06. Feigned

784 177 18
                                    

Hari ini Doyoung tidak bersama Yedam, hanya berkumpul di tempat biasa bersama Hyunsuk, Jaehyuk, Haruto dan satu orang tambahan yaitu Jake. Mereka berkumpul hanya karena jadwal mereka yang sangat longgar. Doyoung menyeruput americano nya, jika bukan karena hasrat ingin menemui seseorang, dia tidak akan membuang-buang waktunya yang tanpa Yedam. Ada yang ia rencanakan hari ini.

"Pacar lo nggak diajak?" tanya Jake, "Biasanya nempel terus kemana-mana."

Doyoung terkekeh, "Pacar lo sendiri? Biasanya ngabarin lo terus meskipun setiap detik lo ngejauhin dia."

Jake menyipitkan matanya heran, "Darimana lo tau pacar gue nggak ngabarin dari kemarin?"

Doyoung tertawa, yang kemudian kembali menyeruput minumannya. Lucu sekali, Doyoung sangat ingin menghantam wajah angkuh didepannya ini

"Tujuh tahun ya? Pantes aja Yedam bucin sama lo, lo kasih apa ke dia?" sindir nya.

"Penting buat lo? Kenapa? Lo iri gue punya pacar kayak Yedam?" tanya balik Doyoung, ia pun membenarkan posisi nya untuk memajukan badan kearah Jake, "Atau lo iri gue bisa sama Yedam?"

Raut muka Jake sangat kentara sedang menahan emosi. Tiga orang lainnya yang melihat itu langsung merasa canggung disini, tapi mereka juga tidak mampu mengalihkan topik. Mereka bertiga seketika menyesal mengiyakan Jake untuk ikut bergabung bersama mereka.

"Hahaha, bercanda kali, muka lo serius banget? Wajar lah, Yedam emang pacar idaman, siapa sih yang nggak iri sama gue?"

Kepercayaan diri yang dilontarkan oleh Doyoung justru semakin membuat Jake panas, apa Doyoung tahu bahwa dirinya suka dengan Yedam dan berniat untuk mendekatinya? Dan sekarang dirinya sedang dipojokkan seperti ini?

Padahal rencana ia bermain dengan teman-teman Yedam itu karena ia ingin memancing Doyoung untuk ikut membawa Yedam, sehingga ia bisa melihat Yedam. Tapi ternyata hasilnya nihil, malah ia yang dipojokkan disini.

"Gue cabut duluan, kelas gue bakalan mulai." katanya dengan suara serak menahan emosi.

Jake berdiri dan hendak berjalan, tapi seketika Doyoung menjulurkan kaki ke samping, membuat Jake tersandung kedepan. Ah sial, Jake benar-benar mencapai puncak emosinya kali ini, kontan tanpa pikir dua kali, Jake langsung bangun dan memegang kerah kemeja Doyoung.

"Maksud lo apa?!" marah nya.

"Oi! Oi!" Haruto pun langsung bangkit.

"Ngapain lo?" Jaehyuk pun langsung melepas cengkraman Jake pada kerah Doyoung.

"Jangan pikir karena ada temen lo, gue nggak berani sama lo! Lo duluan yang mulai, terus dengan begitu temen lo tetep dukung meskipun lo salah? Kalau iya, lo semua nggak ada beda nya."

"Hey, lo ngajak ribut beneran ya? Kalau Doyoung udah gerak, lo yang kenapa-napa!" celetuk Hyunsuk dengan emosi. Bagaimana tidak? Mereka asal dituduh disini.

Doyoung bangkit, dengan senyum masih terpatri diwajah nya, ia cengkram kerah Jake lebih kuat dari yang ia terima tadi. Tapi kemudian ia lepaskan, membenahi kerah Jake.

"Jangan pernah berpikir lo ada kesempatan buat ngedeketin dia mulai sekarang. Atau ini, ini, dan ini bakal gue tusuk." ancam Doyoung sembari menunjuk jantung, perut dan kepala secara berurutan.

Jake menepis tangan Doyoung dari kepalanya, sudah cukup ia menahan emosi, kini waktunya pergi sebelum dia kehilangan kendali.

Selepas kepergian Jake, mereka berempat kembali duduk dengan tenang, keheningan pun melanda. Ah, Haruto masih tidak habis pikir apabila Doyoung marah akan sangat mengintimidasi seperti tadi. Karena memang kalau perihal menahan emosi Doyoung ahlinya, wajar bila mereka sedikit tidak mampu bila Doyoung sudah emosi.

Tak lama, Yedam menelepon nya.

"Kamu lagi ditempat biasa? Aku udah selesai."

"Hm, kesini aja."

"Lagi kesel sama siapa?" tanya Yedam tepat sasaran.

"Bukan apa-apa."

"Oke, aku kesana ya!"

Sambungan pun terputus, beberapa belas menit kemudian ia melihat Yedam dari sini, ingin memasuki kafe dengan cepat tapi malah berpapasan dengan Jake.

Oh, si bajingan ini belum pergi juga dari tadi?

Lihatlah, bagaimana Yedam yang segera ingin memasuki kafe tapi selalu dihalangi oleh Jake. Yedam pun menangkap Doyoung disini, otomatis kelabakan dan memaksa Jake untuk pergi dari hadapannya, tapi cengkraman Jake pada pergelangan tangan Yedam begitu kuat.

"Ah, si bajingan satu ini ...." dongkol Doyoung yang beranjak bangkit dengan jaket nya.

"Mau ngapain lagi dia?" tanya Hyunsuk.

"Lo liat aja ke luar, kak. Pacar nya dicegat gitu." jawab Haruto.

Doyoung keluar dari kafe, tanpa ba-bi-bu ia bungkus kepala Jake menggunakan jaket dan menarik nya dengan paksa lewat pintu belakang kafe. Jake yang tidak bisa bernafas dengan benar apalagi hanya kegelepan yang ia lihat pun cuma bisa meronta-ronta minta dilepaskan.

Masuk ke ruangan kosong yang memang belum ia isi dengan apa-apa, berakhir membanting Jake ke lantai. Doyoung hantamkan pukulan tepat di rahang nya, yang langsung dibalas oleh Jake.

Baku hantam lah mereka ditempat, Doyoung yang selalu telak mengenai Jake, tapi Jake tidak pernah sekalipun dapat mengenai nya. Rasanya bergairah sekali menghajar seseorang yang berani mendekati pacarnya, apa dia pikir dirinya sangat lemah hanya karena selalu bersikap baik dan sabar?

Meskipun Jake sudah terkapar lemah dilantai, Doyoung masih saja terus-terusan memukul nya. Emosi nya gampang memuncak karena Yedam di perlakukan seperti itu didepannya tadi. Siapapun yang menyakiti Yedam seperti itu, sudah jelas akan berakhir seperti pria hidung belang di bar juga Jake.

"Dobby ... ?"

Doyoung menoleh ke belakang, ia dapati Yedam yang sedang terpaku dipintu. Tentu saja Doyoung panik, ia lihat Jake yang sudah lemah dan banyak darah yang keluar dari wajah nya, Doyoung seolah sadar sekarang.

Doyoung bangkit, menatap kedua tangannya juga menatap Yedam secara bergantian, "Kamu, kamu nggak liat semua nya kan?"

Entah karena alasan apa Doyoung selalu tidak ingin melakukan kekerasan didepannya, padahal Doyoung tahu bahwa Yedam sendiri jelas suka membunuh orang-orang yang menyukai nya? Kenapa Doyoung masih tidak suka untuk melakukan kekerasan didepannya?

"Iya, kenapa?"

Doyoung seketika gagap, "K-kamu nggak marah, kan?"

"Kamu mikir aku gitu?"

"Aku nggak sengaja, kamu nggak bakalan mutusin aku kan?"

"Ya enggak lah! Ngelantur kamu!"

Yedam kembali diam, matanya tak luput untuk tidak memperhatikan Doyoung yang sedang mengelap darah di kubu-kubu jari tangan kanan nya.

"Mau dibunuh atau dibiarin aja?" tamya Yedam.

"Kamu mau nya apa?" semua jawaban Doyoung serahkan pada Yedam, lagipula pada akhirnya Doyoung sendiri yang akan membunuh Jake sesuai ancaman yang tak lama ia lontarkan pada Jake, itupun jika Yedam mengizinkannya.

"Bunuh aja."

Jake yang masih sadar pun mengumpat, "Pasangan gila!"

***

Aku update terus ya yang ini wkwkw? Lagi mood aja, kalau suka jangan lupa mampir ke work ku yang lain ya!

Dan jangan lupa vote yang ini juga kalau kalian suka xixixi, makasih!

Head Over Heels [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang