Prologue :
Goddess Above the CloudsTiga ribu surai perak mengalir mengikuti embusan angin ditemani mata hitam pekat bercincin merah acuh tak acuh dan ganas namun cantik saat ia berjalan di atas teratai putih di awan dengan sepasang kaki telanjang. Rautnya masih sama dari awal, kecantikan yang memancarkan aura sombong dan penghinaan untuk setiap mahluk hidup di balik tabirnya.
Di ketinggian dua puluh ribu kaki di antara puncak-puncak Jurang Janji, tubuhnya tidak goyah dan belum menunjukan kelemahan walaupun sedari tadi ditebas puluhan pedang Qi oleh ribuan lawannya dan terluka parah.
Jari-jari tangannya membentuk serangkaian mantara kuno rumit hingga bergesek dan menyebabkan luka dangkal tapi baginya seolah tidak ada apa-apanya.
"Mulai akhiri ini." Dengusnya dingin.
Tidak lama, terciptalah bayangan pedang besar di atas kepalanya sehingga memberikan teror kepada lawan dan menebas tubuh mereka menjadi dua diberbagai sisi.
Dia melesat turun dari langit secepat kilat lalu menebas leher lawannya dari satu ke satu yang lain hingga menciptakan serangkaian karya bunga kirmizi di gaun putihnya.
Langkah kaki wanita itu sedikit berserakan saat mendarat di atas teratai yang satu inci melayang di atas tanah, gesit berpindah dari puncak ke puncak yang lain seperti sinar, genangan darah memercik dimana-mana ketika tebasan pedang Qinya menumbangkan lawan dimana pun ia melangkah. Pemandangan ini membuat orang takjub menyembah betapa kuatnya dia menghadapi seribu orang terkuat di tiga alam sendirian dengan pertarungan selama seratus hari penuh. Lalu menggertakkan gigi karena iri.
Wanita itu melambaikan lengannya yang menggenggam Pedang tipis berwarna perak erat-erat dan menawarkan darahnya sendiri dibilah pedangnya melalui jari telunjuk dan tengah. Kedalaman matanya yang tanpa suhu itu dipenuhi kebencian berapi-api dan niat membunuh.
Sial!
Dia yakin, akan mati untuk kedua kalinya setelah ini.
Belum lagi dua wali binatang mitos di dunia kecilnya yang sekarang sekarat; naga hitam dan naga perak. Mereka sudah seperti keluarganya sendiri dan tumbuh besar bersamanya selama ini, dia tidak ingin menyeret mereka ke dalam kematian.
"Master!" Dua binatang mitos itu berteriak sedih penuh keputusasaan melalui indra spiritualnya di dunia kecilnya saat wanita itu menggunakan kekuatannya yang tersisa untuk menutup portal melalui totem sayap merah di antara alisnya.
"Tunggu saya kembali," Jeda sebentar saat dia menghela napas. "Jika saya mati, saya akan menemui kalian di kehidupan selanjutnya. Kalian hanya perlu berkultivasi menjadi lebih kuat, saya harap saat kita bertemu lagi, kalian sudah menjadi binatang suci. Selamat tinggal."
Tanpa menjeda waktu meratapi kesedihan, wanita itu dengan keadaan lemah dan pucat menggoncang pedangnya lagi.
"Dewi Shen! Kamu sebaiknya patuh menyerahkan semua harta milikmu! Lalu kita akan membuat kematianmu lebih mudah." Orang-orang itu menyeringai penuh penghinaan tanpa belas kasihan.
Tentu saja, selama perang ini mereka sudah merampok lembah istana miliknya, tapi belum puas karena semua harta dan ilmu-ilmu di istananya hanyalah metode tingkat rendah yang ditinggalkan wanita itu, namanya Shen Fei. Sebagian sudah dia amankan di dunia kecilnya.
Penuh kebencian!
Tubuh Shen Fei memancarkan hawa dingin dengan niat membunuh mencekik membuat mereka bergidik ketakutan, tapi setelah melihat penampilan Shen Fei yang tidak pada puncaknya; lemah dan pucat, mereka mengembalikan penampilan sombong kembali.
"Mati!" Raung Shen Fei dengan suara serak, darah menyembur di mulutnya seperti bukan apa-apa, dia melintas seperti kilat, lalu memotong leher orang-orang itu.
Pertarungan mereka menyeberang dari satu puncak ke puncak lain dalam hitungan detik dengan cara mengeroyok.
Ding!
Pedang tipis peraknya terlempar ke jurang bawah. Telapak tangannya sudah berdarah tidak mampu memegangnya erat hingga dengan mudah orang-orang itu menombangkannya.
"Pfft!" Shen Fei batuk berdarah dengan keras saat pedang dari salah satu orang-orang itu menusuk jantungnya.
"Lihat! Dewi Shen, penjahat iblis penggoda ini mati ditanganku, hahaha!"
"Apakah ini benar-benar Dewi Shen? Betapa lemah! Tidak sekuat rumor." Wajah mereka begitu tebal dan tidak tahu malu, lupa jika mereka melakukan pengeroyokan.
"Hei! Sebaiknya suruh dia cepat serahkan semua hartanya, betapa membosankan berlama-lama dengan sampah seperti ini!"
Orang-orang serakah dan tak tahu malu itu tertawa keras-keras saat melihat penampilan Shen Fei yang menyedihkan. Kepala Shen Fei menunduk, membiarkan air peluhnya menetes dari dahi melalui tabir tipis setengah wajahnya.
"Bukankah rumor menyebutkan wajahnya adalah kecantikan tiada tara, bagaimana jika tabir ini dibuka?" Salah satu orang itu memasang tampang mesum memindai tubuhnya dari atas ke bawah.
"Hah! Jika kecantikan kenapa harus memakai tabir? Jelas dia hanya bebek buruk rupa." Iri salah satu wanita di kelompok itu.
Shen Fei yang tertunduk, matanya melintas tajam. Saat orang-orang itu hendak melucuti tabirnya dia mendongak, menatap mereka penuh kebencian, lalu mencabut paksa pedang yang tertancap di dadanya.
"Dia akan bunuh diri! Tangkap dia!"
Terlambat.
Shen Fei dengan cepat terjun ke dalam jurang sambil menggemakan suara menyeramkan ke telinga orang-orang itu.
"HAHAHA! AKU AKAN INGAT HARI INI! AKU, SHEN FEI, ATAS NAMA KLAN DEWA DARAH SELAGI AKU MEMPUNYAI KEHIDUPAN, AKU AKAN MEMBUAT JIWA KALIAN MATI TANPA REINKARNASIII!"
Shen Fei yang terjun bebas dengan kecapatan kilat hendak membanting ambang dasar jurang sambil membakar darahnya dengan sedikit kekuatan yang tersisa untuk melakukan metode terlarang; Portal Yin Yang, yang dia ciptakan sendiri.
Tak lama, muncullah pusaran hitam putih di udara, dan menghisap jiwa Shen Fei yang lemah.
•••
Sejak hari itu, semua orang yang berpartisipasi pembunuhan Shen Fei dihantui ucapannya sebelum upaya bunuh diri itu. Sebagian dari mereka melakukan ritual pemanggilan jiwa, dan sebagian berspekulasi jika jiwanya tercerai-berai saat menyentuh ambang dasar jurang yang dipenuhi aura hitam kematian yang bersifat korosif dengan jiwa juga.
Setelah mengetahui Shen Fei tidak akan kembali, mereka akhirnya tenang dan mengutuknya karena membawa semua harta di kematiannya.
Namun, tidak ada yang tahu jika orang yang mereka benci telah melakukan teknik terlarang yang belum pernah muncul di dunia.
Portal Yin Yang.
Membiarkan kematian diam-diam menjumpai mereka pada saatnya.
Author : Diphabrus
Karya diciptakan sendiri, dilarang melakukan penjiplakan!EDIT:
- BLOOD BUTTERFLY ALIAS SHEN FEI diganti jadi DEWI SHEN
- DARI AWAL SETELAN JUBAH MERAHNYA DIGANTI JADI GAUN PUTIH POLOS YAA
![](https://img.wattpad.com/cover/275037357-288-k585706.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunrise In the Horizon
Aksi[1-END] Sumber media: Pinterst Di kehidupan pertamanya, dia seorang Ratu Pembunuh sekaligus mafia abad -24 yang dipermukaan tampil elegan nyatanya kejam, brutal, dan berdarah dingin. Di kehidupan keduanya, dia terlahir kembali di dunia asing yang di...