22

252 54 5
                                    

"Um... siapa yang mengganggu tidurku?" JeongYeon merengek.

“Biarkan aku tidur." Erang JeongYeon, dia merasa tangannya mati rasa sekarang.

“Kenapa aku merasa seperti ini?" JeongYeon mengucek matanya dan melihat tangannya di mana NaYeon sedang tidur di atas tangannya. JeongYeon mendengus dan mendekatinya.

“Tuan putriku sangat imut." Gumamnya sambil mengelus rambut NaYeon.

“Aku tidak akan tidur di sampingmu lagi. Kamu milik orang lain." Gumam JeongYeon sebelum memeluknya erat-erat.

“Aku masih milikmu." Kata NaYeon dengan suara parau.

NaYeon menatapnya dan membelai pipinya. JeongYeon tersenyum dan mencium tangannya. Keduanya saling menatap hingga ponsel JeongYeon berdering. JeongYeon mengabaikan panggilan itu dan mencium kening NaYeon. NaYeon meringkuk ke dalam pelukannya.

“Angkat teleponnya." NaYeon merengek karena itu mengganggu momen mereka.

JeongYeon bangkit sedikit dan meraih ponselnya. Dia melihat ID penelepon dan panik setelah itu. JeongYeon segera duduk di tempat tidur dan menjawab panggilan itu.

"Kamu ada di mana?" teriak Mina di seberang sana.

“Maaf, aku bersama seorang teman."

“Kamu seharusnya memberitahuku bahwa kamu menginap, oppa."

“Maaf aku lupa."

“Kau berada di tempat TzuYu?"

“Tidak, aku hanya di tempat teman lamaku. Aku akan segera kembali.”

“Aku akan pergi bekerja. Sampai jumpa nanti."

“Ya." Kata JeongYeon yang langsung mengakhiri panggilan.

JeongYeon meletakkan kembali ponselnya di atas meja di samping tempat tidur dan berbaring kembali di tempat tidur di samping NaYeon. NaYeon memeluknya sekali lagi.

“Jadi, Nona Im NaYeon, apakah kamu tidak akan terlambat ke kantor?"

“Siapa yang peduli? Aku bisa pergi kapan pun aku mau."

“Tapi aku tidak bisa. Aku pergi sekarang."

“Kamu jahat." NaYeon cemberut.

“Aku tidak boleh terlambat bekerja." Kata JeongYeon yang bangkit dan melepaskan pelukan mereka.

"Aku pulang dulu baru ke kantor." Kata JeongYeon sambil memperbaiki bajunya. Dia memperbaiki rambutnya yang berantakan di depan cermin.

.

.

.

.

.

“Jadi, manajer bilang untuk memeriksanya terlebih dahulu sebelum menyerahkannya ke kantor pusat." Yeji menjelaskan. NaYeon mengangguk memeriksa tumpukan kertas didepannya.

“Bolehkah aku masuk?" tanya JeongYeon sambil mengetuk. NaYeon mengangguk dengan masih menunduk.

“Dia disini." Kata JeongYeon pada Yeji.

“Siapa?" tanya NaYeon.

“Bukan siapa-siapa. Ini urusan saya. Tidak apa-apa. Bolehkah saya pergi sekarang?" tanya Yeji.

“Ya silahkan." Kata NaYeon dan Yeji pergi meninggalkan ruangan itu.

“Siapa itu?" tanya NaYeon pada JeongYeon.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐨𝐫𝐧𝐬𝐭𝐚𝐫 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐃𝐨𝐨𝐫 (2YEON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang