11

293 43 0
                                    

"Siapa? Sana?" tanya JeongYeon sambil mengunyah makanannya.

“Ya, Sana adalah gadis itu." kata Mina sambil mengangguk.

“Dan dia bilang dia mencintai gadis lain jadi DaHyun hyung sedih karena alasan itu." Kata ChaeYoung sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

“Itu bukan salah siapa-siapa. Cinta bukan permainan. Jika dia tidak mencintainya, dia seharusnya tidak menyia-nyiakan hidupnya untuk dia."

“Kau tidak akan mengerti hyung. Cinta adalah cinta." Kata ChaeYoung sambil menunduk.

“Wow, kamu tahu sekarang lebih baik dariku."

“Ya, karena aku pernah mengalami ini. Semua cewek sama. Mereka hanya ingin patah hati."

“Tidak semua gadis melakukan itu." Ucap Mina sambil mengernyitkan dahi.

“Kamu tidak dihitung. Katakan satu hal. Apakah kamu pernah jatuh cinta sebelumnya?" ChaeYoung bertanya pada Mina. Mina menggelengkan kepalanya.

“Berjanjilah padaku satu hal. Jika kamu menyukai seseorang, jangan pernah patahkan hati mereka."

“Apakah aku berhak menyukai seseorang?" Mina bergumam sambil menunduk.

“Kamu memiliki hak penuh untuk menyukai siapa pun. Tapi tolong jangan pernah menyukaiku." Kata Jeongyeon sambil tertawa.

“Kenapa tidak?" Mereka berdua bertanya.

"Tidak ada yang pantas mendapatkan orang sepertiku." Kata JeongYeon sambil menatap Mina. Dia memutar matanya.

“Kamu bisa menyukai adikku. Dia bagus dalam segala hal." Kata JeongYeon membuat ChaeYoung menendangnya dari bawah meja. Mina menunduk malu.

“Aye, kamu malu? Berarti kamu suka dia, kan?" JeongYeon menyeringai membuat ChaeYoung merengek.

“Bagaimana kalau aku menyukainya? tapi dia tidak menyukaiku." Kata Mina sambil menatap ChaeYoung.

“Kau serius menyukaiku?" tanya ChaeYoung terkaget. Mina tidak menjawab.

“Dengar, aku punya satu syarat. Aku tidak ingin mencintai siapa pun sebelum aku lulus jadi kamu harus menunggu untuk itu."

“Sejauh yang aku dengar, cinta tidak menunggu." JeongYeon menyeringai sambil menyenggolnya.

“Hyung..." Rengek ChaeYoung membuat mereka tertawa.

.

.

.

.

.

“Hari ini hujan tanpa alasan." NaYeon merengek.

"Tidak perlu ke atap. Nanti kamu masuk angin." JiHyo memperingatkan.

“Kalian mau kemana?"

"Berkencan." Ucap Sana sambil tertawa.

“Ini bukan kencan." JiHyo menatapnya.

“Aku bilang terserah jadi dia akan membawaku ke suatu tempat." Ucap Sana menyerah.

“Betapa kejamnya, kalian tidak mengajakku."

“Maaf unnie, tapi itu hukumannya." Kata JiHyo memakai sepatunya.

“Sampai jumpa lagi unnie." Sana dan JiHyo berkata lalu pergi. NaYeon menghela nafas melihat keluar melalui jendela.

NaYeon mulai bosan, jadi dia berpikir untuk pergi ke atap untuk menikmati hujan. Dia bangun dengan ponselnya dan keluar.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐨𝐫𝐧𝐬𝐭𝐚𝐫 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐃𝐨𝐨𝐫 (2YEON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang