13. Undangan

12.3K 934 9
                                    

Hari ini pelajaran pertama kelas free. Dikarenakan guru rapat mendadak untuk membuat peraturan sekolah baru.

Agetha berlari memasuki kelas lalu langsung menuju meja teman-temannya. Dia meletakkan tumpukan undangan. "Datang ya ke ulang tahun Aget!"

Leica bersemangat soal hal ini. "PASTILAH!!!!"

Agetha menatap Binara dan Michelle. "Nara, Icel ikut kan?" 

Binara dan Michelle mengangguk. "Pasti."

Agetha tersenyum senang. "Boleh minta tolong ga? Bantuin sebar undangan ini ya?" mohon gadis itu sambil memberikan setumpuk undangan kepada temannya.

"Ga masalah! Selagi ini bukan tumpukan tugas," kata Leica sambil mengambil beberapa undangan.

"Kenapa banyak banget, Get? Emang lo mau ngundang satu sekolah gitu?!" tanya Michelle.

Agetha menyengir. "Ya engga. Cuma seangkatan aja." ujarnya. "Tapi anak Alvagoz ikut semua! Ajakin ya, Cel?" mohon Agetha dengan mengerjap lucu.

"HA?! KOK GUE SIH?! YA KALIII!"

Agetha melengkungkan bibirnya ke bawah. "Yahhh kan ada Syauqi. Minta tolong aja samanya. YA?! YA? PLEASEEEEE!" pintanya sambil menarik-narik tangan Michelle.

"Ga bisa, Get," tolaknya. "Kalau kemarin gue terima aja, sekarang kita lagi ada masalah." sambung Michelle membuat Agetha merasa bersalah.

"Ga usah sedih gitu. Nih! Kan ada Nara!" katanya sambil menyenggol Binara.

Binara tidak terima. "KOK GUE?! YAKALI!"

Agetha terkekeh lucu. "Oiya! Nara kan dekat Arshaka! Ketuanya lagi! Boleh ya???"

"Iyain aja deh, Nar!" kata Leica. "Tinggal minta tolong sama Shaka, habis itu kelar deh!"

"Yaudah lo aja! Lo juga dekat Razan kan?!"

"Eh bener juga! Sekalian modus!" Leica menyerobot semua tumpukan undangan itu. "GUE AJA GET!!!" ujarnya semangat lalu menarik tangan Binara.

"Eh kok gue ditarik?!" galak Binara sambil menarik kembali tangannya.

"Temenin gue lah!" ajak Leica sambil menarik tangan Binara lebih kuat.

Binara yang ditarik seperti itu, refleks menarik Agetha dengan sebelah tangannya. Agetha terkejut. Dia juga ikutan menarik Michelle. "ANJIR APAAN SIH?!"

Leica membawa mereka menuju Warten. Dia yakin anak Alvagoz sedang berkumpul di sana.

Sesampai di sana, Leica menghentikan langkahnya membuat ketiga temannya yang di belakang ikut berhenti. Dia melihat Razan sedang berbicara dengan Nasya. Berbicara sangat akrab sambil tertawa.

"WOP!!! GAS TARZANNNN!!!!" kata Yogi semangat.

"Ga bener lo, Bang." timpal salah satu adik kelasnya.

"SIAP!! TENANG AE!" kata Razan sambil tertawa. Leica sebenarnya tidak peduli, tapi mendengar itu dia merasa sedih.

"Emang bener ya. Sebuah payung tidak akan di genggam lagi ketika seseorang melihat pelangi."

Agetha mengernyitkan alisnya. "Siapa suruh jadi payung?"

"Bukan gitu konsepnya!"

Michelle tertawa sinis. "Ga usah ngomong gitu, Ca. Kalian bukan siapa-siapa."

Leica berbalik menatap Michelle. "Lo bener sih, tapi lo tau ga? Kemarin Razan janji sama gue. Dia bilang gue harus nunggu dia."

"Jadi lo percaya gitu?" tanya Binara heran.

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang