6. Berita Buruk

15.4K 1.1K 30
                                    

Selamat membaca!

***


Binara dan Agetha tercengang melihat apa yang terjadi di dalam kelasnya.

Tampak Ryan membawa sebuket bunga mawar berwarna merah, maju di antara bunga yang bertebaran di lantai. Dan tampak Key yang berdiri di seberang Ryan dikelilingi lilin-lilin menyala. Ryan maju dan berlutut di depan Key. Key yang diperlakukan seperti itu menunduk malu-malu.

"Happy Anniversary satu bulan By. Semoga kita langgeng ya! Lopyu!" ujar Ryan dengan mata yang terus menatap Key.

Key menerima bunganya lalu langsung memeluk Ryan. "Makasih, aku pikir kamu lupa! Terharu," ujarnya sambil menghapus air di pelupuk matanya yang siap menetes jika Ia berkedip.

"Mana mungkin aku lupa!  Kamu seneng ga surprise-nya?" ujar Ryan yang diangguki Key dengan semangat. Ryan menangkup kedua pipi Key menghentikan anggukan kepalanya. "Kebiasaan kalau ngangguk semangat banget. Nanti copot gimana?"

Sejujurnya, semua kelas menahan tawa dan muntah. Tapi karena mereka sudah dibayar mahal oleh Ryan, jadilah mereka berpura-pura ikut bahagia. Ada juga beberapa penghuni kelas yang cuek saja. Sudah malas berhadapan dengan pasangan bucin akut ini.

"YEEE ANNIV SATU BULAN," sorak lelaki di kelas mereka dengan ekspresi senang dibuat - buat.

Perempuan kutu buku di kelas mereka menatap jengah kearah pasangan alay ini, sudah malas berkomentar. Berbeda dengan Michelle yang suka berkomentar pedas. "HEH! ALAY BANGET SI!" ujar Michelle sambil maju ke hadapan mereka. "NIH LIAT BUNGA BERTEBARAN GINI,  YANG BERSIHIN SIAPA?  YANG PIKET KASIAN TOLOL! INI JUGA PAKE ACARA LILIN-LILIN SEGALA. GA GUNA JANCOK, LO PIKIR INI MALAM?  SIANG WOY!  MANA KELIATAN CAHAYANYA. ALAY BANGET SI!"

Teman-temannya tertawa ngakak sudah tidak bisa menahan tawa. Percayalah! menahan tawa itu sakit dan tidak puas.

"Lo ga bisa ya liat gue bahagia gitu. Atau lo iri karena ga pernah diginiin Syauqi?" balas Key.

"Iri pala lo peang!" kata Michelle tidak mau kalah. "Ya iri habisnya lo aja ditembak ga romantis banget. Mana putus nyambung lagi!" ujar Key menantang.

"Apa-apaan ini?!" ujar Pak Dody lantang. Membuat Michelle menghentikan pergerakannya yang ingin baku hantam dengan Key. "DALAM HITUNGAN 10 MENIT KELAS HARUS SUDAH BERSIH! SAYA TUNGGU DILUAR!" ujar Pak Dody keluar kelas. Tujuannya sekarang ke kantor guru memanggil wali kelas XI MIPA 1.

Ryan gelagapan. "Woy bantuin beresin ntar gue bayar lebih!" Langsung saja laki-laki dan perempuan yang haus uang ikut membersihkan dengan cepat. Tapi, perempuan kebanyakan tidak peduli, mereka lebih memilih mengambil kursi mereka masing-masing.

Jeffran meletakkan kursi di tempat Binara. "Nih kursi lo," ujar Jeffran lalu balik ketempat duduknya. Binara yang melihat itu berucap terimakasih lalu duduk di kursi yang sudah diberikan Jeffran.

Jeffran lelaki yang sangat peka terhadap Binara, dia selalu memperhatikan perempuan itu tanpa sepengetahuannya. Tetapi Binara tidak sadar. Jika Jeffran menolongnya, dia berpikir itu hal yang wajar dilakukan manusia. Apalagi Jeffran adalah sahabatnya.

Orang yang melihat mereka pasti berpikir bahwa mereka memendam rasa lebih dari persahabatan. Namun mereka selalu mengelak, berkata bahwa mereka hanya bersahabat.  

"Nar, nanti jadi kan pemilihan kapten cheers? Tadi pagi di informasiin Nasya." ujar Agetha.

"Dimana?" Binara baru tahu, memang dari tadi dia belum ada membuka handphone.

"Di lapangan outdoor sekolah waktu istirahat. Caper banget ga sih?  Sampe nyuruh Bu Fina ikutan jadi juri."

Binara tampak mengerutkan alisnya. "Kenapa harus di lapangan?"

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang