21

305 57 10
                                    

"NaYeon, tolong bangun." Rengek JeongYeon yang sedang berusaha membangunkan NaYeon dengan mengguncangnya. NaYeon tidak menjawab.

“Kenapa kamu tidak bangun? Kita akan tertangkap basah."

“Kita kan tidak melakukan apa-apa." Kata NaYeon sambil menguap.

“Akhirnya, kamu bangun. Ayo bangun. Sudah waktunya untuk pergi bekerja."

“Biarkan aku tidur. Kamu bisa pergi."

“Oke selamat tinggal." JeongYeon bangkit dari tempat tidur dan mencari sepatunya.

JeongYeon membasuh wajahnya dan menata rambutnya sambil melihat ke cermin. Dia segera berkumur dan keluar dari kamar mandi. Kemudian ia melompat ke tempat tidur dan mengejutkan NaYeon. JeongYeon terkekeh dan mengelus dagu NaYeon dengan jarinya.

“Selamat pagi putri." JeongYeon mengecup bibir NaYeon dan membuatnya mengerutkan kening.

“Senyum. Tunjukkan senyummu." Pinta JeongYeon dengan menggelitiknya dan membuatnya tertawa.

“Gitu dong. Tidurlah yang nyenyak." Kata JeongYeon yang kemudian memperbaiki rambut NaYeon yang berantakan dan turun dari tempat tidur.

"Aku akan ada di ruanganku. Kamu bisa memanggilku kapan saja." Kata JeongYeon sambil memperbaiki dasinya, meraih tasnya dan akhirnya pergi. NaYeon menyentuh bibirnya dan mendengkur lalu tidur sambil tersenyum.

JeongYeon langsung pergi ke ruangannya. Dia meletakkan tasnya di atas meja dan duduk di kursi dengan napas berat. Tidak ada seorang pun di sana saat itu karena masih pagi. Dia mengeluarkan ponselnya dan menyalakannya karena dimatikan tadi malam.

Dia menggelengkan kepalanya melihat banyak panggilan tak terjawab dari teman dan keluarganya. Dia mengirim sms kepada semua orang yang mengatakan bahwa dia ketiduran di bar tadi malam sementara dia mengirim sms kepada Tzuyu bahwa dia sakit. JeongYeon meletakkan teleponnya kembali di atas meja dan melanjutkan tidurnya sampai ada yang datang.

.

.

.

.

.

“Yang ini untuk saham. Aku menandatanganinya semalam dan yang ini..."

"Apakah anda tidur dengan nyenyak?" tanya JeongYeon memotong pembicaraannya.

Yeji dan Ryujin terbatuk menatapnya. JeongYeon tidak peduli dengan mereka dan masih menatap NaYeon. NaYeon menatap mereka berdua lalu ke JeongYeon yang menggoyangkan alisnya bertanya lagi.

“Ya, aku tidur nyenyak. Kenapa?"

“Tidak, anda terlihat lelah itu sebabnya." JeongYeon mengangkat bahu dan kembali memeriksa kertas-kertas itu.

“Aku baik-baik saja." Kata NaYeon memeriksa surat-surat itu dan menyerahkannya kepada RyuJin. Ryujin pergi setelah itu sementara Yeji dan JeongYeon masih berdiri di seberang NaYeon menunggu pekerjaan mereka.

“Tolong periksa daftar data kemarin. Aku sangat membutuhkannya." Kata NaYeon sambil memberikan sebuah file pada Yeji. Yeji mengangguk dan pergi setelah itu.

“Bagaimana dengan aku?" Tanya JeongYeon sambil menatapnya menunggu pekerjaannya.

“Ayo pergi ke suatu tempat."

“Kemana?"

“Ke suatu tempat, aku ingin kau ikut denganku."

"Kapan?"

“Malam ini."

“Maaf, tapi malam ini adalah pernikahan temanku. Aku benar-benar lupa tentang itu."

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐨𝐫𝐧𝐬𝐭𝐚𝐫 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐃𝐨𝐨𝐫 (2YEON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang