6

1.7K 206 40
                                        

"Hei Taeil, boleh aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Taeyong. Ia memutar kursi di depan Taeil dan menopang dagunya di meja.

"Ada apa Taeyong?" tanya Taeil malas.

"Sebenarnya, apa alasan Ten pingsan Sabtu kemarin?" tanya Taeyong penasaran.

Kali ini Taeil tersentak mendengarnya, tak menyangka seorang Lee Taeyong akan mencari info tentang sahabatnya itu darinya. Taeil tersenyum,

"Aku tak begitu tahu sih, Taeyong tapi…"

Mata coklat Taeyong terlihat berkilau. Ia benar-benar ingin mendengar jawaban Taeil,
"Tapi apa Taeil?" tanyanya bersemangat.

Taeil tersenyum lagi,
"Mungkin teringat pada seseorang yang disukainya." jawab Taeil

"Apa?"

"Aku dengar dari Doyoung, ada seseorang yang pernah menolongnya, sama dengan yang kau lakukan Taeyong, dia melindungi Ten dari bola basket yang melayang ke arah kepalanya,tapi sayangnya yang menolong Ten itu malah pingsan terkena bola."

"Oh begitu, pantas saja," gumam Taeyong
"lalu maksudnya 'ditampar' itu apa?"

"Ditampar?" Taeil nampak berpikir keras, "oh, aku ingat, mungkin karena Ten ditampar oleh tunangan si laki-laki itu."

"…" Taeyong terlihat berpikir.

"Maklumlah, Ten masih terpukul karena membuat cinta pertamanya terluka karena dirinya, Taeyong," jelas Taeil lagi.

"Ap-apa? cinta pertamanya?" tanya Taeyong lagi.

"Kau cemburu?" tanya Winwin tiba-tiba. Winwin langsung nimbrung di samping Taeil.

"Cemburu apanya Winwin?" tanya Taeyong sewot. Taeil tersenyum melihatnya.

Winwin tertawa melihat reaksi Taeyong
"Bilang saja kau menyukai Lee Ten yang kan?" desak Winwin
"tadi pagi waktu papasan dengannya di  gedung olahraga, wajah kalian langsung memerah.". Taeil menatapnya dengan tatapan penuh selidik. Wajah Taeyong memerah.

"Aku jadi penasaran, apa sebenarnya yang terjadi di antara kalian berdua waktu di ruang kesehatan," kata Taeil, "bilang saja kau naksir Ten kan?"

"Bu-bukan," sanggah Taeyong, "bukan begitu…, jangan mendesakku, lalu siapa laki-laki itu?"

" Kim Kun kakaknya Doyoung, dua tahun diatas kita."

Taeyong menoleh ke arah belakang. Johny. Dan di belakangnya lagi ada Jaehyun. Sial. Kali ini Jaehyun pasti mengejeknya habis-habisan.

"Darimana kau tahu nama itu, johny?" tanya Jaehyun datar. Ia bereaksi karena mendengar nama 'kim'.

"Yah, dari anak-anak di klub Seni, ada yang pernah cerita bahwa Doyoung mempunyai kakak, dan tunangan kakaknya pernah menampar ten di gedung olahraga, pasti itu kan?" jelas Johny

Taeil dan Winwin mengangguk semangat.

"Jadi, kau benar menyukainya?" tanya Jaehyun.

Wajah Taeyong memerah. Ia tidak menjawab. "Kau akan mengejekku kan."

"Tidak, Bodoh." jawab Jaehyun singkat. Jaehyun memalingkan mukanya.

Johny tersenyum. Dia memang cerdas menganalisa pikiran orang. "Taeil-ssi apa Doyoung hari ini tidak masuk?"

Taeil menggeleng, "Sepertinya tidak, mungkin sakit aku nanti akan datang ke rumahnya."

"Sakit?" tanya Jaehyun cepat. Semua langsung memandang ke arah Jaehyun. Menatapnya dengan pandangan curiga. Perlahan garis tipis berwarna merah menghiasi pipi seorang Jung Jaehyun. Taeyong terkejut menatapnya. Seingatnya wajah seperti ini hanya muncul sekali. Yaitu ketika Jaehyun demam. Dan kali ini, hanya karena mendengar nama Doyoung.

prince vs princess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang