Pengakuan 🗣

96 6 2
                                    

          3 hari sebelum aku berangkat, aku disuruh ibuku untuk belanja pakaian, persiapan buat ke Pare
" bunda, aku berangkat ya?"
" iya, hati - hati bunda nitip Opic ya dev"
" iya bunda", kemarin malam aku memang sudah mengajaknya duluan buat nemenin aku belanja, kita menaiki motor seperti dilan dan milea, tapi kita gaada hubungan aja. Sesampai di Pakuwon city mall Surabaya, aku memang memarkirkannya di dekat pintu masuk
" sudah sampai" kataku
" iya" , aku ingin melepas helmnya, biar romantis
" opo se, rausah ngene, alay" ( jangan seperti ini ) , sambil tersenyum.

Kami pun berjalan mengelilingi bangunan besar yang dapat menampung sekitar 3000 orang serta 2 juta produk di dalamnya,
" kalau misalnya aku ada cewek", sambil berjalan
" napa?" Jawabnya cuek
" entar kamu sendirian"
" kan udah ada kamu", seketika suasana menjadi hening dan aku melanjutkan belanja beberapa baju dan celana, seiringnya waktu.
" pic, makan disitu yuk", sebuah resto kecil
" ayo", aku tau itu adalah makanan kesukaannya, nasgor 96
" mbak mau pesen nasi goreng spesial satu, tambah telor, gausah pakai sayur, boleh sih dikit aja ya mbak, terus pas masak telornya di dadar aja mbak, kalau bisa tambahin garam dikit di telornya, minumnya es teh manis mbak, kamu apa?" tanyanya
" ruwet nek kon mesen" ( ribet kalau kamu mesen )
" aku nasgor sosisnya aja satu, es teh manis" pesenanku,
" oke, silakan di tunggu, ini nomernya ya mas"
Kami duduk bersebelahan, tidak ada topik yang ingin dibacarakan saat itu, kita hanya melihat anak kecil main di playground besar di tengah - tengah foodcourt yang sudah ada dari dulu, gatau juga kenapa di taruh disitu.
" Opic, aku mau ngomong sesuatu" katanya
" apa"
" ini mas pesanannya" kata pegawainya
" mbak, bisa nantian ga sih, ini saya mau ngomong" sebuah bentakan dari Devi, aku hanya bisa melihat
" gini pic, jadi kita kan saudara jauh nih, terus kadang kita juga vc kan, dan aku ada rasa sama kamu, aku mau kita pacaran" katanya, saat itu juga aku terkejut, gatau harus bilang apa
" aku ga butuh jawaban kok pic, cuma ingin kasih tau aja rasa yang aku pendam selama ini", aku masih tidak percaya bahwa Devi mempunyai perasaan itu.

Seusai makan dan belanja, aku pun mengan-tarkannya pulang, pikiranku saat itu benar - benar kosong, entah apa yang ku pikirkan
" aku masuk ya pic" saat sampai di depan rumahnya
" iya, aku duluan juga"
" hati - hati" katanya,aku benar - benar tidak bisa menyangka kejadian itu telah terjadi,
" kenapa sih pic, kok murung gitu" tanya mama saat aku berada di ruang tamu
" gapapa kok ma"
" kenapa sih, cerita sama mama" mama mendekat
" jadi intinya itu, Devi punya perasaan ke aku ma, sedangkan aku ga punya perasaan ke dia, aku nggak tau harus berbuat apa"
" ya kamu berterima kasih aja ke Devi" tiba - tiba bapak ikut
" gitu doang pak?" Tanyaku
" hargai dia yang sedekat nadi, sebelum menjauh seperti matahari, kan dia sudah nemenin kamu beli baju, ya kamu terima kasih aja" kata bapak
" betul kata bapak kamu, bapak tambah romantis aja" mama memeluk bapak sambil tatapan cinta, geli lihatnya, aku langsung memasuki kamarku, rebahan seolah semua tidak apa - apa.

Aku memakai baju rapi berjas berwarna putih dan berdasi, di gedung besar seperti orang nikahan,
" selamat ya nak, ga terasa habis ini mempunyai keluarga" kata mama
" siapa yang nikah ma?" Tanyaku
" kan kamu, pake pura - pura lupa lagi"
" sama siapa?" Tanyaku yang semakin bingung
" ayo maju itu" kata mama, disana sudah ada penghulu, aku berjalan dengan pikiran kosong
" ini kenapa ya pak?" Tanyaku bingung
" kan kamu mau nikah nak" kata penghulu
" ha,sama siapa pak?" Terkejut
" sama itu" sambil menunjuk wanita itu
" Devi?" Tanyaku
" iya, selamat ya nak"
" maksutnya apa ini, salah orang mungkin pak" aku menolaknya
" he nak" tiba - tiba kata mamaku sambil marah, dan menampar ku,
" nak, bangun" lanjutnya
" aku gamau nikah sama Devi ma" penolakan ku
" paan si, ini udah adzan shubuh"
" ayo solat " kata mama
" iya ma" aku lega, ternyata itu hanyalah mimpi

        Sinar matahari yang kembali berfungsi untuk mencahayai bumi, serta awan putih dengan sedikit lagu "pemuja rahasia", menemani sarapan keluarga kami.
" Opic, bangunin kakak mu dulu" suruh mama
" iya ma" , aku menuju kamar kakak ku, kakak ku memang susah di bangunin
" kak , sarapan yuk"
" bentar" , aku langsung membuka tirai
" pic, silau lho!" Bentaknya
" yaudah, nanti dimarahi mama ga ikutan"
" iya - iya ini", akhirnya dia menuju tempat ruang makan.
" Opic nanti habis dhuhur ke RS ya" kata bapak
" ngapain?"
" kamu swab dulu sebelum ke Pare "
" okey, nanti yang nganterin?"
" kakak mu" seketika muka kakak ku kesel, dia paling mager kalau di suruh - suruh, paling suka drakor an di kamarnya, ber jam - jam. Setelah swab, susternya bilang bahwa hasilnya akan diberitahu besok, akan tetapi saat aku swab, ada kakek - kakek aneh melihatku dengan tatapan kosong, seperti punya dendam padaku.

         Saat malam hari, aku ingin bilang sesuatu ke Devi bahwa lusa aku akan berangkat
" Dev, bisa vc nggak?"
" bisa" , aku pun melihat wajah dia
" Dev, 2 hari lagi aku berangkat ya"
" iya"
" makasih kemarin udah mau nemenin"
" sans bae", saat kami canda tawa aku melihat kakek itu di belakang Devi, sambil menatapi dengan penuh dendam
" eh dev"
" napa?"
" itu belakang mu sapa dev?" Tanyaku penasaran
" ga ada anjir, ga usah nakut - nakutin kali", aku berusaha melupakannya. Aku menyudahi Vidio call ku dengan Devi dan melihat instagram ku, biasa lah melihat followers dan like, akan tetapi ada yang aneh, aku melihat story kakak ku saat aku di swab, kakek itu sedang melihat ku, aku bingung entah siapa itu.Tiba - tiba saat aku tidur aku melihat kakek itu di cermin depan kamar mandi, aku spontan langsung menidurkan badanku untuk persiapan lusa berangkat sendirian, biarkan sendirian, lagian tidak semua rasa harus dirasakan.



        

ANGKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang