t w o

93 16 2
                                    

t w o | where are u?

Directed by Haruichi Furudate • queenrosemary

Pandangan terfokus pada pijakan, sementara kedua tangan memegang sebuah tas berwarna hitam. Entah apa yang gadis itu pikirkan, ia terhenyak. Ia menghela napas kemudian dan menatap ke depan menanti kereta datang.

Perjalanan dari rumah dan juga ke sekolahnya menempuh dua stasiun, jadi ia harus bangun lebih awal agar tidak ketinggalan kereta. Terlebih, pagi itu ia sudah berjanji akan menemani Kuroo juga Lev untuk berlatih.

Ditunjuknya ia sebagai manajer tim basket putra membuatnya sedikit gugup, khawatir ia tidak mampu melakukannya dengan baik. Jujur, awalnya ia sedikit takut---membayangkan isinya adalah kumpulan lelaki dengan badan kekar dan menjulang tinggi.

Namun, begitu melihat mereka secara langsung, ia sedikit lega. Terutama saat melihat Kenma yang entah kenapa membuatnya nyaman. Kurang lebih seperti perasaan kakak dan adik. Gadis itu tersenyum dan mendengus kecil, membayangkan reaksi Kenma jika ia meminta Kenma untuk menjadi saudaranya.

Teleponnya berdering, bersamaan dengan datangnya kereta. Ia membuka tasnya dan jalan masuk ke dalam kereta secara bersamaan, di gapainya si kecil berbentuk persegi panjang itu, "Hm?" reaksi bingung  dilontarkan, terpampang nama Sakusa di sana.

Hati bimbang, "Apakah harus ku angkat atau tidak ya".

"Yeah, lagipula dia pasti bukannya mencariku tapi nii-san." gumamnya, saat panggilan itu berhenti ia langsung mengganti modenya menjadi hening, [your name] kembali memasukan handphone nya ke dalam tas kemudian segera duduk di dekat pintu.

Hal yang paling menyenangkan dari berangkat pagi adalah kereta tidak berdesak-desakan, hal itu menjadi salah satu energi positif untuknya hari ini.

ೃ ✦ ✧ ∗ ❥ ҉

"[your name]-senpai, tolong aku" ucap Lev setengah menangis, duduk di lantai berhadapan dengan [your name] dan kepala mendongak. Gadis yang sedang duduk dikursi itu setengah menunduk padanya, kemudian tersenyum kecil.

"Lev-kun, kau sudah bekerja keras" ucap gadis itu lembut lalu mengusap rambut Lev, pemuda itu sontak berbinar, rasa capeknya berasa hilang seketika. Siapa yang tidak terpana pada sikap lemah lembut milik gadis itu, apalagi ketika ia telah menguras energi dan mental dihabisi oleh kapten mereka.

"Malaikat" katanya, [your name] terkejut dan memerah malu. Kata malaikat sangat berlebihan untuknya, dia hanya melakukan yang terbaik untuk mendukung tim itu.

"[YOUR NAME]-SENPAAAIIIII" teriaknya dramatis sembari merenggangkan kedua tangannya hendak memeluk pinggang gadis yang lebih tua dua tahun dari umurnya itu.

Namun, dengan sekejap [your name] merasakan kursinya tertarik ke belakang membuatnya terpekik. Lev cengo memeluk angin, kalian berdua mendongak mendapat Kuroo berwajah masam.

"Kuroo-ku---"

"HEH!! TADI KAU KUHUKUM UNTUK BERLARI, KENAPA MALAH DUDUK DISITU!" Lev terperanjat, dengan sigap ia langsung berdiri lalu menjauh dan mengelilingi lapangan, ia mengaduh dan mendumel mengatakan bahwa kaptennya itu terlalu kejam padanya yang hanya tak bisa receive.

Kini hanya tinggal mereka berdua di dalam gymnasium, kepala gadis itu diusap olehnya. Senyuman kini terlukis kembali di wajah tegas milik Kuroo, "Terimakasih untuk hari ini, kerja bagus"

"Ha'i" [your name] tersenyum membalas. Kuroo beralih mengambil kursi lain, kemudian duduk berhadapan dengan sandaran kursi, kedua tangannya ia lipat dan menaruh diatas sandaran itu sementara dagunya ia tempatkan diatas lipatan tangannya.

"Bagaimana selama seminggu ini? Apakah kau merasa nyaman menjadi manager kami?" Tanya nya, [your name] bingung tiba-tiba ditanya seperti itu. Selama ini ia hanya melakukan yang terbaik untuk mereka, jika ditanya nyaman atau tidaknya ia tidak pernah berpikir hingga sejauh itu.

"Kurasa dibandingkan dengan jawaban nyaman atau tidak nyaman, aku sedikit mulai terbiasa. Daripada itu, sebenarnya aku tidak begitu tahu mengenai voli. Lagipula kita sudah kelas tiga, keberadaanku disini juga hanya sementara, aku harus mencari penggantiku, benar begitu bukan, Kuroo-kun?"

"Kau ini, kenapa malah berpikir hal yang berat seperti itu. Yang sekarang adalah yang sekarang, yang didepan adalah yang didepan, apa yang terjadi saat ini adalah yang terpenting. Lagipula kau adalah manajer kami saat ini"

[your name] terhenyak, pemikiran kompleks yang selama ini menghantui langsung terbebas begitu saja. Benar juga kenapa pula gadis itu harus memikirkan hal yang serumit itu, toh dia dipilih untuk menjadi bagian dari mereka.

Ia juga berhak untuk bersenang-senang, mendengar ucapan kapten nekoma itu membuat ego dari dirinya sedikit meningkat. "Apa boleh ... aku bersenang-senang juga" cicitnya malu. Gadis itu menutup sebagian wajahnya menggunakan papan tulis mini dipegangannya.

Kuroo terkekeh, pemandangan malu-malu didepannya ini membuatnya tertarik untuk melihat lebih. "Tentu saja" Ia lalu mengambil sedikit helai rambut milik gadis itu lalu mengecupnya, [your name] yang mendapat perlakuan seperti itu pun langsung terpaku.

Hei, hei, hei mana ada gadis yang tidak salah tingkah ketika diperlakukan seperti itu oleh seorang lawan jenis. Terutama oleh Kuroo Tetsurou, salah satu pria yang diincar-incar oleh seisi sekolah.

"Ku-ku-ku-ku-ku-kuroo-kun?!" pekiknya lalu mengambil langkah menjauh. Ini benar-benar tidak baik, jantungnya berdebar begitu cepat. Wajahnya belasan kali lipat dari biasanya, diujung sana Kuroo tertawa lalu menyeringai puas.

"Kalau begitu, aku ganti baju terlebih dahulu. Tolong beritahu Lev kalau hukumannya sudah selesai"

[your name] menatap Kuroo dengan wajah cemberut, lelaki itu memang suka bercanda. Terbukti dari ucapan Yaku yang suka mengeluh padanya. Gadis itu lalu melangkah keluar dari gymnasium untuk bertemu Lev.

Namun, ia tak menemukan lelaki berdarah Rusia itu di sana. Suasana sekolah mulai terlihat ramai, seorang guru piket terlihat berjaga di pintu gerbang dengan tongkat dan wajah garangnya memarahi murid yang kemejanya tidak dimasukkan atau kepada siswi yang roknya terlalu pendek.

Beberapa saling menyapa satu sama lain mengucapkan "Selamat pagi" kemudian pergi menuju ke kelas masing-masing, ada juga yang ke kantin kentara tak sarapan dan perut sudah meraung-raung.

Gadis itu menghela napas kecil, akhirnya menemukan lelaki itu tidur dibawah pohon halaman. "Lev-kun" panggil [your name] sambil menepuk pundaknya. Lev nampak terganggu dan membuka matanya perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya.

"[your name]-senpai?"

"Mhm, Kapten bilang kalau hukumanmu sudah selesai. Segeralah kembali ke gym untuk bebersih. Kau harus ke kelas, kan?" Lev mematung sebentar, kemudian sontak terduduk. Ia seperti sedang mengingat sesuatu, benar dia sedang dihukum.

Dia cemas, bukannya menjalankan hukumannya ia malah tidur di halaman. "Ma-maafkan aku, [your name]-senpai T--T"

[your name] tertawa dan berkata ia tidak akan memberi tahu Kuroo, Lev tersenyum lebar dan mengatakan bahwa gadis itu bak malaikat---sekali lagi.

"Aku benar-benar bahagia [your name]-senpai menjadi manager kita, kalau begitu aku duluan ya. Sampai ketemu sore nanti!"

[your name] menatap kepergian lelaki itu, handphone nya kembali berdering. Saat melihat nama yang terpampang di handphone nya itu dengan sigap ia mengangkatnya, "Selamat pagi, Akaashi-san"

ೃ ✦ ✧ ∗ ❥ ҉

Yamamoto histeris tidak melihat manajer mereka saat ekskul itu berlangsung, kedua pelatih mereka sweatdrop akan hal itu. Kuroo juga bingung, ia tidak mendapatkan kabar apapun dari gadis itu. Hingga ekskul berakhir, si gadis tidak menampakkan batang hidungnya sore itu. Hingga Naoi salah satu pelatih mereka mengatakan bahwa [your name] harus izin untuk pulang lebih cepat dari yang seharusnya.

"Mengenai [your name]-san, aku diberi kabar bahwa ia harus izin hari ini. Tenang saja, ia tidak keluar kok" kekeh sang pelatih.

Perkataan itu cukup membuat mereka lega.

My Daily Life with Kuroo TetsurouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang