Bukan karna keinginan hati ku sendiri. Namun aku paham aku tidak diinginkan, aku paham hadirku tidak diharapkan lagi. Jalan terbaik memang harus ku ahiri karna dirimu sudah tak ingin kembali. Aku menyerah bukan karna aku tak mau berjuang. Namun aku lelah dengan semua penantian yang aku tunggu, bahkan setelah kamu memilih pergi dariku, aku masih menunggu penantian darimu. Mungkin aku bodoh karna menunggumu yang jelas-jelas sudah tak memginginkan hadirku. Aku paham. Aku sudah tidak bisa kau harapkan lagi kehadiranku, karna kamu pun sudah melupakan hadirku,mungkin ekpetasiku tentangmu terlalu tinggi. Sehingga membuat aku terlena dalam ilusi yang akupun tak tau jalan keluarnaya.
Ketika kamu memilih pergi jangan pernah kembali. Itu adalah jalan yang sudah kamu pilih bahwa meninggalkanku adalah jalan keluarmu, setidaknya sebagai orang yang sangat mencintaimu aku tidak mengucapan perpisahan pada kisah ini. Aku bersyukur karna sudah hadir dalam kisah ini. Walaupun kini aku seperti pakaian yang tidak ingin kau pakai lagi.
Untukmu. Sesekali merenunglah. Sadari apa yang telah kamu perbuat, tentang bagaimana saat perasaan yang tidak teranggap. Tentang bagaiman rasanya menjadi orang yang tak pernah dinilai. Atau bagaiman mencintai namun diragukan. Aku benar-benar mengigatmu dalam setiap malamku dikala sendiri aku memgingatmu sebagai catatan hati yang takkan pernah mau aku mengulangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rasa
Teen FictionKita semua pernah bersedih, dalam berbagai kisah dalam berbagai keadaan berbeda kita selalu menguatkan diri untuk tidak jatuh, membiasakan diri dengan keadaan yang memukul kita untuk mundur. Ini adalah sepengal kisah sedihku tentang dirimu tak lupa...