Lee Ji-hun and Kim Yi-na - A Plane and Airport part 6

1K 71 33
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Usia Pernikahan Kelima Tahun, Pasangan Lee Ji-hun dan Kim Yi-na Tetap Tunjukkan Keromantisan.

Nikmati Waktu Berdua, Lee Ji-hun dan Kim Yi-na Menonton di Bioskop Bersama.

Semakin Romantis, Pasangan Lee Ji-hun dan Kim Yi-na Tertangkap Kamera Berkencan di Namsan Tower.

***

Masa cuti Ji-hun dan Yi-na sudah berakhir. Mereka akan segera kembali pada rutinitas mereka masing-masing. Ji-hun akan kembali sibuk di kantor dan Yi-na yang akan kembali meneruskan persiapan novel terbarunya. Kendati sejak penemuan terbarunya di mobil Ji-hun membuat Yi-na merasa begitu terganggu mengenai berbagai kemungkinan yang terjadi, ia tetap berusaha fokus untuk mulai menggarap novel terbarunya. Ia juga masih bersikap biasa terhadap Ji-hun. Yi-na masih menjadi sosok istri yang begitu perhatian dan penuh cinta untuk Ji-hun, membuat pria itu tak curiga sama sekali bahwa aroma bangkai yang dikuburnya mulai tercium.

"Aku punya sesuatu untuk Oppa," kata Yi-na begitu ia selesai membantu Ji-hun memakai jasnya. Pria itu akan berangkat ke kantor. Ini hari pertama mereka memulai kembali rutinitas mereka setelah seminggu penuh hanya menghabiskan waktu berdua.

Ji-hun tak sempat menanggapi perkataan Yi-na karena wanita itu langsung melangkah menuju meja riasnya untuk mengambil sesuatu yang berada di salah satu laci yang ada di sana. Yi-na kembali menghampiri posisi Ji-hun seraya membawa sebuah kotak berwarna hitam di tangannya.

"Aku tidak berulang tahun hari ini," sahut Ji-hun dengan nada heran campur geli.

Yi-na tersenyum. "Apakah aku harus memberi Oppa sesuatu hanya pada saat hari ulang tahun Oppa saja?" tanyanya, menanggapi sahutan sang suami. Ia membuka tutup kotak itu, memperlihatkan sesuatu yang ada di dalamnya.

 Ia membuka tutup kotak itu, memperlihatkan sesuatu yang ada di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tahu Oppa tak suka mengoleksi benda-benda semacam ini. Oppa lebih suka menggunakan satu jam tangan dan hanya akan memperbaikinya jika rusak. Tapi aku ingin Oppa menerima ini dan akan selalu mengingatku setiap kali Oppa lupa pada putaran waktu. Bisakah Oppa menerimanya?"

Ji-hun terpaku sesaat. Ia mengamati sebuah jam tangan berwarna hitam di dalam kotak yang ada di tangan Yi-na. Bahkan dari kotaknya saja, Ji-hun bisa langsung tahu harga benda itu mungkin bisa menyamai harga sebuah apertemen mewah. Yi-na benar, sejak dulu saat ia masih belum memiliki apa-apa, hingga kini ia sudah memiliki segalanya, ia memang tidak begitu suka mengoleksi banyak benda secara berlebihan. Tidak seperti pria lain yang suka mengoleksi macam-macam benda seperti jam tangan mewah karya desainer-desainer ternama, lukisan bernilai seni tinggi, sepatu-sepatu edisi terbatas, mobil sport, bahkan hingga jet pribadi, Ji-hun sama sekali tidak melakukannya. Kendati Ji-hun saat ini sanggup melakukan hal itu, tapi ia tidak melakukannya. Baginya itu adalah hal yang tidak berguna. Bahkan jam tangan yang dimilikinya pun hanya satu yang dibelinya sendiri saat hari ulang tahunnya yang ketujuh belas. Ia hanya akan sesekali mengganti talinya jika benda itu sudah dinilai cukup usang, selebihnya Ji-hun akan tetap menggunakannya, tak peduli jika benda itu sudah ketinggalan zaman. Namun, baru beberapa hari lalu Ji-hun mendapati bahwa jam tangannya sudah benar-benar rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Dan kini, ketika ia mendapati sang istri memberikan sebuah jam tangan mewah untuknya, Ji-hun tentu saja tidak bisa menolaknya. Seolah semesta memang berkonspirasi atas hal ini, karena ia belum memberitahu Yi-na soal jam tangannya dan berniat memesannya sendiri, tapi wanita itu malah sudah membelikan benda itu untuknya.

Short Story About MINGO COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang