Chapter 5

5 1 0
                                    

semua telah berkumpul di hall dan berada di kursinya masing-masing. Sara baru saja sampai dan langsung menyiapkan barang-barangnya dan pergi kebelakang panggung untuk mencari Alvin dan Lila.

"Guys" sapa Sara.

Lila yang tampak kesal, berusaha ditenangkan oleh Alvin.

"Semalam apa yang terjadi? Aku dengar dari orang yang tinggal didaerah kamu, ada perempuan yang dikejar preman" kata Alvin.

"Ahh Vin, La maaf, semalam aku buru_"

"Kamu tau kan aku bakal marah banget dengar kabar itu! Kenapa kamu ga langsung hubungin kita berdua?! Kamu udah janji sama orang tua kamu kalau ada apa-apa langsung hubungi aku atau Alvin! Ra, ini udah yang kedua kalinya! Kamu hampir_"

"La, sumpah, semalam aku bener-bener ga tau mau ngapain. Aku panik banget!" jelas Sara.

"Udah lah Ra, dia juga udah ditolong sama 'artis' itu, makanya dia ga butuhin kita. Udah lah, balik ke panggung aja buat persiapan" keluh Alvin

Alvin yang hendak pergi meninggalkan Sara dan Lila, langsung dipeluk Sara.

"Vin, demi apapun, aku sama sekali ga mikir kaya gitu. Aku rasa hpku juga hilang, makanya aku ga bisa ngabarin kalian secepat mungkin. Makanya aku datang pagi-pagi banget untuk ngasi tau kalian. Please maafin aku" jawab Sara dengan lirih.

Sara mulai menangis dengan perkataannya. Bagaimanapun Lila dan Alvin sayang sekali kepada Sara. Mereka sudah cukup lama berteman untuk sekedar 'berteman'. Titik lemah Alvin juga berada di wanita yang sangat dekat dengannya, termasuk Sara dan Lila.

"Kamu tau, semalaman aku ga tidur Cuma buat denger kabar kamu, langsung dari kamu. Apa kamu terluka atau gimana. Kalau tau ceritanya kaya gitu, salah ku juga ga gercep buat keapart mu" jawab Alvin yang langsung memeluk Sara.

"Iya Ra. Sesulit apa pun kamu, kamu berhak banget buat ngabarin aku dan Alvin, malah wajib banget! Kami gamau kamu kenapa-napa Cuma gara-gara kamu gamau ngerepotin kita! Sampai kapan pun aku ga bakal mau nerima alasan 'ga mau ngerepotin kalian'" Lila pun memeluk Sara dan Alvin untuk beberapa detik.

"Umm guys nafas aku....abiss" kata Sara menepuk-nepuk kepala Lila.

Mereka bertiga pun tertawa dan melepas pelukannya. Dari kejauhan, Sara melihat Brett yang sepertinya nampak kecewa yang segera berlalu meninggalkan tempat tersebut.


Acara pun berlangsung dengan cukup meriah. Penonton yang lumayan banyak ikut memeriahkan tur dunia yang diselenggarakan oleh Brett dan Eddy di negara pertama yaitu, Sydney, Australia yang bekerjasama dengan Sydney Symphony Orchestra. Sara juga memainkan bagian-bagiannya dengan baik dan lancar. Dan sedari tadi juga, banyak penonton yang mempertanyakan kondisi wajah Brett yang terlihat babak belur, tapi itu semu telah dijawab Brett dengan mudah.

"Aku yakin, pasti kalian semua mempertanyakan dari mana aku mendapat luka ini. Asal kalian tau, luka ini sangat berharga, setidaknya untukku" jelas Brett yang membuat penonton sedikit tertawa. "Aku jadi teringat dengan sesuatu. Ada satu piece, yang pastinya kalian tidak terlalu asing dengan piece ini, ya karena, aku dan Eddy juga sering membawakan piece ini dalam video kami. Piece ini berjudul Salut d'amour yang ditulis oleh Edward Elgar. Piece ini cukup romantis karena sang komposer mempersembahkannya untuk tunangannya tercinta, Caroline Alice Roberts. Awalnya piece ini berjudul Liebesgruss yang berarti 'salam cinta'. Mengapa aku teringat dengan piece ini? Beberapa waktu lalu, aku baru saja bertemu dengan perempuan yang sudah lama aku cari. Dia sudah sangat berubah, sangat mandiri, walaupun masih sedikit ceroboh seperti 10 tahunan yang lalu_"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kidung Asmaraloka GulitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang