Chapter 2

367 37 23
                                    

~Happy reading~

“ahhh… lan..ngahh.. nghh.. hahhh ahh”
Lelaki bersurai merah tampak bercucuran air keringat membasahi wajahnya.

Nafasnya terengah-engah tak beraturan.  Wajahnya memerah dan dibagian bawah bibirnya begitu sangat basah. Tubuhnya yang Nampak lemas berusaha untuk tetap bertahan agar dirinya tidak ambruk dan jatuh ke lantai.

“rekihh.. k-kau.. belum boleh berhentihh… hahh ahh” 
Nafas seorang pemuda berumur 17 tahun yang  memiliki iris mata berwarna aquamarine itu juga mulai tidak beraturan.

Kulit putih pucatnya memerah bahkan sampai ke telinganya.

Poni  yang basah akibat air keringatnya berhamburan hingga menutupi sebagian wajahnya.  Ia menyingkirkan poni miliknya dengan menempatkannya ke bagian belakang.
Sedangkan disisi lain reki berusaha menetralkan nafasnya yg masih tersendu sendu.

Bola matanya berkunang kunang dan pandangannya juga sudah Nampak buram.

“lan..ngahh a-akuhh sudah tidak.. sanggup lagihh hnghh ahh hahhh”
Kepalanya mulai terasa berat. Ia sudah hampir mendekati batasnya.

langa menyipitkan salah satu bola matanya dan mengerutkan keningnya. Ia menyengir kecil seraya menatap sahabatnya yang sudah hampir tak berdaya dengan tatapan tajam miliknya. “apa reki sudah ingin mengakhiri ini?”

Bandana yang selalu melekat di kepala sang surai merah tersebut terjatuh hinggap di lehernya yang mungil yang terlihat sangat basah.

Air matanya mulai jatuh menetes membasahi pipi tambamnya yang  masih memerah.

Reki mengangguk pelan. Kepalanya sempoyongan dengan nafasnya yang terasa sangat berat.

“ hahh ahh hnghh.. ahh.. hahh..  a-akuhh hahh”
Reki sudah tak sanggup menahan kepalanya.

ia terjatuh di atas meja dimana terdapat mangkuk ramen berukuran jumbo disamping kepalanya.

Seluruh pelanggan warung ramen itu berteriak heboh dan memberikan tepuk tangan, sedangkan sang pemilik warung Nampak membunyikan lonceng kecil yang ia pegang ke arah langa.

“selamat tuan… anda pemenangnya!!”

Langa mengangkat kedua lengannya ke atas dengan ekspresi bangga karena telah berhasil menghabiskan mie ramen super pedas di mangkuk yang berukuran super jumbo dalam waktu 15 menit.

Reki terkapar lemas dihadapannya menyerah karena sudah tidak sanggup.

Mie dalam mangkuk reki masih tersisa sedikit namun ia sudah tidak sanggup untuk menghabiskannya karena sudah benar-benar merasa kekenyangan dan juga sangat kepedisan. Jujur saja reki itu tidak terlalu tahan dengan makan-makanan yang pedas. Ia ambruk lemas di hadapan langa.

Langa menyodorkan segelas air dingin dihadapan reki dan membantunya bangkit memperbaiki posisi duduknya.

Setelah posisi duduknya sudah mulai betul reki segera mengambil segelas air dingin yang diletakkan langa di samping mangkuk mie ramen miliknya.

Segera Ia menengguk kasar dan menghabiskan air itu dengan cepat.

Sedangkan langa malah mengambil mangkuk mie ramen milik reki dan menghabiskan mie yang masih tersisa sedikit. Ia mengangkat mangkuk itu dan meminum kuah dari mie ramen yang terlihat begitu merah karena sang pemilik warung itu meletakkan banyak cabai di mangkuk mie ramen mereka berdua.

“paman boleh aku minta air lagi?” ujar reki seraya menyodorkan gelasnya ke depan pemilik warung mie ramen yang sedari tadi berdiri di samping langa.

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang