Lampu kamar sudah mati, menyisakan cahaya yang menelisik gorden jendela. Doyoung renggangkan seluruh badannya hingga berbunyi. Berjam-jam duduk di kursi ini membuat nya pegal.
Segera ia membangunkan Yedam yang tertidur nyenyak di kasur. Ia kecupi seluruh muka Yedam hingga sang empu nya mengerang sebab terganggu.
Jika dilihat lagi secara mendetail, Yedam sangatlah tampan sekaligus cantik, dari hari ke hari selalu bertambah cantik nya. Doyoung bertanya-tanya, mengapa dia tidak bosan bersama Yedam tapi justru malah ingin semakin dekat dengannya?
"Uh By, diem ah." keki Yedam yang kembali memejamkan matanya.
"Bangun, amour."
Doyoung pun menindih Yedam dan memeluknya, kembali menciumi wajah Yedam hingga Yedam sendiri merasa geli karena nya.
"Kepala ku pusing tahu!" marah si pujaan karena terusik.
"Kamu semalem habis mabuk, wajar."
Yedam membuka matanya kaget, "Eh masa, sih?"
Ah, dia pun mengingat nya, berawal dari Junkyu yang memaksa nya untuk minum, dan orang asing datang menganggu nya, berakhir teringat bahwa Doyoung menghajar orang itu tiada ampun.
"Mau jalan nggak?" tanya Doyoung sembari memainkan rambut Yedam.
Yedam pun samanya menyisir rambut Doyoung ke belakang tanpa alasan, "Kemana?"
"Haruto ngajak kumpul, ikut mau?" tanya Doyoung halus.
"Terserah."
"Kissmark ya?" izin Doyoung yang langsung diangguki oleh Yedam.
Langsung saja Doyoung mencium leher Yedam, menghisap nya dengan rakus hingga tanda merah ruam terpampang di lekukan leher nya. Begitulah, yang paling Doyoung sukai dari Yedam adalah leher, tak ada alasan, tapi itu definisi candu.
Yedam melenguh sembari menarik pelan rambut Doyoung. Alibi Yedam mengiyakan karena memang Doyoung jarang melakukan seperti ini selain kecup-mengecup di wajah nya. Bukankah ini kesempatan?
"Ughh."
Padahal Yedam suka sebagaimana ia diperlakukan seperti ini. Dan yah, jika Doyoung adalah cowok yang baik-baik, maka Yedam sebalik nya. Mereka berdua dikenal dengan pribadi yang sangat kontras, kata orang lain.
Yedam membalikkan posisi mereka, dan Doyoung dengan cepat langsung bangkit dari tidur nya, dengan begitu Yedam berada diatas pangkuannya.
"Hngg."
Jelas saja faktanya bahwa Yedam itu adalah orang yang sangat sensitif bila kulit nya bersentuhan dengan orang lain, apalagi jika itu Doyoung.
Telapak tangan Doyoung yang kasar menyentuh kulit nya yang halus dibalik kaus. Doyoung genggam pinggang ramping itu, membuat Yedam merinding tak karuan sebab telapak tangannya yang kasar.
Kini Doyoung beralih pada bibir manis sang pujaan. Tak urung tangannya merayap keatas dada, dan mencubit sesuatu disana.
"Uhm, ah!" Yedam melepas ciumannya, "Jangan disitu! Nanti mama denger gimana?"
"Enggak bakalan, mama pergi, ayah tidur di lantai tiga." kata Doyoung sambil tersenyum kiri.
"Nggak usah senyum—anggh ... By!" kesal Yedam karena tiba-tiba Doyoung mencubit dada nya lagi.
"Hahaha." tawa Doyoung, "Dah sana mandi."
"Lanjut aja."
"Jangan sekarang, amour." peringat Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [END]
Fanfiction[Action] [Romance] [DoDam] Tidak ada yang patut dibenarkan dari tindakan mereka berdua, dua sejoli yang hidup dikubangan kriminal, mereka tetap seorang penjahat. Dan kita mengulik akan jadi seperti apa akhirnya, disini. ------ [Start : 20 Juni 2021]...