Chapter 4

7 2 0
                                    

Diperjalanan pulang, Sara mulai merasakan perasaan aneh. Sejujurnya setelah kejadian malam tersebut, Sara sudah mulai ingin tau segalanya tentang Brett. Tetapi dia masih sangat ragu dengan perasaan itu. Sara minta turun tepat didekat bubble tea shop langganan ia dan Lila.

Perjalanan yang dibutuhkan dari kedai tersebut hingga ke apartemennya membutuhkan waktu 15 menit dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan kakinya yang sunyi, Sara mulai memikirkan Brett, rasanya ia ingin sekali menemuinya, tapi seakan-akan pikirannya menolak untuk bertemu dengannya.

Sara tiba-tiba teringat pertemuannya di bubble tea shop dengan Brett. Entah kenapa, itu membuat Sara mengingat mimpinya 10 tahun terakhir ini. Hampir setiap malam, Sara selalu memimpikan hal yang belum pernah ia lalui, rasanya. Mimpi yang aneh, sekaligus menyesakkan bagi Sara. Dalam mimpi itu, Sara terlihat masih sangat muda bersama seorang anak lelaki dengan mata coklat yang tidak bisa dilupakannya. 2 menit Sara sudah berjalan, tiba-tiba ada seorang lelaki berbada besar menghampirinya.

"Hai cantik. Kamu sedang apa malam-malam begini masih diluar?"

Sara terkejut bukan main setelah bertemu dengan lelaki itu. Lelaki itu ada preman/buron yang masih berkeliaran didaerah apartemennya Sara.

"Ah permisi, saya buru-buru"

"Eiits, mau kemana? Buru-buru banget sih? Main dulu lah sama kita"

Seorang lelaki lain datang mencegat Sara sambil menahan kepala Sara.

"Maaf jangan ganggu saya, saya mau...pulang" jawab Sara lirih.

"Ehh jangan takut, kami ga jahat kok, Cuma mau nemenin kamu seneng-seneng aja" kata lelaki pertama, sambil meraih tubuh Sara, dan menyentuh bagian dadanya.

Dengan reflek yang sangat baik, Sara menghindar dan menghajar 'masa depan' lelaki itu dan segera berlari kebelakang.

"Woy! Kurang ajar! Dul, tangkap anak itu! Lumayan buat santapan malam ini"

Lelaki yang datang belakangan segera mengejar Sara. Sara berlari sambil memeluk case biola nya. Sesekali, Sara melihat kebelakang dan teriak meminta tolong, dan lelaki itu masih mengejarnya. Sara melewati mobil yang berisikan Eddy dan teman-teman yang melihat Sara dikejar seseorang. Brett yang mengenakan hoodie hitam langsung keluar dan mencegat preman itu.

"Ehh mata empat! Mending minggir dah, dari pada lo yang kena?" teriak preman itu

"Ohh, maaf, tapi sayangnya, gue ga mau minggir tuh" jawab Brett dengan tenangnya.

Sara terhenti karena mendengar seseorang yang mencegat preman itu. Beberapa orang dari mobil itu keluar untuk menghampiri Sara dan Brett.

"Bro! Jangan sendirian" kata Eddy yang menggunakan kacamata silver.

Kedua lelaki tersebut mulai menghajar preman itu dan sisanya mengahampiri Sara.

"Hey, kamu gapapa? Apa mereka nyakitin kamu? Shawn, telpon polisi sekarang!" seorang wanita berambut panjang menghampiri Sara. Sara yang hanya diam, bingung mau berbuat apa karena hampir saja menjadi santapan lelaki buaya.

Sesaat setelah polisi menangkap para preman itu, kedua lelaki tersebut menghampiri Sara yang sedang ditenangkan oleh kedua orang yang bersama lelaki yang menghajar preman itu.

"Hey, kamu ga papa? Ada yang sakit? Apa mereka mukul kamu?" Brett menghujani Sara dengan pertanyaan.

"Calm down bro! Dia masih syok banget keliatannya" jawab salah satu dari temannya.

"Hahhh haah.. aku.. gapapa_ oh my! Kamu bonyok! Kamu ga papa?!" tanya Sara terkejut.

"Ohh ini ga seberapa kok. Kamu ga kenapa-napa kan Ra? Tadi kamu kenapa tiba-tiba ngilang? Teman-teman kamu nyariin kamu loh" tanya Brett yang khawatir.

Kidung Asmaraloka GulitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang