pure blood - nova

480 75 35
                                    

AU
Vampire
Mpreg
--



Pegunungan yang asri, udara segar alami tanpa polusi, dengan penduduk yang ramah walaupun tak begitu padat seperti di kota, tapi inilah suasana yang ibunya inginkan.

Kim Kai, seorang pemuda berusia 21 tahun, dia seorang mahasiswa jurusan seni. Dan sekarang dia harus rela meninggalkan studinya karena ia berada jauh dari kota asalnya.

Sebenarnya ia tidak terlalu memusingkan perihal pindah rumah ini, karena ia tidak memiliki banyak teman di kota asalnya, ia pria penyendiri dan sedikit pemalu.

Pemberitahuan perpindahan ini sangat mendadak untuknya, tiga hari setelah ayahnya meninggal dunia Ibunya selalu sibuk dengan ponsel, lalu esok harinya ia diminta mengemas pakaian dan barang-barang. Ada banyak pertanyaan dibenaknya namun Kai hanya diam dan menurut, sampai sebuah mobil pengangkut barang tiba didepan rumah baru ia mengerti.

Kai hanya berjalan lesu menuju ke kamar barunya, perjalanan dari kota asal ke desa ini sungguh memakan waktu banyak, tubuhnya letih karena harus duduk berjam-jam dimobil.

Membuka pintu dengan cat putih yang sedikit usang namun tetap kokoh karena kualitas, Mengedarkan pandangannya ke ruangan yang tidak terlalu besar tapi ini cukup untuknya. Berjalan menelusuri lantai dingin, jari-jari bertumpu ringan pada setiap benda disana, debu tipis tersapu, bersyukur ia tidak punya riwayat penyakit sesak napas. Angin berhembus melalui satu-satunya jendela diruangan itu, seolah terhipnotis oleh sepoi-sepoi Kai berjalan mendekat, pemandangan pertama yang ia lihat adalah pepohonan yang menjulang dengan daun yang lebat, tak jauh ia melihat ladang luas dengan ilalang sebagai penghiasnya, juga samar terlihat bintik kuning bergoyang kecil seolah menyapa kedatangannya.  Ia tersenyum merasa nyaman dengan suasana damai yang jarang ia dapatkan dikota yang padat dengan gedung pencakar langit.

"Baiklah mari selesaikan ini segera" ia berbalik menatap tumpukan kardus yang berisi pakaian dan perabotan sederhana miliknya.

Kamar itu cukup simpel, sebuah ranjang single, lemari dua pintu dengan kaca besar, nakas disamping ranjang dengan lampu tidur, satu pintu dipojok yang merupakan kamar mandi. Memang tidak sebesar kamarnya yang dulu tapi berkat pemandangan yang tersaji, ini lebih dari cukup.

Membersihkan dan menata ruangan cukup menguras tenaganya, ia bukan si pekerja, bukan pula si giat dan tekun, waktunya lebih sering digunakan untuk bermalasan diatas kasur alhasil tubuhnya tidak sekuat pria otot diluar sana.

Selepas mandi tenaganya terkumpul kembali, ia keluar kamar untuk membantu ibunya menata barang diruang tengah, sebagian besar sudah dikerjakan oleh tukang pengangkut barang mungkin tinggal barang-barang kecil dan ringan.

"Sudah selesai? Kemarilah. kita kedatangan keluarga Oh, mereka tinggal di seberang rumah kita" Ibunya berseru membuat Kai reflek melihat orang-orang asing di ruang tamunya.

Kedatangan Kai, membuat tamu itu membeku ditempat. Dan itu membuat langkah Kai ragu untuk mendekati mereka, ia merasa tatapan waspada memancar dari setiap pasang mata asing itu. Kenapa? Apa kai terlihat seperti berandalan? Hampir menuruti instingnya untuk berbalik dan pergi kekamarnya sebelum ibunya memaksa mendekat dengan raut wajahnya.

"Ha-hai selamat sore"

Kai membungkuk kecil menyapa wanita dan pria paruh baya dengan balita dipangkuannya itu.

"Ah halo Kai, wah kau anak manis yang tampan, kuharap kau betah disini" Kai tersenyum kikuk mendengar ucapan wanita paruh baya itu, jadi ia anak manis atau tampan?

"Halo! Aku Ziyu, senang bertemu denganmu Kai"

Perhatian kai teralihkan oleh suara nyaring balita itu, balita yang mungkin berusia empat atau lima tahun itu tersenyum menggemaskan, rambut hitamnya terikat rapi dikedua sisi telinga dengan poni tipis menjuntai diatas mata beningnya. Astaga bagaimana kadar kecantikannya saat ia beranjak dewasa jika masih balita saja sudah dapat memikat seperti ini.

Freeshot HunKaiWhere stories live. Discover now