Happy reading, guys 🤗🤗🤗
But, sebelumnya silakan putar multimedia di atas sebelum dan sesudah membaca short story ini agar lebih menghayati cerita ini ya. Tenang aja, ceritanya happy ending kok. Cuma ya, agak mellow aja, wkwk... Dan sebelum kalian mulai berpikir kemana-mana, aku akan mengingatkan bahwa kemungkinan besar setiap kalian membaca tiap kalimat cerita ini kalian akan berpikir, "Kok ceritanya mirip kisah anu ya?", atau, "Kok ceritanya ngingetin ke kisah itu ya?" Dan untuk menjawab pertanyaan ini, secara langsung aku akan menjawab, "Iya, cerita ini memang terinspirasi dari sana. Sekitar 60 % cerita ini mirip dengan kisah itu, dan 40 % tambahan dari imajinasiku."
So, sekali lagi, happy reading guys 😘😘😘
***
Seorang pria berusia awal delapan puluhan tengah berjalan dengan langkah perlahan di ruang keluarga di rumahnya yang terbilang sangat besar untuk ditinggali seorang diri. Pria tua yang masih memiliki jejak-jejak ketampanan dari masa mudanya itu menatap pigura-pigura yang menempel di dinding ruang keluarga dengan tatapan penuh cinta dan rindu. Senyumnya terukir lembut, tampak jelas tengah membayangkan sosok seseorang yang diabadikan dalam foto-foto tersebut.
Ketika tengah asyiknya dirinya memandangi sebuah pigura berukuran cukup besar yang mengabadikan salah satu waktu teristimewanya bersama seseorang yang sejak tadi dipandanginya dengan penuh cinta dan rindu itu, tiba-tiba saja ia merasakan sebuah tangan mungil dan hangat menyentuh telapak tangannya, membuatnya menoleh seketika pada si pemilik tangan. Dan iapun langsung tersenyum lembut.
"Harabeoji sedang apa?" tanya si pemilik tangan itu. Wanita muda yang wajahnya begitu mengingatkannya pada seseorang. Cucunya yang memiliki wajah dan sifat yang sama persis dengan seseorang yang selalu dirindukannya.
"Hanya sedang mengingat beberapa kenangan," jawabnya.
"Bersama Halmeoni?"
Dan ia tersenyum.
***
Bertahun-tahun yang lalu.
Lee Min-ho, laki-laki remaja yang kini tengah menampilkan raut wajah campuran antara malu dan bingungnya itu terus diseret oleh seorang pria paruh baya melewati koridor-koridor kelas. Ia tidak tahu akan dibawa kemana dirinya. Namun jika melihat arahnya, sepertinya ia akan di bawa ke bagian gedung kelas sepuluh. Apa yang hendak dilakukan oleh guru favoritnya itu?
Setelah cukup lama berjalan setengah diseret dengan disaksikan oleh siswa-siswa yang menatapnya dengan penasaran —mengingat reputasinya yang cukup populer sebagai siswa jenius— gurunya itu membawanya memasuki sebuah kelas yang tampak sangat ramai. Anak-anak perempuannya sedang membereskan seragam olahraga mereka ke dalam tas, sedangkan anak laki-lakinya kebanyakan masih bertelanjang dada —baru akan mengganti seragam mereka. Suasana ramai yang sebelumnya memenuhi kelas mendadak hening saat mereka datang. Semua murid yang ada di sana menampilkan raut heran karena mata pelajaran mereka selanjutnya bukanlah mata pelajaran Fisika yang diampu oleh sosok yang sejak tadi menyeretnya, dan raut wajah mereka semakin heran sekaligus penasaran saat indra penglihatan mereka menangkap kehadiran dirinya.
"Mana Kim Go-eun Hakseng?" tanya guru Fisikanya pada semua murid yang ada di kelas itu. Tatapannya mengedar ke seluruh penjuru kelas, mencari si pemilik nama yang baru saja disebutkannya.
Tak ada jawaban. Semua mata masih berfokus pada sesosok pria tampan nan jenius yang masih menampilkan raut wajah malu dan bingungnya itu. Mau apa guru Fisika mereka membawa salah satu senior mereka yang sering disebut-sebut dan dipuji-puji oleh guru-guru mereka sebagai siswa paling jenius di sekolah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story About MINGO COUPLE
Short StoryHanya cerita pendek tentang couple favorit.