8

65 10 4
                                    

Author pov

Hari sudah mulai sore, kedua lelaki itu bersiap-siap untuk pertandingan. Setelah semuanya beres, mereka langsung pergi menggunakan motor. Kali ini Sean yang mengendarainya.

Setelah sampai, mereka berdua berjalan menuju lapangan sekolah. Tidak di sangka, ternyata ramai yang menunggu mereka untuk bertanding. Juna, Nasha, dan Bella bahkan ada di sana.

Tampak Marviel dan Dierja sudah menunggu di tengah lapangan. Marviel tampaknya sudah tidak sabar lagi.

"Ternyata kau menepati janjimu ya Jean, berani juga kau." ucap Marviel dengan nada meremehkan.

"Haha, aku membencimu Marviel." balas Jean dengan sinis.

"Ck, terserah aku tidak peduli." jawab Marviel.

Sebelum pertandingan di mulai mereka saling bersalaman terlebih dahulu, namun saat bersalaman Dierja menatap Jean dengan khawatir. Tapi di saat yang bersamaan Jean hanya tersenyum seperti biasanya, dan itu sudah seperti kode bahwa ia akan menang hari ini.

Dierja yang menyadari itu teringat masa lalunya dengan sekilas, lalu ia berusaha membalas senyuman Jean. Namun saat jabatannya di lepas, entah kenapa hatinya terasa berat.

Akhirnya pertandingan pun di mulai.

Bola di oper ke sana kemari, poin demi poin terus di cetak oleh mereka, tak terasa jam demi jam sudah di lewati bahkan matahari pun hampir terbenam.

Mereka ber empat sudah melakukannya dengan semaksimal mungkin, semua orang pun sudah kewalahan untuk terus berteriak.

Hari pun semakin larut, dan saat yang sudah di tunggu-tunggu semua orang kini telah tiba. Pertandingan final sudah datang dan hasil seluruh poin pun akan di umumkan sebentar lagi.

Semuanya tidak menyangka di detik-detik akhir pertandingan, mereka terkagum dengan one hand shoot dan lay up yang di lakukan oleh Jean dan Sean. Mereka tidak menyangka, bahwa mereka berdua begitu pandai.

Dan akhirnya kini permainan selesai.

Dan hasilnya di umumkan oleh Yerina yang sudah mengawasi pertandingan sedari tadi. Berdasarkan semua hasil poinnya, dengan resmi ia mengumumkan Jean dan Sean adalah pemenangnya.

Semua sorak sorai bergembira, dan beberapa pun terdiam mengakui kekalahan Marviel. Tapi tidak hanya sampai disitu, Marviel tidak terima dengan kekalahannya sendiri.

"Apa-apaan ini?!, kalian semua melakukan ini karena membenciku kan!" teriak Marviel begitu geram.

"Dan kau, apa karena para OSIS membenciku kau menjadi tidak adil?!" sambung Marviel.

"Kalau kau ingin pengumuman yang lebih resmi biar coach mu sendiri yang akan mengumumkan ini." ucap Yerina lalu berjalan mundur.

Coach pun maju dan mengumumkan kembali dengan resmi bahwa Jean dan Sean adalah pemenang utama di pertandingan ini. Bahkan dari awal pengumuman sampai selesai, coach nya tidak menatap Marviel sekalipun lalu pergi begitu saja.

Marviel tidak percaya kalau semuanya berakhir begitu saja hari ini, kali ini untuk yang pertama kalinya ia kalah melawan pertandingan seperti ini dan mengecewakan coachnya sendiri.

My weird boyfriend | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang