Addicted 100%

577 52 2
                                    

Membuka pintu ruangannya, senyumnya semakin lebar saat melihat Jongin sedang duduk di kursi kerja sang Direktur, menatap balik padanya, segera ia mendekat kearah Jongin, tapi langkahnya melambat dan senyum Sehun luntur seketika saat melihat seringai tercetak jelas dibibir sang kekasih.

"Hai"

Sehun masih ditempatnya, bingung harus bereaksi seperti apa. Dan itu membuat Jongin tertawa kecil, tawa remeh yang belum pernah ia dengar dari kekasihnya.

"Kudengar kau ingin bertemu denganku"

Jantung Sehun berdetak lebih cepat saat melihat Jongin bangkit dari kursi kerjanya lalu berjalan kearah sofa. Debaran yang menyenangkan untuk Sehun, jarang sekali ia merasakan adrenalin yang terpacu seperti ini.

"Ya memang aku ingin bertemu denganmu, senang rasanya bisa mengenal kekasihku lebih dalam lagi"

Menduduki sofa diseberang Jongin, mata Sehun tidak lepas dari perawakan kekasihnya, begitupun Jongin, ia terus menatap Sehun menilai, dari atas lalu kebawah.

"Kau lebih tampan dilihat secara langsung seperti ini" Sehun tersenyum senang mendengarnya, sungguh ia sangat menikmati momen ini, seolah ia berbicara dengan kekasihnya yang lain, ah apakah seperti ini rasanya berselingkuh?

"Tapi aku lebih suka wajahmu saat kau menggagahi Jongin. Sangat menggairahkan" mata sayu itu dengan berani menatap zipper celana Sehun, seperti berusaha menembus kain mahal itu dengan tatapannya. Tanpa bisa dicegah seringai terlukis dibibir tipis Sehun, ia sangat menyukai ini, hatinya bergetar ingin menggoda sosok didepannya lebih jauh lagi.

"Sayang sekali bukan kau yang aku gagahi"

"Aku tidak yakin kau mau menggagahiku"

"Kenapa tidak?"

"Kau tidak cemas aku bisa saja menggunting kejantananmu ditengah kegiatan panas kita?"

Kali ini Sehun bungkam, seringainya memudar. Oke ia lupa bahwa sosok didepannya yang berani membunuh neneknya sendiri, astaga. Berdeham sekali, guna menghilangkan gugupnya, sampai tawa renyah seseorang membawa fokusnya kembali.

"Aku hanya bercanda, tidak mungkin aku berani melakukan hal seperti itu, toh kau adalah kekasihku. Jika kau orang lain yang melecehkanku seperti guru olahraga itu aku bisa memukul kelaminmu dengan tongkat baseball"

Apa itu artinya Jongin pernah dilecehkan? Kenapa ia tidak pernah cerita hal sepenting itu. Menilik dari sifat Jongin, mungkin memang dia tidak akan memberitahukan hal itu padanya, pada siapapun. Dengusan terdengar dari seberang, lagi lagi fokusnya teralihkan, Sehun jadi terlihat seperti orang tolol yang pandai melamun.

"Aku tidak butuh tatapan iba itu, apa kau merasa terganggu dengan fakta bahwa aku sudah disetubuhi orang lain sebelumnya?" Sehun menggeleng cepat, bukan itu yang ia cemaskan.

"Tidak, bukan itu. Aku hanya sedang berpikir, apa kasusnya sudah selesai? Kau mengadukan pada pihak berwajib bukan?"

"Perlu kau ingat tuan Oh, aku tidak suka berurusan dengan polisi atau apapun sejenisnya, dan aku benci formalitas. Sudahi pembahasan memalukan ini, aku sudah cukup kesal dengan Jongin yang hanya bisa menangis saat disetubuhi. Bukankah kau punya sesuatu untuk ditanyakan padaku?"

Sehun baru saja ingin menggoda lagi, tapi masih ada yang lebih penting, Sehun ingat semalam Jongin tidak membahas perihal masalah Jennie sama sekali.

"Jadi apa yang kau lakukan pada manajer Bae?"

Alis Jongin terangkat satu sisi, tanda bingung dengan pertanyaan sang direktur, bukankah Sehun ingin mengurus masalah Jennie,

"Kenapa kau tanyakan Bae Irene? Bermain api dibelakang Jongin?"

Freeshot HunKaiWhere stories live. Discover now