3. Cuma Temen

22 4 0
                                    

Hidup itu sandiwara
Yang nyata ternyata delusi
Terlarut posesi berujung kau gila sendiri
Hari-harimu berarti
Jangan pikirkan yang kemarin
Biarlah dia hangus terbakar sirna ambisi
- Risa Sarasvati

Hidup itu sandiwaraYang nyata ternyata delusiTerlarut posesi berujung kau gila sendiriHari-harimu berartiJangan pikirkan yang kemarinBiarlah dia hangus terbakar sirna ambisi- Risa Sarasvati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihan Aliya

》》》💜《《《

Cakrawala masih belum menunjukkan Sang surya, Jihan mulai menimba air sambil sedikit bersenandung menikmati gema yang memantulkan suaranya dari dalam sumur.

Butuh setengah jam bagi Jihan untuk mandi. Hal itu normal karena ia perlu menimba air seperti biasa. Satu satunya warga yang masih punya sumur langsung adalah Nenek Jihan, tak heran jika dari rumah ini terdengar katrol besi berputar jika butuh diolesi Oli.

Selama dua jam, Jihan sudah siap dijemput Bisma di depan rumahnya dengan seragam rapi, menuju sekolah mereka.

"Jadi kaka mau datang?" Jihan bertanya pada Bisma dalam boncengan sepedanya. Kemarin malam sepulang latihan voli, Bisma mengatakan jika Ibunya akan menikahi pria lain. Jihan tidak bisa menebak bagaimana perasaan cowok itu saat mendapat kabar tersebut. Ngomong-ngomong orang tua Bisma bercerai saat Bisma SMP. Selama ini, Bisma tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai guru SLB.

"Kalo kakak gak bisa datang juga gak apa-apa. Kaka bisa bilang dulu sama Bunda atau Ayah kakak."

"Saya mau datang aja. Saya gak mau bikin Bunda sedih gara-gara kesayangannya gak datang. Hehehe." Bisma merespon sebelum ia berhenti saat lampu merah menyala.

Juni 2017《《《

"Siapa yang mau orang tuanya cerai, Jian? Saya gak mau mereka pisah. Tapi saya juga kasihan sama Ayah dan Bunda kalo mereka memaksakan hubungan tanpa perasaan apapun." Bisma men-drible bola voli berkali-kali. Nada berbicaranya bergetar seperti menahan sesuatu yang tidak beres. Ia mengelak tudingan tetangga yang menuduh dirinya sebagai penyebab penceraian kedua orang tuanya. Jihan beralih dari lukisan Winnie menatap sepasang netra Bisma yang mulai berkabut, kedua telinganya jadi merah.

"Kamu gak usah ikut-ikut an mikirin masalah saya, yah." Bisma tersenyum membuat Jihan merasa bersalah karena cowok itu gagal menyamarkan perasaannya dan Jihan tahu apa yang disembunyikan Bisma.

"Sok tahu. Huuu!" Jihan kembali menatap gambar Winnie the Pooh yang belum tuntas. Cewek itu menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"Kalo enggak, kenapa atuh jidat kamu kerung gitu kayak mikir yang banyak utang." Bisma berusaha mengendalikan suasana. Jihan langsung memukul Bisma keras karena gemas. Entah cowok itu loyo atau sengaja, ia terduduk di lantai dan mulai menangis sambil menutup wajahnya.

"Hiyaaaa. Digituin nangis. Maafin Jian. Habisnya kalo ngomong suka aneh-aneh." Bisma tidak menggubris. Cowok itu semakin terisak dibalik kedua telapak tangannya.

I Purple This GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang