ia naik ke tangga, suara bisik-bisik menarik insting kepo Jihan tertarik untuk menguping, diletakkan keranjangnya di tangga dan fokus pada suara dua orang wanita yang tengah memasak.

"Si Jihan mah emang pemalas dari sejak dulu. Makannya saya gak percaya kalo nitip in rumah pas yang lain punya jadwal. Bisa-bisa maling bakal ngira rumah gak ada siapa-siapa kalo sepi, padahal ada si Jihan." Buku-buku jari Jihan memutih akibat terlalu menggenggam erat sisi tangga.

Jika diilustrasikan sebagai karakter visual komik maka wajahnya sudah bersemu merah menyala, mengeluarkan tanduk dan keluar asap dari kedua telinganya.

Jihan tertawa dengan sengaja membuat Tantenya yang sedang bergosip merasa terciduk dan malu.
"... dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain," Jihan terlanjur kesal, alih-alih ikut mencaci maki ia lanjutkan kembali sindirannya dengan mengambil beberapa kutipan dari ayat suci, "Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Surah Al Humazah ayat 12." Tak segan Jihan berteriak demikian, tidak peduli jika dirinya akan dimarahi oleh penghuni rumah yang lain, ia hanya memberi sedikit siraman rohani.

Jihan melanjutkan menaiki tangga menuju kamarnya, membanting pintu begitu tiba di kamarnya. Meletakkan keranjang di sisi kasur, ia kembali merebahkan tubuhnya sambil memandangi dinding kamar berhiasan karya lukis Disney-nya.

Jangan salahkan Jihan karena rasa malas tiba-tiba mendatanginya, ia mudah tersinggung jika mengetahui orang membicarakannya di belakang.

Jihan menyalakan speaker bluetooth-nya dan memainkan lagu Fire yang dinyanyikan oleh boyband asal Korea, BTS dengan volume keras sambil ikut bernyanyi mengikuti irama dengan suara tak kalah keras. Jihan mulai gila dengan dunianya sendiri.

Tuk! Tuk!

Kaca jendela dilempari dengan batu kerikil setelah beberapa saat Jihan tersadar. Apakah ini teguran dari tetangga?

"Maaf bu! Nanti saya kecilkan suaranya. tiba-tiba aja musiknya
nyala terus gak bisa dimatiin." Jihan jelas berbohong. ia berucap tanpa melihat siapa pelakunya, lalu ia kaget saat tahu ada Bisma sedang menengadah ke arah jendelanya.

Jihan mengambil Hp-nya dan menghubungi nomor Bisma, tidak berniat berteriak-teriak melalui jendela karena ia bukan Rapunzel dengan suara lembut meskipun sudah berteriak dari dalam kastil, begitu pangerannya datang untuk mengajaknya berpetualang. Jihan tidak mau ambil resiko membuat dirinya mendapat omelan karena suaranya yang tidak semulus Anna Kendrick berteriak.

"Halo. Kenapa sih ka?" tanya Jihan dengan suara dibuat setenang mungkin. Padahal ia tengah
malas meladeni Bisma yang datang saat moodnya turun.

"Mana muka kamu nya atuh? Gak sopan kalo saya ada di sini terus kita ngobrolnya gak saling menatap." Nada suara Bisma terdengar usil.

Jihan otomatis menuruti Bisma seperti program teknologi Al. Ia melihat Bisma dan berusaha memberi senyum dengan tulus.

"Senyumnya gak tulus," komentar Bisma membuat Jihan menggeleng spontan sambil tertawa karena aktingnya semudah itu terbongkar.

"Kenapa kak? Jihan mau nyetrika nih. nanti ibu negara keburu datang."

"Yeh kamu teh lupa? Weekend ada jadwal latihan. Kamu udah janji gak akan alasan lain-lain."

Jihan menepuk jidatnya benar-benar lupa soal jadwal hari ini. lantas ia menengok jam di ponselnya menunjukkan pukul 13:00 artinya ia terlambat untuk datang. Seketika wajah pelatih berkumis baplang terbayang tengah melotot marah. Jihan menggeleng karena tidak
suka dimarahi.

"Kakak ngapain kesini dulu? Nanti kalo pelatih marah gimana?"
Jihan agak khawatir tahu Bisma akan diomeli oleh pelatih karena terlambat. Ngomong-ngomong Bisma adalah salah satu kartu AS milik Brahmastra Volleyball Club yang baru saja mendapatkan penghargaan. Ia juga berbakat lari atletik di sekolahnya. Cowok itu dikaruniai fisik yang sangat baik sehingga Bisma berpotensi di bidang olahraga.

Minatnya lebih berfokus pada Voli sebagaimana ibunya menyukai olahraga itu. Tapi bukan berarti Bisma sendok emas yang
diperlakukan khusus oleh pelatih.

"Dimarahinnya gak sendirian. Bareng sama kamu aja gapapa. Nanti pas dimarahin, kita ngobrol lewat telepati oke? ada yang mau saya sampein ke kamu." Jihan mengerutkan keningnya tidak mengerti.

Well, Bisma bukanlah tipe laki-laki baik yang akan memperlakukan perempuan layaknya ratu. Banyak anggota voli yang semakin tidak menyukai Jihan karena cara berinteraksi Bisma kepada Jihan berbeda dari anggota putri lainnya.

Tapi orang hanya melihat apa yang ingin dilihatnya bukan?

Bersambung ...

》》》💜《《《

Write : 31 Mei 2021
Publish : 22 Juni 2021

Tadinya ini cerita buat sarkat di KMO sebelum lengser. Daripada jadi pajangan di draft yauda aku publish mheheh

Salam cintah dari author terketjehJangan lupa makan yang banyak 😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam cintah dari author terketjeh
Jangan lupa makan yang banyak 😍

I Purple This GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang