Chapter 2

17 3 0
                                    

Sesampainya diapartemen, Sara segera bersiap untuk istirahat. Hari yang cukup melelahkan bagi Sara. Belum lagi, ia selalu salah dalam melakukan beberapa bagiannya, selalu kena tegur oleh Xavier sang conductor, belum lagi Davin datang menganggunya saat latihan.
Davin adalah seorang pianist berumur 30 tahun. Sara dan Davin baru saling mengenal selama 2 tahun. Dimana Davin bergabung dengan tim orkestra Sydney Symphony Orchestra 3 tahun setelah Sara dan teman-temannya bergabung di Sydney Symphony Orchestra.  Sara merebahkan tubuhnya diatas kasur. Sara menatap langit-langit kamarnya yang dihiasi bintang-bintang kecil bercahaya biru.

"Hah....kalo dipikir-pikir, si artis itu ganteng juga, walaupun aku ketemu dia sekilas. But ya.. kenapa matanya ga asing ya? Coba telpon Lila deh"

Sara meraih ponsel yang sedari tadi masih didalam tasnya yang menggantung di sudut jendela kamarnya. Ia mencari nama 'Lila" dan segera menghubunginya.

"ya cing? Ada apa? Baru aja aku mau tidur. Kamu udah nyampe?"
"Udah kok La. Aku mau cerita nih"
"Ohh bagus deh. Kamu mau nyeritain apa? Nyeritain betapa menyebalkannya Davin? Atau pak Xavier si psikopat? Hhahahahahaha"
"Hahahahaha Lila! Kamu jahat deh. Engga, aku bukan mau nyeritain itu, jadi tadi kan aku sempat ketemu sama si artis yutuber itu. Naah aku kan juga sering cerita sama kamu kalo_"
"Waiiitt.. tambahin Alvin dong, biar seru"
"Hahahahaha boleh-boleh"

Sara segera menambah Alvin untuk bergabung dengan mereka.

"Hello? Tumben banget kalian ngobrol ngajak aku" *Alvin
"Iya nih Vin, tadi kucing kecil kita nelpon aku, dia mau cerita tentang pertemuan dramatisnya dengan Mr. Brett Yang" *Lila
"Dramatis apaan sih! Engga gitu"
"Udah deh La, kasih Sara kesempatan buat jelasin. Untuk Ms. Thompson, waktu dan tempat kami persilahkan hahahaha" *Alvin
"Hahahaha apaan sih Vin. Iya, kan tadi aku sempet ketemu sama si yutuber ini, dan kalian kan tau kalo aku juga sering banget mimpiin hal yang sama setiap tahunnya. Dan waktu aku natap matanya, kaya ga asing gitu"
"jadi maksud kamu, si artis itu, anak yang ada dimimpi kamu?" *Alvin
"Wait what? Serius Ra?!" *Lila
"Duuhh, kalian ini, tunggu aku selesai ngomong dong! Aku sih gatau apa dia itu orang yang pernah aku temui apa engga, cuma ya itu... aku kaya kenal sama dia udah lama banget!"
"Hmm belum tentu juga dia itu orang yang ada mimpi kamu, lagi pula, kamu sendiri juga ga ingat sama wajah anak itu kan? Maksudku, gimana bisa kamu kenal sama orang Cuma dari matanya doang" *Alvin
"Bisa jadi memang Sara bisa ngenalin orang dari matanya. Aku sering denger tuh, kalo orang yang bener-bener kita sayang, bahkan natap matanya aja, kita tau kalo itu dia" *Lila
"Kamu denger dari mana? Dari mama mu lagi? Udah lah, kamu bukan penyair atau penulis, ga usah sok sok puitis gitu, aku merinding dengernya hahahaha" *Alvin
"Eh eh awas lo ya, liat aja entar lo_" *Lila
"Ehh udah dong, aku tuh mau cerita doang, bukan mau bikin kalian berantem, males banget deh jadinya, yaudah deh aku mau tidur,bye "

Sara pun menutup telponnya dan segera tidur.

"hey ,tunggu aku!"
Anak perempuan bernama Sara mengejar anak laki laki itu. Anak laki-laki itu cepat sekali larinya.
"hahaha ayo cepat dong! Masa gitu aja lama! Ayolah!"
"haah.. Haah.. Hahh sa..bar, a..ku capek banget.. "
Akhirnya anak laki-laki itu datang dan langsung memeluk Sara.
"yaudah istirahat dulu. Kan bagus pagi pagi sebelum ke tempat les, kita jogging dulu"
Ia menatap mata coklatnya anak laki-laki  yang sangat indah itu. Tak sengaja, tergambar senyum lebar diwajahnya.
"janji ya, kamu ga akan ninggalkan aku" katanya sambil mengacungkan jari kelingking mungilnya itu.
"aku janji, ga akan ninggalin kamu. Kalaupun kamu pergi, aku akan cari kamu, bahkan sampai kedunia selanjutnya aku bakal cari kamu sampai dapat. Setelah itu kita akan menikah dan punya anak banyak hahaha"
Anak laki-laki itu langsung mendekap Sara. Ia bisa mendengar ritme jantung anak laki-laki itu yang sangat kencang karena habis lari
---
Sara berlari mengejar mobil yang membawa anak itu pergi.
"Hahh..hahh tunggu! Jangan tinggalkan aku! AAAHHHH!"
Sara tersandung batu dan masuk kejurang.
Sunyi...
Dingin...
Gelap...
"ka..mu.. dimana.. "
Gelap...
.
.
.
"AAAHH JANGAN PERGI!"
Sara terbangun dengan nafas yang tidak beraturan dan air mata yang terus keluar.
"hahh..hahh..hahh... Huu..huu..huu kamu ada dimana? Aku rindu padamu..."

Kidung Asmaraloka GulitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang