bagian 8

86 16 0
                                    

Dua pria berperawakan tinggi terlihat mengepel lantai sebuah cafe shop, mereka adalah Song-kang dan_yang satunya lagi Joo-hyuk. Keduanya mengepel dengan tenaga penuh. Meluapkan emosi lewat kain pel.

Sepuluh menit sebelumnya keduanya bahkan terlibat cekcok hingga berkelahi.

"Apa lihat-lihat" tantang Hyuk.

Masih dengan pandangan permusuhan, netra Song-kang kini sengaja ia alihkan pada sebuah pintu kayu menuju arah dapur cafe.

"Kau selesaikan saja ini, aku akan membuang sampah."

"Terserah." Hyuk merapatkan gigi hingga membuatnya terlihat seperti kucing garong yang siap menyerang mangsa. Pria ini bahkan menyepak pegangan kain pel yang tergeletak dilantai ubin(yang sebelumnya digunakan Song-kang)

Song-kang, pria itu menoleh sesaat karena suara yang ditimbulkan, setelahnya memilih berlalu. Harus ada yang mengalah agar masalah tidak berlanjut runyam, dan ia tahu ini haruslah dia yang melakukan.

Banyak mencicipi asam garam kehidupan menjadikan dirinya jauh lebih dewasa dibandingkan Hyuk. Pria tersebut sangat temperamen akan sangat repot bila harus kembali berurusan dengannya hanya karena sama-sama tak mau mengalah.

"Aissh. Kenapa harus melakukan semua ini" gumamnya. Dua kantong hitam besar berisi sampah sisa makanan ia letakkan ditempat sampah.

Terkejut dengan kehadiran sosok lain selain dirinya, netra Song-kang membesar. "Astaga.."

Suzy yang terlihat sedikit pucat dan matanya yang berbinar basah, hanya memandangnya dengan ekspresi tidak bersalah.

"Sedang apa kau disini? Kau mengagetkanku, tahu?"

"Ada yang ingin ku sampaikan padamu. Aku tak sabar menunggu, jadi aku datang menemui'mu."

Pria tersebut mengangguk. Keduanya melangkah pelan sembari bercerita.

_

Setelah menyelesaikan tugas bersih-bersih, Hyuk segera mengunci pintu kafe. Malam ini ia takkan pulang bersama Pria itu(Song-kang).

🌃

Pikirannya masih terpaku pada pertengkaran dirinya dan 'malaikat maut tak becus.'
Julukan yang ia berikan pada Song-kang karena kesal.

Begitu melihat bus yang akan ia tumpangi telah tiba, Hyuk segera menaiki benda persegi panjang itu.

Sebelum pulang, ia akan singgah ke rumah sakit. Kondisi sahabatnya, Hun membuat Hyuk tak tenang bila memutuskan langsung pulang beristirahat. Padahal jelas, ia sangat kelelahan. Jadwal aktivitas hariannya begitu padat, sampai waktu beristirahat pun ia tak punya.

"Hun, sebaiknya kalian menyerah saja padanya. Dia tidak punya niat hidup. Seberapa besar pun usaha kalian menyelamatkannya akan sia-sia. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuknya sangat besar. Biarkan dia pergi. Kita fokus saja menyelamatkan Suzy." Pria berwajah innocent itu berkata dengan sekenanya.

"Jaga ucapanmu! Apa kau akan menyerah menyelamatkan keluargamu? Kau ini sangat tidak berperasaan."

Menghela nafas panjang dengan pandangan tertuju pada pemandangan malam yang seperti terlihat berjalan bersama bus. Ia sedang berpikir ucapan yang menyebabkan dirinya bertengkar hebat dengan Song-kang.

Kini kemarahan Hyuk sedikit mereda. Hanya sedikit. Ia masih tak terima, pria itu memintanya menyerah pada Hun. Bagaimanapun, Hun bukan sekedar sahabat. Dia adalah keluarga. Orang yang selalu ada untuknya disaat dirinya susah maupun senang. Jadi, Hyuk takkan menyerah padanya.

_

🏥

"Kau berhasil menemukannya?"

Song-kang menggelengkan kepala.

The Mission [Complete]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang