Chapter 3

9 3 0
                                    

Selama perjalanan, Sara yang merasa canggung karena tidak terbiasa diantar pulang oleh orang lain. Brett juga yang sedari tadi diam saja, juga merasa canggung.

“Umm besok kamu datang jam berapa?” Brett membuka pembicaraan
“Hmmm, kata Xavier jam 1 siang udah harus di hall, kalo telat, bisa-bisa diusir nih hahaha”
“waahh,pak tua itu selalu emosian ya”
“Oh iya, temenku bilang, salah satu dari kalian pernah jadi bagian dari Sydney Symphony Orchestra ya? Itu kamu atau Eddy?”
“Ohh itu aku. Aku dulu 10 tahun disana, bahkan sebelum Xavier datang”
“Ohhhh jadi kamu yang concertmaster itu? Waaahh” Sara bertanya-tanya
“Hahahaha ya begitulah, ga ada yang spesial. Oh iya, kamu violin berapa?”
“Hmmm kali ini aku jadi concertmaster kaya sebelumnya, sebelumnya dan sebelumnya. Gatau juga kenapa, aku ngerasa permainanku ga terlalu bagus, dan aku selalu SELALU jadi bulan-bulanannya Xavier! Dia kaya punya dendam kesumat deh ke aku!” jawab Sara sambil cemberut.
“Hahahaah kamu lucu. Aku dulu juga gitu. Sampe akhirnya aku memutuskan buat keluar dan buat kanal yutub bareng Eddy”
“Oh ya?! Dia jahat ya? Memangnya kenapa kamu keluar? Kan kalau kamu masih di orkestra, kita bakal temenan hehe”
“Memangnya, sekarang kita bukan teman?” goda Brett.

Sara menutup mulutnya rapat-rapat. Dia tidak sadar kalau akan mengatakan hal itu.
“Eh..umm ..ahh maksudku,, oh aku udah sampai... ahh aku duluan ya, bye!!”
Sara berlari secepat mungkin masuk kedalam apartemennya. Sementara Brett yang terkejut melihat tingkah Sara.
“Eh! Nomornya...lupa” ujar Brett.
Sesampainya Sara didalam lift, dia mulai marah-marah dengan dirinya sendiri.
“Aduuuhh ini muluuttt, lemes banget sih!! Lu kira lu siapa bisa bilang gitu ke dia?! Aiiiishhh!!”
Sara langsung memasukkan kode ruangannya dan masuk dengan jantung yang berdegup kencang.

Sara, Alvin dan Lila sudah sampai di hall tepat jam 12 siang. Sembari menunggu, Alvin berencana untuk membeli makan siang untuk dirinya dan kedua teman wanitanya tersebut.

“Kalian udah laper belum? Aku mau beli makan siang, nitip ga?” tanya Alvin.
“Mau dong! Aku titip chicken katsu ya Vin. Ra, kamu mau apa?” tanya Lila.

Sara tidak menjawab. Sara masih mengingat kejadian semalam bersama Brett.

--- Tadi malam bersama Brett
“Hmmm kali ini aku jadi concertmaster kaya sebelumnya, sebelumnya dan sebelumnya. Gatau juga kenapa, aku ngerasa permainanku ga terlalu bagus, dan aku selalu SELALU jadi bulan-bulanannya Xavier! Dia kaya punya dendam kesumat deh ke aku!” jawab Sara sambil cemberut.
“Hahahaah kamu lucu. Aku dulu juga begitu. Sampe akhirnya aku memutuskan buat keluar dan buat kanal yutub bareng Eddy”
“Oh ya?! Dia jahat ya? Memangnya kenapa kamu keluar? Kan kalau kamu masih di orkestra, kita bakal temenan hehe”
“Memangnya, sekarang kita bukan teman?” goda Brett.
.
.

“Aiiiisshhh anak toloooolll!!” gerutu Sara sambil memukul-mukul pelan kepalanya.
“Oi oi oi ni anak kesambet apa sih? Tiba-tiba ngomongin tolol, aku nanya, kamu mau nitip apa? Alvin mau keluar beli makan siang!” Lila menarik sedikit telinga Sara.
“Aduh aduh aduh, sakit La! Sorry tadi aku ga fokus. Samain aja sama Lila.” Jawab Sara.

Alvin segera pergi meninggalkan kedua teman wanitanya untuk pergi membeli makan siang.
“Ra, kamu kenapa sih? Semalam juga, keluar dari hall muka kaya daleman baru, ada apa sih?” tanya Lila heran.
“Ahh aku Cuma bilang sama Davin kalo jangan deketin aku lagi. Dan...” jawab Sara terhenti.
“Dan?”
“Ahh engga sih, ga ada lanjutannya sih” jawab Sara berkelit.

“Hey Thompson junior, kamu kira tuh aku kenal kamu udah berapa lama sih? 2 menit? Kamu hari ini ga sarapan aja aku tau. Cerita. Ada apa tadi malam? Kenapa kamu matiin hp kamu? Selambat-lambatnya kamu tidur itu, ga secepat semalam tau” omel Lila.
“Beneran ga ada apa-apa semalam La, beneran deh”
“Ra? Jangan sampe aku maksa loh. Kamu tau kan, terakhir kali aku maksa kamu, apa yang terjadi?”
“No!!! Okay okay, aku nyerah. Please jangan dong! Aku ga bawa baju ganti!!” gerutu Sara.
“Hahahaha makanya, cepat ceritakan, apa yang terjadi semalam. Dan semalam kamu pasti ngopi kan? Ga mungkin kamu langsung pulang dengan muka cemberut itu”

Kidung Asmaraloka GulitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang