AMBIS

445 47 12
                                    




Sheera memastikan sekali lagi dan benar-benar yakin sekarang, bahwa siswa yang duduk di sebrang kiri bangku nya adalah orang yang berbeda dengan lelaki yang menolongnya kemarin. Postur tubuh mereka memang terlihat hampir sama, tapi wajah mereka jelas berbeda. Lelaki yang menolongnya kemarin wajahnya berbentuk kotak, rahangnya tegas, hidung nya mancung, sorot matanya tajam kulit nya kuning Langsat dan suaranya yang teramat lembut.



Sedangkan siswa yang tengah duduk di bangku sebrang kiri nya memiliki bentuk wajah yang oval, memiliki belahan dagu yang indah, bentuk hidung nya mancung namun terlihat mungil, bibirnya tipis dan kulit nya putih bersih. Si perhiasan yang sempurna ZAYN AKMAL. Sheera tidak mampu menundukkan kepalanya saat siswa itu menoleh dan pandangan mereka bertemu.Saat itu Sheera benar-benar yakin bahwa dia adalah orang yang berbeda dengan lelaki yang menolongnya kemarin, Zayn Akmal memiliki mata yang teduh dan menyejukkan, alis kiri Zayn terangkat tampak dari wajahnya raut bingung saat melihat Sheera.




POV ZAYN


Zayn mengucapkan salam saat memasuki kelas dan langsung menuju mejanya, ia meletakkan tas sekolah nya dan mencari posisi yang nyaman saat duduk di mejanya. Zayn menolehkan kepalanya saat merasa siswi yang duduk di sebrang mejanya memperhatikan Zayn dari tadi. Pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat. "Siapa gadis bermata jernih ini? Apakah dia murid baru di kelas nya?" Zayn bertanya dalam hati.




"Assalamualaikum" Bu Fauzah memasuki kelas.

"Sesuai dengan janji ibu kemarin, hasil ulangan akan ibu bagikan hari ini" 

Zayn hanya mendengarkan, kemarin dia tidak mengikuti ulangan matematika karena mengikuti olimpiade sains di kantor dinas pendidikan kota dan Alhamdulillah kelompoknya keluar sebagai juara.




POV AUTHOR

"Selamat Aisyah Afsheera, nilai ulangan kamu sempurna seratus" Bu Fauzah mengatakan itu sambil tersenyum bangga,dan mengangkat kedua tangan nya untuk bertepuk tangan yang diikuti oleh seluruh siswa di kelas.

Sheera tersenyum lebar, sebenarnya dia sudah terbiasa dengan situasi ini yah, Sheera juga kerap mendapat nilai yang sempurna di semua mata pelajaran yang lainnya di sekolah nya yang dulu. Tapi mungkin karena ini di sekolah baru nya rasanya sedikit berbeda.



Sheera maju ke depan untuk mengambil hasil ulangan nya yg sempurna,tapi saat Sheera kembali menuju meja hendak duduk dia melihat Zayn memandang nya dengan pandangan yang sulit di artikan, mata nya yang bulat meneduhkan seolah memancarkan sorotan tajam. Dan Sheera jelas melihat seringaian di bibir kanannya yang terangkat keatas. Oh Sheera faham betul situasi ini, Sheera yang menjadi juara umum di sekolah nya yang dulu tentu sering mendapatkan tatapan yang Zayn berikan sekarang, tatapan persaingan. Ternyata Haliza benar,si perhiasan yang sempurna Zayn Akmal adalah seorang yang ambisius.

"Aku gak takut sama Zayn, aku gadis pemberani dan periang, ilmu bukan untuk di adu tapi untuk menghilangkan kebodohan dan menggapai ridho Allah" Sheera bergumam dalam hati. Hembusan angin yang masuk ke dalam kelas dari jendela membuat lembar hasil ulangan Sheera terjatuh dan mendarat tepat di samping kaki Zayn




Sheera sudah membungkuk untuk meraih lembar ulangan nya, tapi tangan kanan Zayn sudah lebih dulu meraih lembar putih tersebut. Sheera refleks menjulurkan tangannya untuk meraih lembar ulangan nya dan berkata "terimak.........." Belum sempat Sheera menyelesaikan ucapan terimakasih nya pada Zayn, Zayn sudah secepat kilat  mencondongkan tubuhnya ke arah kanan untuk meletakkan lembar ulangan nya di atas meja Sheera. Zayn kembali duduk tenang sambil membuka buku pelajarannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan jelas mengabaikan keberadaan Sheera.

YA MUQALLIBAL QULUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang