Hampir semua orang selalu tertuju pada satu konsep.
Mengenai sebuah tanggungjawab yang kini menjadi konsumsi masyarakat.
Semua mata selalu mengawasi gerak-geriknya.
Mereka awas, aku was-was.
Pandangan miring, stigma buruk, cemoohan, menjadi kewajaran dalam sebuah ujaran.
Selayaknya pelapor, mereka seperti membawaku ke pengadilan demi sebuah validasi kebenaran.
Sayang, hakim memutuskan ini adalah praduga bersalah.
Aku tahu ini tidak mudah.
Ketika ikrar sudah tidak sakral.
Kata sah sudah bukan sentral.
Dan kini aku berdiri sendiri bak jendral.
Namun aku tersadar akan malaikat kecil yg hadir membawa senyuman.
Dia mengharuskanku untuk kuat dan sabar saat menghadapi realitas kehidupan.
Dalam proses pendewasaannya, dia harus memahami bahwa adam dan hawa telah berkamuflase menjadi satu nama.
Dan anomali ikatan resmi yang kujalani kini, sebetulnya pilihan yang tidak ingin kupilih.
Tapi apa boleh buat?
Ini adalah bagian episode kehidupan yang harus tetap berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name of Pen & Paper
LosowePada intinya, ini hanyalah sekumpulan sampah berupa sajak/narasi/puisi/umpatan. Tulisan disini tidak bagus, tapi masih bisa dibaca dan dipahami seperti biasa. Kebebasan dalam menulis sangat terlihat jelas disini. Karena tidak terikat dengan keindaha...