Daniyal dan anggota gengnya, termasuk Fiza, di keluarkan dari tahanan siang ini. Namun, mereka tidak di keluarkan begitu saja. Ayah Daniyal menyuruh seorang polisi yang merupakan sepupu Daniyal untuk membuat mereka menulis surat yang di tanda tangani di atas materai 6000. Di atas selembar kertas, mereka harus menulis permohonan maaf juga surat perjanjian agar tak mengulangi perbuatan mereka, termasuk mabuk-mabukan.
Ke lima orang itu duduk berjejeran sembari menulis di atas kertas HVS kosong. Apakah dengan menulis surat itu mereka akan berubah? Tidak. Daniyal tidak akan berubah semudah itu. Ia hanya menuruti perkataan ayahnya juga sepupunya agar ia bisa bebas dari sel tahanan, begitu pun dengan Fiza, Kamil, dan Abil.
"Ray beruntung banget ya nggak datang malam itu," ucap Kamil.
"Iya. Beruntung banget tuh anak," tukas Abil.
"Kalau ada Ray pasti seru," sahut Kamil lagi. Mereka berdua melirik Daniyal yang hanya diam saja. Ia terlihat sangat serius menulis surat itu.
"Kayaknya setelah ini Daniyal bakalan taubat beneran deh," canda Kamil. Abil dan Fiza terkikih mendengarnya.
"Jangan ganggu aku," ketus Daniyal yang masih tidak mengalihkan pandanganya seraya mengayunkan pena di atas selembar kerta HVS.
"Kali ini ayahku serius mau ngirim aku ke Mesir," ucap Daniyal. Tawa menggelegar dari kedua anggota gengnya, membuat dirinya seketika menatap kedua lelaki itu dengan tatapan sinis. Tatapan itu berhasil membungkam tawa mereka.
"Mesir?" tanya Fiza. Daniyal menaikan alisnya.
"Kenapa harus Mesir, sih. Kenapa nggak Amerika, Inggris, atau Jerman? " Fiza kembali terkikih membayangkan kata Mesir.
"Seorang Daniyal akan dikirim ke Mesir. Aku penasaran dia akan jadi apa di sana," sambungnya lagi.
"Entar dia sembunyi di belakang piramida tiap kali ketahuan ayahnya mabuk-mabukan," canda kamil. Fiza dan Abil tertawa terbahak-bahak mendengar canda Kamil. Mereka tak bisa membayangkan seorang Daniyal akan tinggal di Mesir. Sangat tak cocok untuk sikap dan sifatnya seperti itu.
"Bayangin aja, nih. Kalau Daniyal benar dikirim ke Mesir sama ayahnya, terus pulang ke Indonesia dia tiba-tiba jadi pak ustad." Kamil tak henti-hentinya melontarkan candaan. Lagi dan lagi membuat Fiza dan Abil tertawa hingga perut mereka sakit. Daniyal hanya bisa menghela napas mendengar candan Kamil akan dirinya. Untung saja keempat orang itu adalah sahabatnya. Hanya mereka yang berani bercanda pada Daniyal seperti itu.
***
Daniyal tiba di rumahnya. Ia di kawal Hamza, sang sepupu yang berprofesi sebagai polisi. Ayah Daniyal yang meminta keponakan kesayanganya itu untuk mengkawal Daniyal agar ia tak kabur begitu bebas dari tahanan. Ibunya telah menyambut dengan hangat kedatangan putra kesayanganya. Pelukan hangat langsung ia berikan begitu Daniyal menginjakan kaki di halaman rumahnya.
"Masuk!" pintah ayah Daniyal yang masih geram. Di dampingi ibunya, ia memasuki rumahnya. Ibunya akan berada di sampingnya, berjaga-jaga jika ayahnya akan memukulnya lagi. Hamza mengikuti mereka dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Kau Beri (LYKB)
Genç KurguWARNING!!! cerita ini mengandung adegan kekerasan... Sisipkan vote atau komenya ya.. biar author semangat nulisnyaa... Amna Dairah adalah seorang gadis periang dan cerdas. Ia selalu tersenyum dan menjalani hari harinya dengan bahagia. Namun, seroang...