5

55 10 4
                                    

Author pov

"Bertahanlah Jean."

Ia segera mengantarkan Jean ke rumah sakit milik ayahnya, segera ia langsung di bawa oleh para perawat ke ruang UGD. Terutama ayahnya yang langsung berlari ke ruangan tersebut.

Ia hanya duduk dan di beri handuk oleh salah seorang perawat. Lalu ia tersenyum dan berterimakasih. Akhirnya setelah menunggu cukup lama, ayahnya Jean datang dan berterimakasih karena telah menyelamatkan anaknya.

"Terima kasih Dierja, sekarang dia sudah baik-baik saja. Kau boleh pulang."

"Terimakasih infonya, dan terimakasih kembali."

Dierja tersenyum, dan pergi meninggalkan Rumah Sakit tersebut. Namun sebenarnya hatinya sangat berat, melihat sahabat masa lalunya di pukuli habis-habisan. Padahal ia tahu, Jean sangat pandai dalam ahli bela diri. Tapi mungkin itu, adalah penyebab dia selalu pindah sekolah.

Jean tidak bisa mengontrol dirinya.

Dierja Arkasa. Teman lama Jean yang kali ini baru kembali melihat Jean setelah ia berpindah-pindah sekolah. Dierja tidak menyangka akan melihat Jean  di lapangan kemarin.

Mungkin Jean tidak akan melihat Dierja, tapi Dierja melihatnya. Jean yang hari ini telah banyak berubah, bahkan telah banyak tersenyum. Walau begitu ia tidak menyangka, akan satu sekolah lagi dengan Jean.

***

Setelah makan malam berakhir, Juna membereskan semua piring yang kotor. Sementara Nasha pergi ke kamarnya, mencoba menahan kembali semua emosinya. Juna benar-benar khawatir dengan kondisi batin Nasha. Banyak sekali tekanan yang menerpa dirinya.

"Nasha, kakak bawa segelas susu." Juna mengetuk pintu kamar.

Pintu kamar pun terbuka, dan tampak wajah Nasha yang begitu berantakan.

"Astaga Nasha, kamu kenapa?" Juna terkejut sekaligus sangat khawatir.

"hiks... Kakak..."

Suara Nasha begitu gemetaran dan begitu terisak, ia memeluk kakaknya dengan erat. Juna membalas pelukan Nasha begitu erat, begitu erat sampai Nasha kembali menangis di pelukkannya.

"Kakak... Aku benci ayah!" teriak Nasha.

Ia kembali mengingat kejadian 3 tahun yang lalu. Tepatnya setelah sang ibu telah meninggalkan mereka berdua. Keluarga seakan terpecah belah saat papa memutuskan untuk berpisah dengan kami.

Kalimat itu kembali ia dengar, dari adik kecilnya yang tengah patah hati oleh sang papa.

Banyak hal yang mereka takutkan. Sebenarnya mereka tidak ingin di tinggalkan oleh orang yang mereka cintai, sekali lagi.

Setelah Nasha tertidur di kasurnya, sebuah notifikasi chat masuk di ponsel Juna. Juna memandang notifikasi itu dengan kesal.

Whatsapp
Jean
Kak Jun 🥺
23.45

Apa?
23.45

Besok nitip absen, kak Jun kan anggota sosis.
23.45

My weird boyfriend | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang