bagian 10.

89 12 8
                                    

Percaya pada ucapan Soojung, Hyuk mengikutinya menghadapi ayah Jung. Dia bahkan menyempatkan memberi senyum pada gadis bermata besar itu sebelum ditinggal berbicara empat mata dengan si empunya rumah.
Junghyuk sendiri sudah meyakinkan pada Soojung kalau dia akan memperlakukan Hyuk dengan sebaik mungkin. Sayang, sikapnya yang diperlihatkan pada putrinya langsung berubah begitu pintu ruangan tertutup.

"Bantu aku, temukan dua anak yang ada dalam foto. Kau tahu, seperti yang kau ketahui, aku ini seorang pengusaha, bukan badan amal."

Terkekeh, Hyuk memperhatikan sekilas foto sepasang bayi kembar yang barusan diletakkan pria Jung di atas meja kerja. Matanya kian terpusat saat merasa pernah melihat foto tersebut, tapi entah kapan dan di mana.

"Apa yang akan paman lakukan pada kedua bayi tak berdosa ini?" Netranya beralih.

"Peduli apa kau dengan apa yang akan kulakukan pada mereka. Asal kau tahu saja, mereka bukan anakku. Kau pikir si kembar saudaranya Soojung? Jangan sembarang menyimpulkan."

Dilihat dari usia foto, memang terlihat  kalau bayi yang berada dalam foto, kini telah beranjak dewasa. Tak salah bila Hyuk menafsir sepasang bayi tersebut mungkin bagian dari masa lalu pria yang duduk berhadapan dengannya.

"Jujur, awalnya ku pikir paman berbeda dengan orang dewasa lainnya. Ternyata aku salah. Paman tak jauh beda dengan yang lain" sambungnya.

"Kehidupan didunia ini tak semudah yang ada dalam pikiran kalian, para manusia naif. Kau sama polosnya dengan putriku. Karena inilah aku ingin kau bersanding dengannya. Tapi karena kau menolak, maka aku tak punya alasan membantumu. Kecuali kau bisa menjalankan tugas yang ku beri" senyumnya sinis.

Merogoh saku celana, sebuah ponsel dikeluarkan Hyuk untuk menjepret foto yang ditunjukkan Junghyuk. "Aku akan menemukan mereka untuk paman. Untuk itu, aku ingin paman membayarku dimuka."

Hahaha
Tawa Jung membahana, "Aku suka keterus_terangan mu. Kau benar-benar memenuhi syarat karakter yang ku harapkan. Sayang sekali.." Jung kembali memperhatikan wajah Hyuk. "Kau membuatku penasaran, tentang siapa gadis yang sanggup menaklukan hatimu."

"Tiga hari. Ku berikan waktu tiga hari." Sembari mengatakan, tangannya dengan luwes menggores lembaran cek dengan pena ujung berwarna emas. Ini." Kertas persegi panjang yang dikeluarkan salah satu Bank kini diserahkan pada Hyuk. Senyuman seketika itu pula terbit pada wajah Hyuk.

Tak peduli siapapun sepasang kembar yang ada dalam foto akan dia temukan. Asalkan dia bisa membayar pengobatan kedua sahabatnya. Memberi penghormatan pada pria berwibawa tersebut, Hyuk berlalu dari rumah berpilar kokoh berukir dewa cupid.

_

Ditempatnya bekerja, restoran ayam cepat saji, Song-kang tak dapat berkonsentrasi. Dia bahkan berulang kali membuat kesalahan yang pada akhirnya membuat dia berakhir di ruangan atasan. Pria berhidung mancung itu diceramahi habis-habisan sampai diancam pecat. Pria yang sebenarnya juga temperamen ini hanya bisa menunduk sembari mengumamkan kata maaf, berulang.

Dia keluar dari ruangan dengan bahu melemah. Menuju ruangan berbeda dan duduk membungkuk tanpa berkata. Banyak hal yang kini memenuhi pikirannya. Tanpa sadar helaan nafas keluar dari bibir.

"Apa yang sedang kau lakukan disini. Kenapa tidak bekerja?" Suara berat Hyuk membuyarkan lamunan.

"Sejak kapan kau datang? Bagaimana dengan uang? Berhasil kau dapatkan?" Tanyanya cemas.

"Ya. Ck.. terima kasih karena sudah ikut mencemaskan.."
Pintu loker karyawan dibuka, Hyuk membuka kaos kuning yang ia kenakan dan menggantinya dengan seragam kerja. Pria ini benar-benar terlihat menarik dengan setiap otot yang terdapat di tubuh. Untung saja tak ada anak gadis yang melihat, kalau tidak, mungkin mereka tak akan sanggup mengerjabkan mata.

The Mission [Complete]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang