Elma & Iren

55 15 9
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca, sebuah dukungan kalian sangat berharga bagi saya.
Terimakasih ❤️

Happy reading!

Hari ini sinar mentari sangat terang menyinari alam semesta. Langit berwarna biru muda terlihat cerah, burung burung saling bersautan. Seperti menandakan hari ini, akan sangat cerah tak ada pertumpahan air dari atas langit sana.

Seorang gadis cantik masih terlelap dalam selimutnya, terlihat sangat nyenyak sekali dalam tidurnya, hingga ia tidak menyadari seseorang telah masuk kedalam kamarnya.

Ia masih sangat betah dalam mimpinya, memang mungkin dunia mimpi lebih menyenangkan dari pada dunia nyatanya.

"Elma bangunlah ini sudah pagi apa kau tidak pergi kuliah." seru seseorang yang tadi masuk kedalam kamar gadis itu,sambil menyibakan gorden yang menghalangi sinar matahari masuk kedalam kamar tersebut.

Gadis itu masih tak mau bergerak ia masih betah berada didalam mimpi. Hingga kemudian ia di kagetkan dengan sebuah tangan dengan sangat keras  mendarat di salah satu pipinya, sehingga mengharuskan ia untuk bangun dari alam bawah sadarnya.

"Mama" serunya ketika kedua matanya melihat sosok ibunya yang melihatnya dengan tatapan yang begitu sinis. Ini memang sudah hal biasa untuk dirinya, di perlakukan tak wajar oleh semua keluarganya.

Tak ada satupun orang yang membelanya bahkan Kaka nya sendiri tidak peduli dengannya, entahlah ia tidak mengerti dengan semuanya tidak mengerti mengapa di perlakukan seperti ini. Kesalahan apa yang pernah ia perbuat dalam hidupnya hingga semua orang membencinya, bahkan ayah kandungnya sendiri pun tak menganggap dia darah dagingnya sendiri.

'sungguh miris sekali hidupku' batinnya

"Apa kau tidak pergi ke kampus, apa yang semalam kau lakukan? Apa kau semalam menjual dirimu hingga jam segini kau masih tidur." Ujar ibunya dengan kedua tangan ia letakan di atas pinggangnya.

"Enak sekali hidupmu sudah saya biayai kuliahmu supaya jadi anak yang rajin, pintar bukan malah jadi anak pemasalas seperti ini." Bentak ibu pada gadis itu. Elma sangat sedih ia sakit hati ketika ibunya sendiri membentaknya setiap pagi hari, atapun ketika saat ia pulang dari belajarnya.

"Cepatlah bereskan kuliahmu agar kau cepat cepat bekerja dan segera mencicil hutang uang pendidikanmu." Serunya lagi dengan melangkahkan kedua kakinya keluar dari kamar anaknya.

Setelah melihat ibu nya sudah benar benar keluar dari kamarnya, ia kemudian buru buru membersihkan dirinya, tidak lupa ia juga membereskan tempat tidur nya terlebih dulu. Tak butuh waktu lama untuk dirinya mandi karna memang ini sudah telat ia takut jika berlama lama di kamar mandi akan ketinggalan kelasnya pagi ini.

Ia segera melenggang pergi dari kamarnya setelah sebelumnya melihat cermin yang memantulkan dirinya yang sudah terlihat rapi. Elma memoleskan sedikit lipstik warna pink di bibirnya ia tidak terlalu suka berdandan seperti kebanyakan perempuan, karna ia rasa menjadi dirinya sendiri lebih menarik dari pada harus berdandan berlebihan wajah narutalnya saja sudah banyak memikat banyak laki laki.

Setelah keluar kamar ia langsung pergi keluar dari rumah nya itu, setelah berpamitan pada orang rumah ia jarang sekali sarapan di rumahnya. Tidak bukan itu bukan rumah untuk berteduh dan berkeluhnya, itu adalah neraka bagi hidupnya jika berada didalam rumah itu.

Elma pergi ke kampus setiap hari menggunakan taxi, karna memang dirinya tidak pernah diberi kendaraan apapun berbeda dengan Kaka laki lakinya ia serba diberi apapun itu yang diminta oleh kakanya.

Mungkin memang mereka sengaja tidak memberi nya alat transportasi untuk dirinya, yang mereka anggap anak pembawa sial itu hanya akan membuang buang uang saja pikirnya seperti itu. Taxi yang ditumpangi Elma pun berhenti dengan sempurna disebrang jalan tepat dihadapan  kampusnya saat ini.

Kemudian ia keluar dari taxi itu dan menyebrang jalan untuk masuk ke gedung yang menjadi tempat menempuh pendidikannya, saat ini memang dirinya sudah memasuki semester akhir bahkan ia sekarang di sibukan membuat skripsinya.

Sebenarnya hari ini hanya ada satu kelas saja karna ia Minggu kemarin tidak sempat mengumpulkan tugasnya untuk memenuhi nilainya yang kurang. Setibanya di kelas ia di sambut dengan hebot oleh sahabatnya Iren.

Iren satu satu nya orang yang mau menemaninya dari semenjak SMP, sahabatnya itu yang selalu menjadi tempat keluh kesahnya, tempat mencurahkan segala isi hati dan pikirannya. Iren juga tahu mengenai kehidupan sahabatnya itu , ia juga sangat prihatin pada Elma bahkan iren selalu menyuruh dirinya untuk tinggal di apartemen nya, karna memang iren termasuk orang berada kedua orang tua iren pun menganggap Elma seperti anaknya sendiri.

Hingga Elma merasa sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti iren yang tidak memandang harta ataupun keadaan, malah iren sudah ia anggap seperti kaka nya sendiri karna memang iren penasihat, pemberi solusi terbaik untuk dirinya yang sedang dalam masalah. Iren lah orang pertama yang membantunya ketika ia sedang kesusahan ataupun sebaliknya mereka saling menolong.

"El apa kabar aku sangat merindukanmu sahabatku." Serunya sangat heboh dengan merenggangkan tangan untuk memeluk tubuh Elma yang lebih pendek sedikit dari dirinya.

"Dih males lebay lo baru juga kita ketemu kemarin" balasnya sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan sahabat nya, iren memang orang nya perusuh ceroboh dan juga sedikit aga bodoh pikirnya. Karna jika ia sedang mengobrol dengan iren terkadang selalu lambat dalam merespon obrolannya, dan juga ia sering sekali menjawab yang bukan topik pembicaraan sehingga membuat Elma sangat kesal.

"Hehe...tapi kan kemarin cuma tidak sengaja saja kita bertemu, lagian kau kemarin langsung pamit pulang sehabis bekerja huh membosankan sekali dirimu El." Ujarnya dengan nada suara yang dibuat sedih.

"Tetap saja kita kemarin sudah ketemu...,iya aku pulang karna mama menyuruhku pulang cepat." Jawabnya bohong sambil mendudukkan dirinya di kursi berdekatan dengan iren.

"Memangnya ada masalah apa mamamu sampai menyuruhmu pulang cepat , tidak biasa." Serunya dengan tatapan curiga karna selama ia bersama sahabatnya itu, ibu dari sahabtnya itu tidak pernah menyuruh pulang atau apapun kecuali jika ada sesuatu hal mendesak.

"Tidak ada apa apa, hanya menyuruhku cepat pulang karna sudah larut malam saja." Jawabnya lagi bohong karna ia sebenarnya tidak pulang ke rumah tapi ia pergi ke suatu tempat.

"Beneran tidak ada apa apa? mama mu tidak memukulmu kan El?" Tanya nya karna ia masih tidak mempercayai yang di ucapkan sahabatnya itu.

'tidak biasanya mama Elma menyuruh pulang cepat jika cuma sudah malam, biasa nya juga Elma pulang malam' dengan memicingkan matanya pada elma.

Iren tidak percaya dengan semua perkataan Elma karna ia tau betul sifat ibu nya Elma, tidak pernah perhatian pada sahabatnya itu sedikitpun.
'ah sudahlah mungkin memang benar' batin Iren.

*******

HAI GUYS INI CERITA PERTAMA KU, DAN AKU SANGAT SANGAT BERHARAP DUKUNGAN KALIAN SUPAYA CERITAKU BISA BANYAK ORANG YANG BACA.

DAN JIKA KALIAN MERASA KURANG SUKA DENGAN ALUR CERITANYA. AKU MOHON SANGAT UNTUK "TIDAK MENGHUJAT!!!". TOLONG HARGAI SEBUAH KARYA ORANG LAIN. KARNA MEMBUAT SATU BAB CERITA ITU TIDAK SEMUDAH YANG KALIAN BAYANGKAN.



I'm Still a VirginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang