Kesempatan 🫂

25 3 0
                                    

          Malam itu adalah malam pertamaku di Pare, bersama teman - teman, disertai bulan dan bintang juga dengan awan tipis yang menjadi bumbu pemanis.
" kita duluan ya" pamitku
" iya"
" hati - hati ya pic" kata perempuan itu, namanya adalah Raina, entah mengapa setiap aku mendengarnya, pada dasarnya memang telinga yang  berfungsi, tapi entah kali ini hatiku ikut getar, anjirlah. kami memang harus pulang sebelum jam 22.00 bagi laki - laki, memang peraturan stand,
" lu suka Raina?"  tanya nopal
" nggak, b aja" bohongku, sesampai di stand aku menaruh sepeda dan seperti biasa ibuku selalu menanyakan kabarku dan disambung oleh..., Devi
" kabarmu, gmn?"  tanya dia
" baik, km?"
" baik,"
" yaudah, aku tidur dulu ya capek, tadi habis nongki"
jawabku
"Iya aku juga tadi, yaudah dah" pamitnya
" okey",  setelah itu aku ingin mengisi air di suatu wadah yang biasanya dibuat minum, gelas, sekilas aku melihat Awim sedang Video call, sepertinya sama doinya
" sama siapa dia?" tanyaku ke Adi, karna dia sekamar
" biasa halu sama kayes"
" serius?"
" iya, liat sendiri aja" dengan bergegas aku melihatnya, ternyata benar, lagi nge halu, dia sapa aja tidak mengenai objeknya, kasihan.

          Seperti biasa, kipas angin yang mengenaiku serta hawa dingin yang pastinya membuatku bangun di pagi hari, disambut dengan ketukan keras, serentak kami sekamar solat berjamaah di kamar, dan kegiatan rutin, Morning club, di pagi hari kami memang di kasih beberapa vokep dan daily expreesion, tiba - tiba tutorku membuat peraturan bagi yang bangunnya telat, disuruh untuk membuat quotes, sehingga tadi yang telat Awim, karna halu
" yang tadi telat adalah, Awim" kata Bro.Andre
" iya lah, kemarin aja nge - halu mulu" kata Adi
" singkat aja ya bro" nego Awim
" iya"
" Sendiri itu menyenangkan, berdua itu melengkapkan, buktinya bahagia Nabi Adam di surga, tidak sesempurna saat Hawa belum tericipta", kata - kata itu membuat hatiku yang awalnya tertutup, menjadi terbuka, aku memang harus melupakan kejadian itu,
ting....,ting....
aku melihat hp sekilas, tenyata ada notifikasi, jarang pagi buta ada yang nge - chat
" ini Opic ya?"
"iy, ini sp?", kalau nggak kenal, aku memang jual mahal
" ini Raina, yg kemarin"
" iya", hubungan itu lanjut hingga kelas mau mulai, aku merasakan lagi yang namanya cinta, kami pun bertemu saat aku mau memasuki kelas, kebetulan atau rencana tuhan, entah
" hai.." sapa Raina
" hai, kamu kelas mana?"
" aku di zero poin five"
" okey, aku duluan ya"
" iya, semangat" , pagi - pagi udah ada yang boosting, gimana gak semangat,
" hello" sapa ku, didalam kelas hanya ada Hilda, Raiq, Queen, dan Taza. Tiba - tiba Hilda mendekatiku
" lu kemarin nongki sama Raina?" tanya Hilda
" i.....ya, napa emang?"
" gapapa si, dari pada sama dia, mending sama aku" gombalnya
" dih, paan si"
" canda kali, soalnya aku risih liat Queen ama Raiq, mereka kan pacaran"
" emang iya, kalau dilihat - lihat, Raiq pendiem", rasa penasaran keluar
" kalau dia lagi bucin, gila sumpa"
" keren ya, orang kayak gitu"
" iya", secara tidak sadar kami membicarakan mereka di depan Raiq,
" jadi Raiq itu saudaraku, dia kemarin mencret", aku memindahkan topik
" oh.., aku suka banget mencretnya", kok pembahasannya jadi gini
" yaudah balik sana, entar aku kirim"
"  oke", aku merasa malu, ghibah orang didepannya, temen nggak ada akhlaq anjir, seusai kelas, Hilda mengajakku pulang bareng, kita membahas kejadian tadi, iya, kami hanya teman.

         Hari demi hari telah berlalu, hingga hari sabtu dimana hari itu libur, suasana menjadi paling diminati banyak orang, mau jalan - jalan, mau pacaran bagi yang punya, futsal dan lain - lain. Aku mengajak Raina untuk jalan - jalan
" Raina, km kosong ga?"
" kosong si, napa emng?"
" jalan - jalan yuk"
" mager aku, pen rebahan", ya sudah lah, aku pun mengajak Nopal untuk jalan - jalan menaiki sepeda ontel, karna umur kami belum sampai dititik penyewaan sepeda motor, hingga akhirnya kami se - stand main futsal di Holiday Futsal, kami berangkat dan bermain bersama, semua terlihat lancar seperti hubunganku dengan Raina.
" capek anjir" kata Adi
" mbari ngene mesti teler kabeh" ( setelah ini pasti tidur) kata Yudhis, dia benar, semuanya tidur dari dhuhur hingga menjelang maghrib,
" km ngga jalan - jalan?" tanya ku ke Raina, dalam dunia virtual
" ngga, tp tmnku mau ngajak ke cafe si"
" owh", saat ini aku memang belum bisa apa - apa, hingga pada malam itu,
" ayo ke depan" ajak Adi
" ayo wes" sambung Yudhis, kami pun didepan ber - empat, sekedar berbincang - bincang membahas kelas, masa depan, dan banyak lagi, ekspresiku saat itu tidak hanya bahagia, sedih mendengar cerita orang lain, penasaran, sampai Raina menelponku
" eh, itu pic ada yang nelpon" kata Adi, aku ingin mengangkatnya, tapi " telpon ada telah berakhir", aku telat menjawabnya, dengan hati bergetar aku melihat list chat ku di Whats App, aku memang selama ngobrol tidak membuka hp sama sekali, aku lihat satu - satu, Hilda menge - chatku
" pic, kalau Raina tembak km, itu cuma dare, kita lg main di cafe, beneran aku nggak bohong" katanya
" serius km?"
" iya, itu dia bercanda pic", Raina pun menelponku lagi
" halo"
" iya rain, ada apa?" hatiku bergetar saat itu, pikiranku kosong
" aku mau bilang sesuatu" katanya
" bilang apa"
" sebenarnya, suka sama kamu pic, tapi aku harus ngomong, kamu mau ga jadi pacarku?" aku benar - benar kaget mendengarnya, tanpa pikir panjang aku menjawab
" iya, aku mau" jawabku, singkat, jelas, padat
" tapi aku minta satu hal, boleh ngga?"
" apa?"
" kita tiap hari kayak biasa aja ya, kalau libur aja kita berduaan" lanjutnya
" okey", kami pun munutupn telpon, seketika nyawaku melayang, hanya kata Raina di hatiku, ku selalu sebut namanya, aku menanti besok untuk mengajaknya jalan - jalan.

*penasaran apa yang membuat opic menutup hatinya??, tunggu buku Friend Zone jangan lupa baca*

ANGKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang