11

12 7 1
                                    


Hari Minggu.

Tiba-tiba Arka datang k erumah gue.
"Kak! Ada temannya tuh cowo. Cepat entar di interogasi sama ibu", Teriak Daffa dari luar kamar. Gue mendengar itu, langsung berlari keluar dan mendapati ibu yang menuju pintu depan.

"Eh bu, itu teman diah kok. Biar diah yang keluar, ibu didalam aja." Kata gue mencegat ibu sebelum ibu sampai pintu depan. Ibu mengangguk mengiyakan dan kembali masuk kedalam. Gue menghembuskan nafas lega, soalnya ibu gue kalau ketemu teman sekolah gue itu bakal di tanyain macam-macam. Lala aja sampai kapok ngobrol sama ibu.

"Eh, Arka. Ada apa lo kesini?" Tanya gue.

"Lo sibuk gak?" Tanya Arka balik. Ini kenapa kami jadi lempar-lempar pertanyaan.

"Ga sih. Kenapa?" Tanya gue lagi.

"Keluar yuk. Gue mau ajak lo ke suatu tempat" kata Arka yang berhasil membuat gue salah tingkah.

"Mau kemana?" Tanya gue heran padahal sebenarnya bahagia banget pengen langsung jawab ayuk tapi sok jual mahal wkwk.

"Siap-siap aja dulu sana. Entar lo juga tau" kata Arka tersenyum sambil memutar tubuh gue buat masuk kedalam. "Gue tungguin di luar ya, 10 menit" Katanya lagi.

Gue langsung lari kocar-kacir ke kamar dan siap-siap. Dan 15 menit kemudian gue baru keluar karena bingung mau pakai baju apa, soalnya ini jalan pertama gue bareng cowo berdua doang cuy. Jadi gue memutuskan pakai kemeja babyblue dengan rok plisket putih selutut dan sepatu kets putih serta tas selempang warna yang senada dengan kemeja gue. Gue pakai kacamata dan rambut gue kuncir kuda tak lupa sedikit poni ala korea.

Arka membukakan pintu mobilnya buat gue dan gue langsung masuk sebelumnya gue udah izin terlebih dahulu ke ibu. Kali ini ibu jadi malaikat mendadak dan langsung diizinkan ibu.

Arka membawa mobil perlahan. Selama perjalanan gue gak banyak ngomong. Gimana gak, gue kepikiran kata-kata Lala mulu jadinya jantung gue ga karuan dari tadi berasa jedag jedug.
.
.
.
Akhirnya mobil Arka berhenti di salah satu rumah bernuansa asri dan indah. Setelah melalui perjalanan selama 30 menit.

"Yuk, gue mau jemput seseorang" Kata Arka mengajak gue turun.

Gue langsung turun. Dan mengikuti Arka dari belakang. Dia membuka pintu pagar rumah itu seakan dia sudah sering datang berkunjung ke rumah ini. Dan ketika sampai di pintu rumah tersebut Arka memencet bel beberapa kali. Lalu terdengar suara langkah kaki dari dalam.

"Oh, Arka!" Sapa seorang perempuan seumuran gue. Dia cantik dengan lesung pipi di wajahnya, tingginya gue rasa sepantaran Lala, kulitnya putih pucat dan rambut panjangnya digerai indah.

Dia lalu melirik gue dan memberikan senyum ramah. Gue membalas dengan senyuman ramah juga.

"Ghea, maaf aku mendadak datang kesini. Aku mau ngajak kamu keluar bisa?. Eh.. sebelumnya perkenalkan ini Diah, dia temanku di sekolah dan kita satu ekskul. Diah ini Ghea" Kata Arka menjelaskan maksud dia datang kesini dan memperkenalkan kami.

Gue menyambut tangan perempuan yang bernama Ghea itu dan kita bersalaman. Gue melihat wajah mengintimidasi dari wajah Ghea langsung hilang setelah mendengar penjelasan Arka. Lalu, ia menyuruh gue dan Arka masuk.

Rumahnya terlihat indah dengan aksen kayu indah tetapi elegan.
"Silahkan duduk" Katanya kemudian. Gue dan Arka langsung duduk di sofa ruang tamu tersebut.

Setelah memastikan gue dan Arka duduk, Ghea beranjak ke dalam. Gue rasa dia mau menghidangkan minuman atau makanan selayaknya menyambut tamu.

Gue cuma diam. Terbesit dipikiran gue ingin bertanya ke Arka siapa perempuan itu dan apa maksud dia mengajak gue. Dan gue denger dari percakapan mereka tadi, kayaknya mereka cukup dekat dan... romantis karna Arka berkata lembut saat bicara dengan Ghea. Apalagi pakai aku-kamu.

"Gue mau ngenalin lo ke dia, maaf gue ga jelasin dulu ke lo maksud gue ngajak lo ya yah" Kata Arka menjawab beberapa pertanyaan yang ada dipikiran gue.

Gue langsung menoleh dan menunggu perkataan Arka selanjutnya.
"Ghea satu satunya teman perempuan gue waktu SMP. Selain Azka, dia yang berhasil membuat gue gak membenci sosok perempuan selain ibu gue. Dia yang membuat gue keluar dari kesengsaraan gue waktu SMP dulu dan gue udah lama suka sama dia yah." Jelas Arka yang menjawab semua pertanyaan yang ada dipikiran gue. Gue cuma tertegun dan mendadak dada gue terasa sesak.

"Maaf lama" Kata Ghea datang dengan membawa nampan berisikan 2 gelas teh hangat, sepiring kue bolu dan setoples cookies coklat.

Gue langsung mengalihkan pandangan ke Ghea, berusaha menenangkan perasaan dan isi kepala gue saat ini yang sedang berkecamuk.

"Silahkan diminum" Sambungnya sambil menaruh isi nampan dan membawa nampan itu kedalam pelukannya.

"Makasih" Kata gue singkat dengan senyum dipaksakan.

"Emangnya kita mau kemana ka? Kenapa tiba-tiba?" Tanya Ghea menatap Arka menunggu jawaban, dia sudah duduk di sofa single sebelah gue.

"Hmm, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Cuma.. karna udah lama gak ketemu makanya aku ajak Diah biar kamu gak canggung, setidaknya ada teman perempuannya" Jelas Arka yang gue denger dia sedikit gugup.

"Ooh gitu, kamu atau aku yang canggung?" Kata Ghea dengan nada bercanda. Arka membalasnya dengan tertawa renyah. Gue yang sedari tadi memperhatikan mereka cuma tersenyum miring.

"Yaudah aku siap-siap dulu yaa, silahkan diminum Diah kalau Arka mah tanpa disuruh dia udah minum tuh" Kata Ghea yang memegang tangan gue dan menunjuk Arka yang sudah duluan meneguk teh hangatnya.

Arka terbatuk kecil karna sindiran Ghea dan dia tersenyum malu.
Lalu Ghea beranjak dari tempat duduknya dan pergi kedalam.

Gue masih bersama pikiran gue yang berkecamuk gak karuan. Gue berusaha menahan air mata gue yang sudah berada di pelupuk mata. Sampai gue akhirnya melirik teh hangat yang disajikan Ghea dan gue meminum teh tersebut. Sehingga gue merasa sedikit rileks karna aroma teh tersebut dan setelah minum beberapa tegukan.

"Yah, lo gak papa?" Tanya Arka, yang gue rasa dia sedikit khawatir karna melihat sikap gue.

Gue langsung menoleh dan mengangguk. Arka tersenyum dan mengambil sepotong kue bolu dan menawarkan ke gue cuma gue tolak dan dia memakannya sendiri.

Gue masih merasa sesak karna mendengar penjelasan Arka tadi dan perkataannya masih terngiang jelas didalam kepala gue. Gue kembali meneguk teh tadi dan kembali sedikit rileks.

5 menit kemudian

Ghea sudah siap dengan blouse yang cantik dan celana jeans hitam. Ghea memang terlihat cantik dan dia ramah, gampang dekat dengan orang baru berbanding terbalik dengan gue yang introvert.

"Yuk" ajak Ghea sambil tersenyum senang.

Gue dan Arka langsung berdiri dari tempat duduk. Gue melihat Arka terpana dan salah tingkah melihat Ghea yang mempesona. Mungkin karna dia sudah lama gak bertemu dengan Ghea. Tapi gue kembali merasa sesak diantara mereka, gue berusaha lari dan pergi jauh dari mereka cuma gue masih memikirkan alasan terbaik untuk kabur.
.
.
.
Ketika sudah menuju mobil Arka. Gue tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari Lala. Gue langsung melirik kearah mereka memberi kode untuk sedikit menjauh mengangkat telepon. Gue merasa sedikit lega ketika mendapat panggilan telepon dari Lala. Terimakasih banyak la!

"Gue ada kepentingan mendadak nih, maaf ya kayaknya gue gak bisa ikut deh bareng kalian" Kata gue setelah mengangkat telepon.

"Hm, emang ada apa yah?" Tanya Arka.

"Ehm ini Lala butuh bantuan gue, kayaknya mendesak banget ka" Kata gue dengan wajah meyakinkan.

Ghea cuma diam memperhatikan dengan wajah kebingungan.
"Yaudah, kita anter aja ya?" Kata Arka kemudian.

"E-eh gak usah, gue pakai ojek online aja. Lagian ini udah gue pesen" Kata gue buru-buru menolak ajakan Arka.

Arka hanya mengangguk paham. "Yaudah hati-hati ya yah. Titip salam ke Lala" Kata Arka pasrah kemudian.

Gue cuma mengangguk dan tersenyum. Lalu mereka pamit dan Ghea sempat memeluk gue sesaat lalu masuk ke mobil. Gue melambaikan tangan dan setelah memastikan mobil Arka sudah jauh dari pandangan gue, gue menghembuskan nafas lega dan segera memesan ojek online untuk kerumah Lala.





TBC

Gue Diah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang