7. Red String (End)

205 23 7
                                    

Aku pernah berdoa pada tuhan. Sebuah doa yang mampu melintas berbagai zaman. Sebuah doa, yang akan terikat oleh benang merah. Benang yang mampu mengubah hidupku dan hidupmu

👫

[Name] hanya bisa mengikuti, tanpa mengatakan apapun. Semua ucapan yang keluar dari orang yang berjalan didepannya, terasa seperti angin berlalu baginya.

Semua kata katanya, terasa omong kosong ditelinga [Name]. Pikirannya, benar benar tak bisa digunakan dengan benar.

"Hey, kau mendengarkanku kan?"

[Name] mengadahkan kepalanya, menatap mata orang yang tengah bertanya itu.

"Hm." jawab [Name] singkat.

"Dengar ya, aku tak akan memaksa kau mendengarkan semua cerita ini. Dan aku, juga tak akan memaksa kau untuk mempercayainya. Semua itu, terserah padamu." orang itu, berhenti didepan mesin minuman. Memasukkan koin kedalamnya.

Ia melemparkan, minuman kaleng kearah [Name]. Memberikan, minuman yang ia beli dimesin itu. "Kau ingin aku melanjutkan ceritanya atau tidak?"

[Name] memejamkan matanya, sungguh hatinya belum siap. Ini terlalu tiba tiba, untuknya.

"Boleh, aku bertanya terlebih dahulu?" [Name] memberanikan diri.

Orang itu mengangguk. "Tanyakan apapun, hari ini aku akan berbaik hati padamu. Dan menjawab seluruh pertanyaanmu."

[Name] mendudukkan dirinya dibangku tak jauh dari mesin minuman itu. Ia menatap minuman kalengnya.

"Apa aku tidak sedang bermimpi? Apa Sasori senpai itu benar benar ada? Semua yang kualami, bukan halusinasiku, kan? Kenapa semua orang mengira aku berbohong? Dan kenapa semua orang tidak mengingat Sasori-senpai? Dan kenapa hanya Deidara-senpai yang mengingatnya? Kenapa? Apa yang terjadi? Aku benar benar tidak paham." Tanyanya beruntun.

"Oi oi oi, tenanglah. Aku tidak akan pergi, kemana pun. Kau, bisa menanyakannya satu persatu." orang itu, Deidara. Ia berdekhem, lalu ikut duduk disamping [Name] membuat posisinya nyaman.

"Ya, kau tidak sedang bermimpi. Sasori itu ada. Itu, bukan halusinasi. Itu, nyata dan benar benar terjadi. Sasori, tidak dilupakan. Tapi, kehadiran Sasori dijaman sekarang hanya seperti sebuah legenda. Aku, bisa mengingat Sasori karena gelang ini. Gelang yang, sama seperti yang kau pakai."

Deidara menunjukkan, gelang merah yang melingkar ditangannya. [Name], membandingkan, gelangnya dengan gelang Deidara. Benar, itu sama dengan punyanya yang diberikan Sasori saat pulang tanabata matsuri malam itu.

"Tunggu, maksud sebuah legenda? Mana mungkin, hal spiritual dan fantasy seperti itu terjadi? Deidara senpai, juga menjadi gila." [Name], menampiknya.

"Kan sudah kubilang. Mau percaya atau tidak, itu terserahmu. Tapi, ini semua benar benar terjadi. Dalam, kehidupan Si Akasuna no Sasori. Sang ahli, kugutsu."

Deidara meneguk minumannya.

"[Name], apa kau tau gelang ini terbuat dari apa?"

[Name] menggeleng.

"Ini terbuat, dari helaian rambut Sasori. Yang diikat dan ditenun oleh benang biru, cakhra kehidupannya. Sebenarnya, aku terkejut Sasori membuatnya untukmu. Padahal selama satu bulan itu, ia hanya bisa menyelesaikan mimpinya ratusan tahun lalu. Mimpi, yang membuatnya terkena kutukan. Yang, sejujurnya saja aku pun masih tak percaya dengan cerita ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🎋Serendipity [Sasori x Reader]🎋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang