13

262 49 2
                                    

"Seperti biasa. Tidak ada yang beda."

“Berarti aku hanya perlu membuatnya mendesah?" tanya JeongYeon, yang akrab disapa Jack.

“Ya. Dan kamu terus mendesah di setiap sentuhan." kata Sutradara kepada gadis itu. Dia mengangguk.

“Ambil posisimu sekarang." Sutradara menginstruksikan. Dia duduk di kursinya sementara JeongYeon dan gadis itu mengambil posisi mereka.

JeongYeon memulai pekerjaannya dari leher ke belahan dadanya. Dia mendesah saat JeongYeon menggesekkan jarinya ke klitorisnya yang basah. JeongYeon menghadap dan menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki sebelum mencium bibirnya.

Gadis itu menarik ciumannya untuk mengatur napas dan JeongYeon mengisap lehernya. JeongYeon mengantar bibirnya ke payudara dan perutnya sambil terus membelai klitorisnya yang membuatnya mengerang tanpa henti. Gadis itu membelai adiknya yang keras dan menggesekkannya ke inti gadis itu, yah itu ada di naskah.

JeongYeon menyeringai sebelum dengan liar menusuk gadis itu tanpa ampun. Gadis itu terus merintih dan ruangan itu dipenuhi dengan erangannya. JeongYeon kini berada atasnya dengan sambil mengisap gundukannya, tapi ingat itu tidak ada dalam naskah, dia melepaskan area payudaranya dan duduk di tempat tidur dan kembali mendorong ke dalam gadis itu.

JeongYeon berada di puncaknya hanya dalam beberapa menit, dia mengetuk tangannya di tempat tidur memberi isyarat kepada sutradara. Sutradara dengan cepat mengangkat tangannya dan berkata.

“Cut."

JeongYeon menarik keluar dengan cepat dan mengeluarkan cairannya di perut gadis itu. Gadis itu membuat wajah jijik membuat JeongYeon terkekeh. Salah satu kru membersihkan perut gadis itu yang sedang mengatur napas. Dia mencoba kembali ke dalam pelukan JeongYeon tapi JeongYeon membuat jarak di antara mereka.

“Maaf." Kata JeongYeon sambil duduk di tempat tidur. Gadis itu tidak keberatan.

“Atur posisi kalian. Doggy style." Kata sutradara sambil tertawa membuat JeongYeon menggelengkan kepalanya.

Gadis itu duduk berlutut dan JeongYeon mengikuti di belakangnya. JeongYeon menetapkan posisinya dan kemudian meraih pantatnya. Gadis itu membungkuk untuk memberinya akses yang lebih baik. JeongYeon juga duduk berlutut untuk membuat dirinya sejajar dengan gadis itu. Sutradara mengangguk pada JeongYeon dan juru kamera.

Kamera mulai merekam. JeongYeon menggesekan ujung kemaluannya pada inti si wanita sambil menarik napas dalam-dalam. Namun, ketika akan memasukkan ke dalamnya, sebuah gambar muncul di benaknya. JeongYeon berhenti ketika dia melihat NaYeon di dalam pikirannya.

JeongYeon melangkah sedikit mundur merasakan semua hal yang salah dengannya. Sutradara memberi isyarat padanya untuk melanjutkan tapi JeongYeon sibuk dengan pikirannya. JeongYeon sedang memikirkan bagaimana dia berlutut di depan Nayeon, bagaimana dia memegang tangannya, dan bagaimana NaYeon menebak niatnya.

JeongYeon menggelengkan kepalanya dan bangkit dari tempat tidur. Dia mencari pakaiannya. Dia akan memakai boxernya ketika sebuah tangan meraih lengannya. JeongYeon menghela nafas dan berbalik menghadap orang itu.

“Apa yang kau lakukan?"

“Aku tidak bisa melakukannya."

“Jack, hentikan urusan pribadimu jika memang seperti itu. Fokuslah pada pekerjaanmu."

“Aku bilang aku tidak bisa melakukan ini. Aku salah."

“Dasar bodoh. Pernahkah kamu mendengar tentang kalimat terkenal itu? Pisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaanmu."

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐨𝐫𝐧𝐬𝐭𝐚𝐫 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐃𝐨𝐨𝐫 (2YEON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang