Hari demi hari telah sirna
Detik selalu berdentum di telinga
Rautku semakin merunduk matikan rasa
Tatapan kosong ke dinding, hampaAku kira, aku bahagia
Ternyata kesimpulanku keliru
Aku kira, aku menemukan jawab
Ternyata pertanyaanku salahLuka semakin lara semakin tak terarah
Merobek kulit, telanjangi daging berdarah
Lama-lama tak lagi basah"Hidup begitu pelik"
Usapan wajah meringkih
Hati menjerit
Pikiran merintihSekarang aku berharap,
Semuanya akan baik-baik saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandiwara Senja
PoetryAku implikasikan sandiwara sebagai hal yang dilakukan manusia. Kita yang pernah tidak benar-benar hidup dalam kenyataan, berekspetasi bahwa hidup akan senantiasa berjalan berbanding lurus, padahal tidak. Kalau pun jatuh, kita sendiri yang manyalahka...