xix. tidurlah

116 35 11
                                    

apa kalian bisa mendeskripsikan perasaan dan hati kalian, saat tiba-tiba rindu datang?

kalau kalian bisa tandanya kalian hebat. selama aku hidup ini aku tidak bisa menerangkan dengan jelas perihal, rindu. rasanya kalut, sedih, mudah terbawa suasana hati, intinya seperti campur aduk.

satu tahun lagi aku lulus dari tempatku berkuliah ini. tidak terasa bukan? awalan berat saat berangkat kesini. banyaknya drama yang aku lakoni selama tinggal disini.

tiba-tiba sudah tiga tahun saja melakukan banyak hal sendiri. jauh dari keluarga, Ayah dan Ibu. juga kedua Kakak laki-lakiku.

selama adanya libur semester, tidak pernah kugunakan untuk berkunjung pulang ke rumahku di Ibu Kota. biasanya Ayah dan Ibu yang mengunjungiku kesini. terakhir, sekitar tiga bulan yang lalu mereka mendatangiku dengan mobil pribadi milik Ayah.

setelah Ayah dikabarkan sembuh dari penyakit nyeri sendinya. maklum usia Ayahku tidak lagi muda, sudah banyak sekali penyakit hinggap ditubuh yang dulu kokoh itu. tapi, semangat Ayah tidak pernah pudar.

kuakui beliau adalah, satu-satunya orang dikeluargaku. yang tidak pernah menyerah dengan keadaan. tapi, selalu berusaha pasrah dengan adanya takdir.

apapun keadaanya ia selalu berpesan kepada diriku dan kedua Kakakku, untuk selalu berbagi dan baik pada sekitar. tidak perduli kami sedang dalam keadaan sulit sekalipun. Ayah tidak pernah main-main dengan ucapannya, kalau ia sudah berjanji maka akan ditepati walaupun kadang terlalu dipaksakan.

lain dengan Ayah, Ibuku adalah sosok yang tidak terlalu menunjukkan kasih sayang pada keluarganya ke sekitar. bukan menutupi perihal keluarga. hanya ia cenderung lebih pendiam dan tertutup tapi, menyimpan kasih dan perhatian besar pada anggota keluarganya.

kurasa sifat tertutupku turun langsung dari Ibuku. biar tertutup dan cenderung pendiam. teman Ibu cukup banyak, kenalannya ada dimana saja.

saat tau aku akan berkuliah dikota ini saja, ia menghubungi salah satu teman lamanya. untuk menitipkan aku disana kalau bisa tinggal dengannya. tentu, temannya itu mengizinkannya.

mengingat ia tinggal hanya bersama asisten rumah tangganya sebab, merupakan orang tua tunggal. putranya juga tinggal diluar kota. maka dari itu teman Ibuku senang mendengar kabar aku akan tinggal bersamanya.

sayangnya, tempat ia tinggal sangat jauh dari universitas tempatku berkuliah. walau berada dikota yang sama tetap saja akan melelahkan kalau harus pergi-pulang. dan menghabiskan waktu lama diperjalanan.

akhirnya aku memutuskan untuk menyewa tempat kos. lagipun ada Kala, yang tinggal tak jauh dari tempatku. maka dari itu, Ibu sedikit lega mendengarnya.

ya kurang lebih begitulah singkat cerita tentang, Ibu dan Ayahku. dua sosok penting dalam kehidupanku. sifat mereka bertolak belakang tapi, berusaha terlihat baik apapun kondisinya dan selalu melengkapi satu sama lain pastinya.

kuharap nantinya akan bertemu dengan pasanganku dimasa depan seperti, Ayah. laki-laki yang menjadi cinta pertama dalam hidupku. walau sering marah, dan memberi banyak larangan.

aku tau itu sebab ia sayang pada anak-anaknya. terutama aku yang merupakan putri tunggal dikeluargaku. kalau Ayah memberiku hadiah, pasti Kakak keduaku akan mengejekku habis-habisan.

entahlah kurasa ia iri padaku. padahal kasih sayang Ibu padanya juga sama besar. dasar anak itu.

lain dari Kakak kedua, Kakak laki-laki pertamaku. alias si sulung, jauh berbeda dengan kami berdua. ia nampak lebih tenang, mandiri dan jauh lebih pintar dibanding dua adiknya.

kurang lebih begitulah cerita mengenai lima kepala dalam keluargaku. Ayah yang tegas, Ibu yang pendiam diluar tapi, hangat didalam sifatnya. sulung yang mandiri, tengah si mudah iri, dan bungsu yang menyimpan banyak rahasia tak mau dibaginya ke yang lain.

ah baiklah cukup sudah acara berceritanya. sekarang ini aku sedang merangkai maket tugas kuliahku. dibantu Kala, yang sedari tadi mengomentariku.

kalau kalian bertanya kenapa anak ini, selalu ada untuk membantu tugasku. padahal ia sendiri pasti punya tugas pribadi. jawabannya karena, ia tida pernah lalai selalu mengerjakan tugasnya tepat waktu.

karena, itu ia selalu punya banyak waktu luang. berbeda denganku yang selalu berniat mengerjakan tugas dengan cepat. namun pada akhirnya tugasku tidak akan selesai tepat waktu.

ini jurusan Arsitektur, tidak ada banyak hal bisa diharapkan disini. tugas kuliah yang diterima banyak, materi belajar sulit, waktu istirahat semakin sedikit. ironis, tidak apa mengeluh saja yang penting tetap mengerjakan tugas dan kewajiban.

"ini seharusnya kau pasang disebelah sini," -titah Kala mengarahkan tanganku.

aku hanya diam, ia layaknya mentor untukku. aku hanya mengikuti arahannya. walaupun, agak jengah sedari tadi dikomentari olehnya.

"yang ini kau tempel disisi sebelah kanan, supaya nampak presisi dan rapi," -lanjutnya menuntun tanganku.

"nah setelah itu kau pasang bagian atapnya, lalu dilanjut untuk evaluasi sebentar. supaya, kalau ada bagian yang kurang dari pengamatanmu. bisa kita lakukan revisi sebentar sebelum kau kumpulkan. mengerti, Isha?," -ujarnya menepuk pelan pipiku.

"ah iya, iya. ini tugas siapa sih? kenapa kau mengatur sedari tadi," -cibirku padanya.

tenang saja aku tidak benar-benar marah padanya. hanya agak jengah saja, aku masih tau perihal hutang budi. tak mungkin aku memarahi orang, yang sudah meluangkan waktu untuk membantuku.

"dasar keras kepala!," -serunya menjitak kepalaku pelan.

aku menutup mulutku yang beberapa kali menguap. mataku berair beberapa kali, mengantuk sekali rasanya. sudah seminggu ini aku tidak tidur cukup, mungkin hanya tiga jam perharinya.

"kau sepertinya mengantuk, baiklah tidurlah dulu. ini masih pukul tiga sore, nanti pukul lima aku bangunkan. untuk melanjutkan tugasmu yang belum selesai ini," -tukas Kala memintaku merebahkan tubuh.

dengan kepala bertumpu pada kedua paha miliknya, diberi alas sapu tangannya. kalau aku tidak benar-benar mengantuk sudah pasti aku menolaknya. mengingat kami berada disalah satu kedai kopi dikota ini.

ya namanya mahasiswa tingkat akhir, sudah pasti akan lebih menghemat pengeluaran kami. daripada membeli paket internet terus menerus lebih baik kami ada ditempat ini. selain mencari suasana baru kami, bisa lebih banyak mengakses hal baru menggunakan jaringan wifi disini.

Kala menyalakan laptop yang ia bawa selagi aku tidur. dirapikannya alat tulis milikku ke dalam pouch penyimpanannya. lalu dibenahinya sedikit maket milikku yang sudah hampir selesai pengerjaannya itu.

"tidurlah," -ucap Kala mengelus pelan suraiku.

suaranya bagaikan pengantar tidur bagiku. setelahnya aku menutup kedua netraku, untuk beristirahat sebentar dari hiruk pikuk rutinitasku. nyaman sekali bisa tidur sebentar begini.

hai Kala! kalau kau bisa mendengar suara hatiku. aku ingin berucap terima kasih sebanyak-banyaknya padamu. bosan atau tidak, hanya itu yang bisa kuucap padamu.

selebihnya, kita lihat nanti saja ya.

tbc,

monochrome ( hwangshin )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang