69

948 137 2
                                        

"Ngapain Mas ke sini?"

Alana kaget karena Adrian menelponnya, ia mengatakan sudah ada di depan kosan Alana.

"Mau ngajakin jalan aja."

Adrian tampak rapi dengan kemeja biru laut sederhana yang dipadukan celana jeans kasual, lengannya digulung sebatas siku.

Alana mengamati motor matic yang dikendarai Adrian. Motor itu dipinjam Adrian dari Fajar kemarin sore.

"Naik motor?"

"Biar kayak Dilan sama Milea." Adrian mengedipkan sebelah matanya, membuat Alana mendengus kesal.

"Apaan? Kayak kang ojol sama customernya."

"Jadi, mau 'kan?"

"Ke mana emangnya?"

"Ke Lembang aja." Adrian berencana mengajak Alana ke restoran temannya yang baru saja buka. Ia diundang untuk menghadiri acara peresmiannya, sekalian saja ia mengajak Alana.

"Kok ngajakin ke sana?"

"Di sana bagus pemandangannya, tadinya mau ngajak naik gunung. Tapi kayaknya kamu nggak ada persiapan. Besok 'kan masih harus magang?"

Alana berpikir sejenak, ada baiknya ia mengiyakan saja ajakan Adrian. Kalau tidak, pasti pria itu memaksa tinggal di kosannya. Itu malah lebih menyusahkan.

"Ya udah, aku ganti baju dulu."

"Aku nggak disuruh masuk, nih?"

"Ngapain, Mas? Ntar kalau kita berdua di dalam malah dikira macam-macam."

"Bercanda, aku tunggu di teras, ya?"

Alana meninggalkan Adrian seorang diri, ia berjalan dengan malas ke kamarnya. Sepanjang jalan ia menggerutu, rencananya akhir pekan ini ia gunakan untuk marathon anime One Piece. Terpaksa ia harus mengubur cita-cita mulianya. Ini semua gara-gara Adrian.

***

"Sesuai aplikasi, Mbak?" Adrian mengulurkan helm kepada Alana, sembari menggoda.

"Mbak? Panggil signora, dutchess juga boleh."

"Nggak sekalian your highness (yang mulia)?" goda Adrian.

"Udah, buruan jalan. Mau aku kasih rating satu?" Alana melotot sambil merebut helm dari tangan Adrian.

"Sadis amat, Mbak?"

Alana malas menanggapi Adrian. Sepanjang jalan ia hanya diam saja. Adrian beberapa kali meliriknya dari kaca spionnya. Alana sadar, kadang ia akan menghadiahi pelototan jika pandangan mereka bertemu sesekali.

"Kok diem?"

"Ntar kalau ngobrol kamu malah nggak fokus nyetirnya."

"Seneng nggak jalan sama aku?"

"Kalau pacar aku tau, dia bisa cemburu." Alana sengaja menekankan kata pacar. Adrian tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

"Edgar maksudnya?"

Alana malas berbicara dengan Adrian, ia sedang dalam mode marah bukan ramah. Kalau ia beramah tamah kepada Adrian yang ada pria itu malah merasa kesenengan dan besar kepala.

"Udah, nggak usah bohong lagi. Aku tau kamu nggak jadian sama dia."

"Sok tau!"

"Taulah. Kamu 'kan masih belum bisa move on dari aku."

"Kepedean!"

Alana memundurkan lagi duduknya, kini jarak keduanya semakin terbentang lebar, cukup untuk ditaruh baskom. Siapa saja yang melihat pasti tau kalau kedua orang itu sedang terlibat konflik.

Teman Tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang