Al Munawi mengatakan, "Jika seorang mukmin diberi cobaan maka itu sesuai dengan ketaatan, keikhlasan dan keimanan dalam hatinya."
Al Munawai mengatakan pula, "Barangsiapa yang menyangka bahwa apabila seorang hamba ditimpa ujian yang berat, itu adalah suatu kehinaan; maka sungguh akalnya telah hilang dan hatinya telah buta. Betapa banyak orang sholih (ulama besar) yang mendapatkan berbagai ujian yang menyulitkan. Tidakkah kita melihat mengenai kisah disembelihnya Nabi Allah Yahya bin Zakariya, terbunuhnya tiga Khulafa'ur Rosyidin, terbunuhnya Al Husain, Ibnu Zubair dan Abu Hanifah yang dipenjara sehingga mati di dalam buih, Imam Malik yang dibuat telanjang kemudian dicambuk dan tangannya ditarik sehingga lepaslah bahunya, begitu juga kisah Imam Ahmad yang disiksa hingga pingsan dan kulitnya disayat dalam keadaan hidup. ... Dan masih banyak kisah lainnya.
"Semakin kuat iman, semakin berat cobaan, namun semakin Allah cinta. Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya balasan terbesar dari ujian yang berat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. barangsiapa rida, maka Allah pun rida. Dan barangsiapa murka (tidak suka pada cobaan tersebut), maka baginya murka Allah."
Mungkin ujian memang berat, menghantui setiap nyawa yang bersedia untuk menapaki hidup di jalan Allah. Tiga bulan sudah usia pernikahan mereka, Elly sudah mulai telat untuk berhalangan. Setiap pagi―saat mau makan, mau beraktivitas dan mau tidur―merasakan guncangan hebat di perut, mual, ingin muntah saat melihat nasi dan sensitif dengan aroma-aroma tertentu.
"Ayo ke dokter aja, Dek!" pinta Edo pagi ini―sebelum berangkat kerja. Sudah dua bulan mereka tinggal bersama di kontrakan. Saling mendukung satu sama lain―Elly berhenti bekerja untuk fokus mengurus rumah tangga. Edo bekerja lebih dari biasa saat masih sendiri untuk memenuhi setiap kebutuhan keluarga.
"Tapi kamu mau kerja, Mas," keluh Elly kembali ke kamar dengan sempoyongan dari toilet, "nanti aja, kalau aku udah mendingan ke rumah sakit sendiri,"
"Enggak-enggak, mas enggak tega kamu berangkat sendiri. Lancarnya rezeki terletak sebagaimana suami bisa buat istri bahagia, setetes air matamu keluar karena marah, saat itu juga rezeki keluarga kita terhalang," tutur Edo―mengelus pundak istrinya, "ayo segera mandi!" Elly mengangguk, dipapah suaminya sampai depan pintu kamar mandi. "Sudah, sayang?" tanya Edo saat istrinya keluar dengan pakaian rapi. Lagi-lagi Elly mengangguk.
Dokter menyerahkan selembar kertas hasil USG, mempersilakan pasangan muda untuk duduk di kursi hadapannya.
Dengan panik Edo menarik kursi untuk Elly, "Istri saya sakit apa, Dok?"
Seulas senyum mengembang di bibir, "Tidak perlu khawatir, Pak. Itu reaksi wajar saat memasuki trimester pertama masa kehamilan," jelasnya―menjabat tangan Elly dan menangkupkan kedua tangan depan dada saat memberi selamat.
"Terima kasih, Dok," ucap keduanya―menerima selembar kertas dan resep vitamin kandungan.
Sejak kabar bahagia di dengar, suami lebih perhatian dan sangat menjaga kesibukan sang istri. Hampir setiap hari Edo meminta Elly lebih sering berkolaborasi dengan Alquran, memperbanyak salat―baik yang wajib atau pun sunnah.
"Mas berangkat kerja ya, Dek. Assalamualaikum," istri shaliha mencium tangan suami, "mau titip apa?" rayunya―mengelus lembut perut sang istri.
"Mau titip ...," Elly berpikir beberapa saat, "emm ... mas selalu sehat dan Allah melindungi keluarga kita," ucap Elly penuh sumringah, "Aamiin," ujar keduanya bersamaan.
"Hati-hati, Mas," Edo menjalankan motor meninggalkan platar kontrakan.
****
Ujian memang salah satu bentuk kasih sayang Allah pada hambaNya. Di usia kandungan memasuki tujuh bulan―kebahagiaan yang orang lain lihat hanya berumur seujung kuku, kini harus rela terhempas oleh ganasnya angin cobaan dalam membina rumah tangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalam Cinta untuk Elly
EspiritualCompleted ✅ Cinta dan perjuangan adalah satu kesatuan utuh yang harus dimiliki kedua insan saat memutuskan untuk melangkah bersama.