Ambruk

14 2 0
                                    

"Aku percaya jika laki-laki dan perempuan bersahabat, maka tidak akan terjadi apa-apa." Katamu.

Tapi nyatanya, kau membuat lompatan seolah kau adalah atlet lompat jauh. Jauh, sangat jauh. Jejak kakimu ketika menapak tanah berada puluhan meter jauhnya daripada aku.

Aku yg sudah berusaha lari sekencang mungkin, nyatanya kalah denganmu yg hanya berjalan dengan santainya. Wasit, bisa tolong dianulir?

Lalu kau berusaha membuat tembok yg sangat tinggi dan kokoh. Katamu, "itu adalah tameng diantara aku dan dia".

Akhirnya, aku bisa menang darimu.

Tapi nyatanya aku tertipu.

Kau roboh.

Kau bodoh.

Hatimu telah didobrak dengan sangat menggebrak.

Mulutmu bilang "tidak".

Hatimu bilang "iya".

Berusaha menekan karena rasa "gak enakan".

Berusaha menjauh karena takut hati berlabuh.

Berusaha menghilang tanpa bilang, namun faktanya sedang bersenandung senang.

Munafik, kataku.

Bisu, mulutmu.

Lantas, menjilat ludah sendiri apakah hal yg menyenangkan? Aku pikir hanya seekor anjing yg melakukan hal itu. Ternyata, kau juga.

In The Name of Pen & PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang