4. Sebelah rasa

18 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisma Antasena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisma Antasena

》》》💜《《《

Setengah jam yang lalu bel pulang berbunyi dan sekolah mulai menyisakan beberapa siswa yang masih melakukan kegiatan tambahan non akademik dan akademik. Ekskul Paskibra dan Voli misalnya, yang paling giat dan aktif menggunakan lapangan jika memasuki musim perlombaan.

"Selin! Gue bosen, demi Lery pengen balik ke rumah." Jihan duduk selonjoran di atas rumput, tidak peduli jika roknya akan semakin naik ke tas paha. Toh sekolah sudah tidak seramai KBM. Di depan mereka hanya ada beberapa anak Voli sedang latihan. Suara pantulan bola membuat Jihan merinding.

"Gila ini mah. Ka Bisma ganteng banget anjir. Makin betah buat ngaret balik." Selin tampak antusias. keduanya duduk dibawah pohon pinus yang tidak jauh dari jangkauan lapangan, beralasan rumput, jadi mereka tidak perlu repot takut kotor oleh tanah.

"Bodo amat ah." Jihan memutuskan membaca Tabtoon favoritnya. Ia menjadikan paha Selin sebagai bantal, tidak peduli jika Selin nantinya akan kesemutan.

"Ka Bisma ke sini! dia ke sini!" Suara panik Selin membuat kepala Jihan jatuh terbaring di atas rumput.

"Kenapa si Selin anak Pak Kusdi lo heboh amat-" Bisma mendekat ke arah mereka sambil melempar jas almamaternya hingga mengenai wajah Jihan.

"Tebar-tebar paha aja teros kamu teh, sampai matanya Ope katarak jelalatan liatin yah." Jihan salah tingkah, rupanya ia seceroboh itu. Ia pikir tidak akan ada yang memperhatikannya. Jika Bisma tidak menegurnya, ia pasti akan terus begitu sampai tidak sadar sudah berapa mata yang meliriknya nakal. Buru-buru Jihan menutup kakinya dengan jas yang diberikan Bisma.

"Halo ka." Selin menyapa cowok yang berkeringat di depannya, membuat garis tegas wajahnya tampak jelas di terpa sinar mentari sore. Ia ingin mendengar suara Bisma menyapanya juga. Namun yang dilakukan Bisma hanya tersenyum singkat. Hati Selin mencelus seketika, wajahnya menjadi bete begitu Bisma kembali ke lapangan.

Tatapan ragu pun Selin pusatkan kepada sahabatnya yang diam seolah tidak terjadi apa-apa.

"Jian balik!" Selin bergegas merapikan tas, bekas jajanannya, dan membersihkan roknya dari sisa rumput yang menempel.

"Giliran udah pewe, tuan putri diusik." Jihan bermalas-malasan.

"Cerita ga? Lo ada hubungan apa sama Ka Bisma?" tembak Selin tanpa ragu, to the point, singkat tapi mengejutkan Jihan.

"Ngak ada ih. Suer." Jihan menunjukkan dua jarinya, berusaha meyakinkan Selin, lantas ia menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"Bagus ya tuan puteri santai-santai di sini. Gak tau gimana temen seperjuangannya lagi dibabat habis-habisan sama bu Tuti." Suara lain menyadarkan Jihan yang semula santai langsung berdiri.

"Kenapa dengan butut?' Jihan dengan wajah polosnya bertanya. Ia masih mengunyah sisa camilannya dalam keadaan agak panik.

"ADUH GUE KELUPAAN!" Jihan menepuk jidatnya lalu meringis karena kebiasaan lupanya. "PAMERAN HUT RI."

"Jangan keras-keras tuan puteri." Arka menarik Jihan menjauh dari Selin. Laki-laki pemilik tan skin itu mendekat merangkul Jihan akrab untuk berbisik.

"Selin lagi suka sama seseorang ya?" Arka memang yang paling peka soal gerak-gerik sahabatnya melebihi mata elang pengawas ujian.

"Mau jawaban jujur atau bohong?" balas Jihan karena ia tidak yakin mengatakan kebenarannya. Melihat wajah Arka yang terlihat siap mengekspresikan kesedihannya selama menikmati masa terjebak cinta bertepuk sebelah tangan dengan Selin.

"Bohong."

"Selin lagi gak suka sama siapa-siapa kok." Arka tersenyum nelangsa, jawaban Jihan tepat sesuai dugaannya. Dilepaskannya rangkulan Jihan, ia memandangi Selin yang berada di bawah pohon pinus, mengunyah camilan, Arka membayangkan bagaimana rasanya ia menjadi angin yang menerpa pipi lembutnya, menjadi sinar mentari yang menerpa wajah cantiknya dan menjadi pohon sebagai tempat cewek itu bersandar. Sial. Fantasynya berbahaya untuk jantungnya yang kian berdetak walau hanya memikirkannya saja.

"Lo pernah gak sih ngerasain hari paling berat tapi setelah melihat orang yang lo kagumi, seketika lo jadi bersemangat lagi dan berpikir semuanya akan berlalu." Arka mengajak Jihan berbicara tanpa mengalihkan sedikit perhatiannya dari sosok gadis itu. Jihan ikut membayangkan perkataan Arka.

Hari terberat seperti awal latihan menjadi anggota Bramasta. Tidak pernah cukup rasanya jika pelatih Voli belum membentaknya dan melihat perkembangan Jihan dalam sehari. Jihan mengagumi salah satu jagoan Bramasta. Dia Andhika, laki-laki pertama yang membuat jantung Jihan berdebar karena dengan suka rela, Andhika menawari dirinya untuk melatih Jihan. Cowok itu tahu, Jihan sedang berada di bawah tekanan pelatihnya.

Mengingat momen itu saja membuat hati Jihan menghangat.

"Lo ngapain ngelamun sambil senyum-senyum sendiri? mikir jorok yah?"

Jihan memukul bahu Arka kesal karena Fantasy-nya buyar begitu saja dengan tuduhan tak sehat.

"Jangan kabur. Di sanggar lagi gak baik situasinya, mendingan lo datang terus kasih liat sketchbook lo yang buat pameran, siapa tahu Bu Tuti rada kepincut sama karya elo." Arka mengingatkannya. Sebagai ketua Ekskul Animator sudah sewajarnya Arka memaksa anggotanya untuk patuh kepadanya.

"Ayay siap pak!"

Arka mulai meninggalkan Jihan menuju sanggar Animator, dibalik wajahnya yang tegas dan tipikal orang penuh percaya diri wajah Arka terlihat agak mendesu untuk hari ini.

"Bapak Arka!" teriak Jihan. Ia tidak sadar jika suaranya ikut menarik atensi beberpa anak di lapangan termasuk Selin. Arka menoleh kaget karena sadar diri ia tengah diperhatikan juga.

"Jangan khawatir! Semua bakal baik-baik aja kalo lo tetap percaya diri! Lo bakalan jadi orang terpantas untuk bahagia di satu momen tertentu. Jadi tetap bertahan! Oke." Jihan berteriak lagi sambil meninju udara dengan penuh semangat.

SPLASH!!!

"Anjing kaget!" umpat Jihan, menjadi latah saat bola voli mengenai kepalanya. Ia menoleh dan mendapati pelaku tengah tersenyum polos. Siapa lagi yang suka usil kepada Jihan kalo bukan Bisma Antasena pelakunya?

》》》💜《《《

Arka Lee Aswono-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka Lee Aswono
-


-
-
-
-
Edit : Apabila Anda menemukan kesamaan kata, frasa, karakter tokoh, konflik, dll yang merujuk pada tuduhan plagiat dari cerita saya. Itu karena kebetulan yang tidak disengaja. Terima kasih

I Purple This GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang