53. Pembunuh Sadewa

9.5K 787 83
                                    

Part ini terbongkar siapa yang bunuh, tapi sebelum baca, coba tebak dulu siapa! Siapa tau benar HAHA

CLUE : 36

⚠️ WARNING! DILARANG
SPOILER PART INI! ⚠️

*****

"Maksud Abang ngumpulin kita buat liat kalian?" tanya Arshaka sinis.

Gefta kemarin menyuruh mereka untuk kembali datang karena ada yang mau ia undang. Sepertinya orang itu penting.

Tapi hingga sekarang tidak ada tanda-tanda orang itu akan datang. Mereka malah menyaksikan hal membuat iri, Gefta yang sangat bucin dengan Azalea.

Bukannya menjawab pertanyaan Shaka, Gefta malah menghiraukannya dan malah asik dengan Azalea. Maklum, mereka baru ketemu beberapa hari yang lalu. Dan Azalea memutuskan untuk Gefta tidak bersembunyi lagi.

"Sabar aja bos!" ujar Razan. Dia bisa berkata seperti itu karena ia bucin juga dengan Leica. Mereka asik berbincang.

Arshaka kesal, ia menatap Binara yang duduk dengan Joviel. Laki-laki itu bersedekap dada lalu ia menyilangkan kakinya, menatap mereka dengan mata elangnya.

Binara merasakan ia ditatap sedari tadi. Sangat menganggu karena seakan tatapan itu menghunus dirinya. Binara mendapati Shaka menatapnya dengan ekspresi sangat kesal.

Joviel malah merangkul Binara dan memainkan rambut adiknya. Ia bercerita hal lucu agar Binara tertawa dan semakin membuat Shaka panas.

"Panas bener dah!" sindir Yogi lalu mengambil remote AC. Ia menurunkan suhu namun menaikkan lagi. Jadi sama saja seperti suhu tadi.

"Tapi masih pakai hoodie," sindir Syauqi membuat Yogi cepat-cepat melepas hoodie Alvagoz-nya—menyisakan kaos dalam.

Hentakkan kaki seseorang membuat mereka terkejut dan menatap Shaka. Lelaki itu menajamkan penglihatannya dan memasang ekspresi yang sangat-sangat kesal.

Arshaka berniat menuju lantai dua dengan melangkahi beberapa anak tangga agar cepat sampai. Mereka mengikuti terus pergerakan Shaka. Saat di depan kamarnya yang berada di markas ini, Shaka membanting kuat pintunya membuat mereka meringis.

Naresh berniat menyusul Shaka namun segera ditahan Adnan. Jika Naresh datang, itu sama sekali bukan keinginan Shaka. Melainkan ia ingin Binaralah yang membujuknya.

"Pacar kamu posesif banget ya, masa minjam bentar ga boleh. Padahal aku Abang kandung kamu," curhat Joviel kepada Binara sambil menatap pintu kamar Shaka yang kelihatan dari lantai satu ini.

"Makanya, cari pacar sana!" ujar Gefta membuat Joviel berdecih sinis.

Adnan menghampiri Binara. "Sebaiknya bujuk Shaka," saran lelaki itu.

Binara berdehem. "Emang boleh ke kamarnya?" tanya gadis itu.

Memang selama ini tidak ada yang berani ke kamar Shaka kecuali Naresh. Itupun harus izin dengan Shaka dahulu.

"Ga mungkin Shaka marahin lo!" kata Razan.

"HOOH! Kalau modelan bidadari ke kamar mah, Shaka senang! Kecuali kayak kita-kita, yang ada horor," nimbrung Yogi.

"Kita? Lo aja kali!" kata Syauqi.

Naresh menuju Binara dan membisikkan sesuatu membuat mereka was-was menatap pintu kamar Shaka. Mereka takut Shaka melihat dan marah kepada Naresh yang mendekati Binara.

"Ga usah cemburu ya," ujar Michelle sambil menepuk pundak Zhariva.

Zhariva berdehem canggung. "Ga kok,"

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang