7

19 11 4
                                    

Kegiatan ekstrakurikuler spirit finger berjalan lancar seperti biasa. Tapi minggu ini, kegiatan diadakan di luar sekolah.

Grup chat spirit finger ;

Kak Syifa : Halo guys! Minggu ini kita akan mengadakan kegiatan ekskul di luar sekolah. Buat adek-adek, kami mau meminta saran tempat yang bagus dimana nih?.

Aldo : Yeeeey, jalan-jalan.

Arsel : ke puncak aja kak :v.

Kak Ade : kalau bisa di Jakarta dan sekitarnya aja ya adek-adek. Ntar kalau ada waktu kita sempatkan ke tempat yang jauh sekalian nginap.

Arsel : Yahhh.

Aldo : Yahhh(2).

Arka : Ke Pantai Ancol aja kak.

Aldo : Mantap saran yang bagus ka, emang lo sehati sama gue.

Kak Rendi : Bener juga tu. Kebetulan kita gagal mulu kesana de @Kak Ade.

Kak Tifanny : Setuju. Dari dulu planning mulu kita kesana tapi ga jadi-jadi.

Kak Nisa : 👍.

Kak Emil : Setuju.

Lala : Setuju banget. Habisnya suntuk udah lama ga jalan-jalan kapan lagi kak refreshing.

Gue : Iya kak, setuju.

Arsel : Ide bagus ka @Arka.

Aldo : Ide bagus ka(2) @Arka.

Kak Ade : Oke, kalau semua setuju gue juga setuju. Lo gimana @Kak Syifa?.

Kak Syifa : Setujuuuuuuu. Si Azka juga ngikut katanya.

Kak Ade : Oke udah diputuskan. Minggu ini kita ke Pantai Ancol. Kita ngumpul di sekolah jam 9 pagi ya guys.

Begitulah kesimpulan 3 hari yang lalu sebelum jadwal kegiatan.

.
.
.

Gue, Lala, Kak Tifanny, Kak Nisa, Kak Ade, Arka, dan Kak Emil udah ngumpul disekolah menunggu yang lain.

Jam 09.05 AM.

Semua udah berkumpul. Aldo dan Azka bawa mobil yang berisikan untuk 4-5 orang. Arka dan Kak Ade bawa motor. Sedangkan yang lain ga punya kendaraan. Kak Ade menyuruh Kak Emil untuk membawa mobil Aldo. Karna Aldo belum punya SIM, begitu juga Azka yang turun dari mobil dan digantikan posisinya oleh Kak Syifa. Lalu para cewe, bergabung semua ke mobil Kak Syifa. Dan cowo yang tidak bawa kendaraan sisanya ke mobil Aldo.

Jam 10.00 AM.

Kami sampai ditempat tujuan. Setelah beberapa kali singgah diperjalanan ke minimarket untuk membeli cemilan dan minuman. Aldo dan Arsel langsung melompat keluar dari mobil. Lala, Kak Tifanny dan Kak Syifa juga semangat keluar dari mobil sambil berlarian menuju pantai.

Outfit gue ke pantai biasa aja, memakai celana selutut berwarna putih polos dengan baju kaos oversize berwarna kuning. Tak lupa totebag, kacamata dan sendal tali. Rambut gue gulung cepol.

Kak Ade dan Kak Syifa sibuk cari tempat yang pas untuk menggambar. Sedangkan yang lainnya mengangkat barang masing-masing dan beberapa peralatan piknik. Gue jalan beriringan dengan Lala yang sibuk membuat snapgram. Gue melihat semua dan tersadar 1 orang tidak ada ditempat yaitu Arka. Gue berusaha mencari sosok cowo itu, mana tau mata gue yang salah. Alhasil, cowo itu memang ga ada.

Gue langsung melepaskan pegangan tangan Lala dan jalan menyusuri tempat awal kami masuk. Dari jauh gue melihat cowo itu duduk dipinggir jalan. Lalu gue berlari, untuk memastikan apakah benar dia.

Setelah dekat memang Arka, dia terlihat lemah tak berdaya sambil memegangi dadanya. Spontan gue mendekat dan bertanya.

"Arka lo kenapa?", Dia menoleh kearah gue dan tiba-tiba Arka langsung memeluk gue erat.

Gue terdiam beberapa saat atas perlakuan Arka yang tiba-tiba. Gue merasakan tubuhnya gemetar seperti orang ketakutan. Namun, tiba-tiba seseorang berusaha melepaskan pelukan Arka dan gue tersadar berusaha menguasai diri.

"Ka, sadar ka. Dia bukan adek lo. Lo harus menerima kenyataan ka!" Teriak Azka sambil mengguncang tubuh Arka berusaha menyadarkan.

Arka meneteskan air matanya dan berusaha mengendalikan diri nya. Gue hanya diam ditempat memperhatikan percakapan mereka.

"Maafin gue, Diah." Gumamnya disela tangisannya, terisak.

Setelah Arka menenangkan dirinya, dia memulai menceritakan alasan kenapa dia disini dan dia yang tiba-tiba memeluk gue barusan. Azka yang berdiri di samping Arka cuma diam dan mendengarkan. Gue mendengar penjelasan Arka dan entah kenapa gue langsung meneteskan air mata, gue yang menyadarinya langsung buang muka. Tapi mereka lebih dulu melihat gue nangis, "Lo beda yah" kata Arka pelan.

Gue menghapus air mata dan menoleh, "Maksud lo?" Tanya gue ke Arka.

"Dulu, waktu SMP gue pernah mengalami hal seperti ini. Gue juga menjelaskan ke cewe yang memergoki gue, dia cuma diam. Dan keesokannya dia gak mau menyapa gue atau berbicara lagi sama gue. Gue ga tau alasan dia kenapa, ga beberapa hari kemudian anak kelas mulai menjauhi gue dan mengejek gue anak cengeng. Gue jadi anak bulan-bulanan anak sekelas, tapi karna Azka lah yang menguatkan gue, berdiri disamping gue. Aldo dan Arsel pada saat itu beda kelas dengan kami, dan gue meminta Azka untuk ga ngasih tau mereka. Dan semenjak kejadian itu, gue mulai mengerti kalau ga semua orang yang dapat memahami kita", kata Arka panjang lebar dan tersenyum kearah gue.

Gue meneteskan air mata kembali, cuma cepat-cepat gue hapus. Lalu gue membalas Arka kembali dengan senyuman.

Dari penjelasan Arka sebelumnya, kenapa dia disini dan tiba2 meluk gue. Itu karna, dia mengalami trauma akan kejadian masa lalu di pantai bersama adiknya. Dia larut dengan rasa bersalah, karna adiknya tenggelam dan tidak terselamatkan. Dan ketika melihat gue dan cewe yang dulu memergokinya, dia merasa melihat sosok bayangan adiknya lalu spontan memeluk.

Ternyata dibalik senyuman ramah Arka ke setiap orang, menyembunyikan luka yang dalam jauh di lubuk hatinya.

Azka lalu mengajak kembali berkumpul dengan yang lain, karena di grup sudah ribut menanyakan keberadaan kita. Gue memilih jalan, bilang mau ke toilet cuci muka. Arka dan Azka pergi naik motor yang Azka mengendarai.

Sesampai ditempat yang telah ditentukan untuk kegiatan klub hari ini, gue langsung dihampiri Lala dan Kak Syifa lalu menanyakan beberapa pertanyaan khawatir. Gue menjawab kalau gue habis dari toilet. Gue ga berani menjelaskan kebenaran kenapa gue tadi menghilang, karna menurut gue itu privasi Arka dan gue ga berhak untuk itu.

Kegiatan langsung dimulai dengan ceria. Gue melirik ke Arka yang gue liat dia kembali tersenyum seperti biasa. Gue bersyukur karna itu. Gue juga melirik Azka, yang seperti biasa dengan wajah seriusnya, dingin. Gue ga nyangka ternyata walaupun dia dingin seperti es batu, tapi dia memiliki hati selembut salju.
.
.
.
.
.
Kegiatan selesai pukul 5 sore, kami menikmati sunset bersama. Dan pulang ke rumah, Kak Syifa mengantarkan kami satu persatu para cewe, yang cowonya mengikuti sampai semuanya pulang dengan selamat.

Gue yang paling terakhir diantar, "Terimakasih ya kak" kata gue setelah turun dari mobil.

"Iyaa diah, jangan hilang-hilang lagi yaa" gurau Kak Syifa.

Gue langsung tertawa bersama dengannya. Lalu gue minta makasih pula ke yang lain. Azka turun dari mobil Aldo dan naik ke mobil Kak Syifa dan menggantikan Kak Syifa nyetir. Gue liat sebelum dia masuk melirik ke arah gue dan tersenyum tipis.

Omaygatttt, gue mimpi buruk apa semalam? Tapi ganteng juga nih cowo kalau senyum. Kata gue dalam hati.
Kemudian Azka lebih dulu pergi dan disusul yang lainnya. Terakhir Arka yang tersenyum dan mengatakan terimakasih, yang gue lihat dari gerak bibirnya. Dan gue balasan dengan anggukan.





Gue ingetin lagi nih! Baikan gue!
Jangan lupaaaaaa buat vote, biar gue seneng aja gitu trus tambahin tuh di perpustakaan klen!
Thx yaw ;)

Gue Diah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang