07

15 1 0
                                    

Hari ini Hakyeon selesai mengajar lebih cepat. Murid-muridnya hanya segelintir yang datang hari ini, karena cuaca di luar sangat tidak bersahabat. Awan hitam pekat, suhu udara yang begitu dingin, dan rintik hujan yang perlahan menjadi sangat deras.

Ya, tepat sekali. Sangat cocok untuk tidur-tiduran malas di rumah.

Hakyeon hendak mengisi botol air minum, namun beberapa suara (yang sepertinya ia kenali) mengusik telinganya. Mereka berbicara pelan-pelan, seolah-olah tidak ingin ketahuan siapapun.

"Hei, mau tahu sesuatu? Aku sangat-sangat malas mengikuti kelas Hakyeon seonsaeng,"

"kau tahu, semua koreografinya terlampau feminim. Aku sangat tidak suka. Seperti perempuan saja."

"Benar. Selain itu dia juga cerewet sekali! Meletakkan handuk sembarangan saja tidak boleh, ini tidak boleh, itu tidak boleh"

"Hahaha, sial! Kalian ini mengapa bisa akurat sekali huh? Dia juga terlihat seperti jalang saat menarikan koreografinya. Dia itu perempuan atau apa? HAHAHAHA!!!"

"Tapi, Hakyeon seonsaeng sangat ramah"

"Ramah kepalamu, dia itu sok ramah tahu! Seperti kenal muridnya saja, padahal dia hanya berpura-pura baik hahahaha sialan!"

Hakyeon kembali menutup botolnya, berputar arah berlawanan dengan tempat dispenser berada.

Tangannya gemetar.

Apakah aku ini tidak berhak disayangi orang lain?

Apakah keberadaanku sangat mengganggu mereka?

Aku... hanya ingin jadi orang baik.

Mengapa semua tidak berjalan dengan benar?

Sore itu, di studio tari yang sudah sepi, Hakyeon menangis tanpa suara.

Hujan deras dan awan kelam menjadi teman sedihnya hari ini.

Neighbor - Cha HakyeonWhere stories live. Discover now