kau tak bisa lari dari cengkraman harimau yang marah
***
Sudah sejam lamanya Daniyal dan kawananya menunggu kedatangan gadis berhijab itu. Amna tak kunjujng datang juga. Membuat Daniyal semakin geram akan keberanian gadis itu. Amna berhasil menghindari mereka. Namun, Daniyal dan kawananya tak akan berhenti mengincar gadis itu. Mereka bertekad akan membuat Amna menemui mereka apapun yang terjadi.
Waktu menunjukan pukul 09.30. Bel istirahat berbunyi. Amna tak beranjak dari tempat duduknya. Tak seperti biasanya ia selalu girang menuju kantin bersama Safa, Fathan, dan Rafi. Kini ia hanya duduk diam di bangkunya sembari memabca novel kesukaanya.
" Kenapa kamu nggak mau ke kantin, sih? " Tanya fathan yang barau saja mengajaknya pergi ke kantin bersama.
" Aku masih kenyang. Aku sarapan banyak banget loh tadi dirumah. Kalian pergi saja tanpa aku. " Ujar Amna dengan pandangan masih tertuju pada novel yang dipegangnaya.
Tok!Tok!Tok!
Suara ketukan itu membuat Amna berpaling dari novel yang dibacanya. Jantungnya berdebar. Namun ia berusaha tetap tenang melihat sosok yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya yang terbuka lebar. Amna menataap Safa seraya memberi isyarat padanya agar tak membeberkan hal itu pada Fathan yang masih berada di ruang kelas bersama mereka.
" Permisi ketua osis yang terhormat. Bisa nggak aku meminjam salah satu teman kelasmu? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan pada gadis manis itu. " Jari telunjuk Daniyal berarah pada Amna serta berbicara dengan berlagak ramah.
" Ada perlu apa kamu sama Amna? " Tanya Fathan mengintrogasi. Kini Daniyal berlagak tersenyum ramah sembari menatap Amna. Ia mendekat serta duduk di bangku kosong milik Safa yang sedang berdiri, tepat di samping Amna.
" Aku ingin mengembalikan uang yang aku pinjam kemarin padanya. Benarkan? " Sahut Daniyal sembari menyodorkan lipatan uang berjumlah 20.000 rupiah. Amna tak menghiraukan celoteh lelaki disampingnya itu. Matanya terus berfokus pada novel, Namun, tidak dengan pikiranya yang sudah berkecamuk.
" Dia tenang sekali, ya. Dia memang setenang ini? " Ucap Daniyal sembari mengelus-elus kepala Amna yang dibaluti hijabnya. Seketika Fathan menghampiri dan menggenggam erat tangan Daniyal yang dengan lantangnya memegang kepala Amna. Daniyal melontarkan tatapan sinis pada Fathan. Mereka berdua saling beradu pandang.
" Berikan saja uangnya dan jangan sentuh dia. " Ketus Fathan. Daniyal melempar uang itu tepat di depan Amna. Ia kemudian menepih tanganya yang digenggam Fathan hingga tangan itu terlepas dari genggaman erat Fathan. Tanpa sepatah kata lagi yang ia keluarkan, ia pun beranjak dari kelas itu.
Amna mengambil lipatan uang itu begitu Daniyal pergi hingga tak terlihat lagi walau sehelai rambutnya. Ia menyadari dalam lipatan uang itu terdapat sebuah kertas. Ia langsung memasukanya di sakunya. Ia sama sekali tak ingin membaca isi tulisan pada kertas yang tersembunyi dibalik selembar uang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Kau Beri (LYKB)
Teen FictionWARNING!!! cerita ini mengandung adegan kekerasan... Sisipkan vote atau komenya ya.. biar author semangat nulisnyaa... Amna Dairah adalah seorang gadis periang dan cerdas. Ia selalu tersenyum dan menjalani hari harinya dengan bahagia. Namun, seroang...